Episode 4: Tidak Terduga

Al menatap informasi di layar ponsel Ibunya itu dengan ekspresi tidak percaya.

"Apakah ini benar-benar Ayahku? Pria ini benar-benar terlihat mirip dengan ku," guma Al sambil menatap lagi foto seorang Pria yang ada di ponsel itu.

Al menatap foto itu dengan rasa penuh ingin tahu, dan mulai memikirkan banyak hal.

Al semakin menjadi penasaran, seperti apakah Ayahnya ini?

Ayahnya lihat seperti sosok yang cukup Misterius.

Ayahnya menghilang?

Hah, padahal Al berharap jika dirinya setidaknya bisa menemukan alamat Ayahnya di internet.

Namun sayangnya itu hanya harapan.

Bagaimanapun juga, yang paling penting setidaknya dirinya sudah menemukan dan tahu soal sosok sang Ayah, yang paling penting Ayahnya masih hidup!

Ini artinya ada sebuah kemungkinan bahwa dirinya suatu saat bisa bertemu dengan Ayah Kandungnya.

Ya, sosok Al kecil itu, sebenarnya sangat merindukan sosok Sang Ayah, walaupun dia tidak pernah mengatakannya dengan jujur kepada Alice, karena takut Alice akan menjadi khawatir.

Jadi, di saat jam santai itu, Al membaca semua informasi tengah Justin Crownely ini, dan semua informasi tentang keberadaannya yang misterius.

Al mengagumi ketika melihat berbagai Informasi soal Pria yang kemungkinan adalah ayahnya itu.

Soal betapa hebatnya dia, terlihat sangat keren dan mengagumkan.

Al mulai berpikir, apakah dirinya jika besar nanti bisa menjadi seseorang yang sangat mengagumkan seperti ayahnya?

Ya, Al kecil benar-benar sangat menikmati ketika melihat semua informasi itu dan sekarang memiliki keinginan baru lain selain bertemu dengan Ayahnya, dirinya ingin menjadi sekeren Ayahnya...

Namun kemudian, ada sebuah pertanyaan besar yang muncul dalam benak Al.

Lalu, kenapa Ayahnya selama ini tidak pernah menemui Mamanya dan dirinya?

Apakah Ayahnya tidak sayang padanya?

Atau jangan bilang, Ayahnya sebenarnya tidak tahu tentang keberadaan dirinya?

Atau mungkin ada masalah antara Ayahnya dan Mamanya?

Al walaupun pintar, namun masih tidak begitu mengerti soal hal-hal yang di pikirkan orang dewasa.

Itu masih terlalu rumit jika memikirkan hubungan antara orang dewasa.

Sampai waktu berlalu ketika Al sibuk itu, dan tepat ketika aja makan siang tiba, Al tidak lupa segera membersihkan historis pencarian, agar Ibunya tidak tahu soal hal-hal yang barusan Al cari tahu.

"Al, sudah bermain ponselnya. Mari kita pergi keluar untuk pergi mencari makan siang,"

Al dengan patuh langsung menyerahkan ponsel itu kepada Alice, lalu segera menunjukkan ekspresi senyum ceria dan berkata,

"Tentu saja, Ma! Al juga sangat lapar,"

Alice mengambil ponsel itu lalu segera mengelus rambut Putranya yang bertingkah patuh itu.

"Hmm, kamu ingin makan apa untuk makan siang ini?"

Al terlihat terdiam sebentar seolah sedang memikirkan apa yang ingin dia makan.

Lalu, tidak lama Al mulai berkata,

"Al ingin makan hamburger,"

Alice lalu tersenyum mendengar permintaan putranya itu, biasanya mereka hanya bisa makan di rumah, makan makanan rumahan biasa, namun memang namanya juga anak-anak, jika diajak keluar pasti yang di cari makanan semacam itu.

"Tapi itu tidak sehat, namun tidak apa-apa sekali-sekali kita makan itu mari kita segera bersiap keluar,"

"Yey! Mama sangat baik!!" Kata Al langsung segera memeluk Mamanya itu.

Setelah bersiap-siap, dan Alice memilihkan sebuah baju untuk Al, mereka segera keluar.

Alice jelas merasa sangat puas dengan baju yang dirinya pilihkan untuk Al.

Putranya benar-benar terlihat sangat tampan mau memakai baju apapun, penampilan Putranya yang sangat tampan dan lucu itu, benar-benar merupakan anugerah.

Ini membuat Alice semakin menyayangi putranya itu dan selalu ingin memanjangkan nya.

####

Siang itu, Alice mendatangi salah satu restoran yang menjual Hamburger di kota tidak jauh dari rumahnya, hanya sekitar setengah jam menggunakan taksi.

Dan, Al bertingkah seperti anak-anak seusianya, dimana Al terlihat sangat antusias ketika memasuki restoran itu.

"Al, jangan berlari-lari seperti itu, di kamu jatuh,"

"Tidak apa-apa, Mama!"

Alice hanya tersenyum melihat ke arah putranya itu, tidaknya dirinya bersyukur jika tidak ada kelainan dalam pertumbuhan Al.

Walaupun, Al sedikit pintar, namun Alice selalu mengharapkan jika Al tidak terlalu memaksakan dirinya dan Al bisa menikmati masa kecilnya, seperti kebanyakan anak-anak di luar sana, bukan untuk belajar, namun untuk bermain-main.

Dan itulah juga alasan, kenapa Alice masih mau memasukan Al ke TK, walaupun sebenarnya Al bisa jika melakukan percepatan dan masuk ke SD.

Tidak apa-apa, Alice cukup yakin jika keputusan yang dirinya buat ini benar.

Keduanya, menikmati siang dengan santai.

Sampai kemudian, Alice ingin kekamar mandi sebentar.

"Al, kamu di sini saja dan jangan kemana-mana,"

Ya, Alice cukup mempercayai putranya, karena putranya cukup pintar, untuk tidak mengikuti orang-orang di luar sana.

Namun sayangnya, sepertinya dugaan Alice salah.

Awalnya, Al terlihat sangat asyik menikmati Hamburger nya itu.

Sampai tiba-tiba, Al melihat sesosok pria memasuki restoran itu.

Seorang Pria yang terlihat memiliki wajah yang familiar!

Tunggu!

Bukankah Pria itu seperti yang ada di foto?

Seseorang yang memiliki wajah yang sama dengannya!

Namun Al melihat bahwa Pria itu, sepertinya akan segera pergi dari Restoran itu, mungkin karena melihat jika Restoran itu begitu ramai, dan terlalu malas untuk mengantri.

Al jelas saja tidak membiarkan itu.

Tidak!

Dirinya harus bertemu dengan pria itu?

Al begitu yakin jika dirinya tidak salah lihat.

Jadi, Al segera meletakkan burgernya itu diatas meja, segera berlari menuju ke arah pria itu.

Sayang sekali, Pria itu segera memasuki mobilnya.

Al yang melihat kejadian itu segera menjadi panik.

Bagaimana ini?

Jika dirinya tidak bisa melihat pria itu dan bertemu dengannya?

Al sekuat tenaga, segera berlari kearah mobil itu, namun dengan kaki kecilnya, Tentu saja itu tidak sesuai ekspektasi, hingga membuat Al kecil terpeleset dan jatuh ketanah.

Itu sangat menyakitkan untuk Al, dan tiba-tiba, Al memiliki keinginan untuk menangis.

Tidak bisa bertamu Ayahnya...

Dan kakinya sakit...

Dari dalam mobil, kebetulan sopir mobil yang dimasuki oleh Pria itu, melihat kearah Al, yang jatuh tidak begitu jauh dari mobil mereka, segera berkata pada seseorang yang memasuki mobil.

"Astaga, Justin! Lihat itu ada seorang anak kecil yang jatuh, dia kasihan sekali, dan di sini Sebenarnya cukup sepi astaga, sana kamu keluar dan membantunya mungkin saja dia berpisah dengan ibunya lalu dia malah terjatuh seperti itu,"

Justin, lalu perlahan menatap ke arah jendela menatap ke arah seorang anak kecil yang hanya terlihat punggungnya itu, ada ditanah.

"Aku tidak memiliki ketertarikan dengan anak kecil, mereka sangat merepotkan dan susah untuk diatur,"

"Astaga, Justin? Kenapa kamu itu begitu tidak punya hati?"

Orang yang ada di kop supir itu, tentu saja segera hendak keluar dari mobil, dan menghampiri Al yang sekarang menagis di tahan itu.

Pria itu segera mencoba menghiburnya,

"Adik kecil, apakah sakit? Mari Paman bantu untuk berdiri..."

Namun Pria itu, menjadi cukup kaget ketika menatap ke arah anak kecil itu.

Anak kecil, yang memiliki wajah yang begitu familiar, yang sangat mirip dengan seseorang menyebalkan yang dirinya kenal.

Astaga!

Kenapa anak ini mirip Justin?

Apakah ini anak haramnya atau sesuatu?

Al masih menagis dengan putus asa lalu berkata,

"Papa... Al ingin bertemu Papa... Disana...." Kata Al menunjuk kearah mobil yang Justin tumpangi.

Pria itu, jelas menjadi sangat kaget ketika anak kecil itu, menujuk ke arah mobilnya.

"Baik, Paman akan membantumu ke sana,"

Pria itu segera membantu Al berdiri, dan mengendongnya.

Berjalan menuju kearah mobilnya.

Justin, dari arah mobil tidak melihat wajah anak itu, namun melihat temannya itu malah membawa anak itu ke mobil mereka, jelas ekpersi Justin menjadi buruk.

Astaga, berurusan dengan anak-anak sungguh merepotkan, temannya ini benar-benar sangat suka membuat masalah untuk dirinya sendiri.

Justin segera membuka jendela mobil, dan berkata pada temannya itu yang sekarang jaraknya sudah cukup dekat.

"Eric, kenapa kamu membawa anak itu kesini segera?"

Ketika mendengar suara dingin itu, Eric bunga anak itu terlihat tidak senang juga dan segera berkata,

"Justin, kamu harus melihat sesuatu yang aku temukan,"

Dan sekarang, Eric gulai menunjukkan wajah anak yang digendong nya itu.

Sekarang, tatapan Al bertemu dengan sosok Pria yang dicarinya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!