Operasi berhasil.

Rymi sudah berada di ruangan yang diminta khusus olehnya untuk melakukan tindak operasi. Meski ini adalah pengalaman pertamanya namun setidaknya dia harus mencoba.

Dia memikirkan hal yang mungkin, lagi pula dia pernah menjahit lukanya sendiri waktu itu, meski yang dijahitnya dulu bukanlah organ dalam perut, namun baginya mungkin tidak akan jauh berbeda.

"Aku butuh beberapa orang untuk membantuku!" pintanya lagi.

Segala macam persiapan sudah dirinya lakukan, termasuk membuat sebuah benang dari gelembung renang ikan yang telah dikeringkan. Untung saja dia tau cara mengelolanya, meskipun tidak sesempurna di dunia nyata namun baginya cukup untuk menjahit usus Kasim Co yang sobek akibat pedang.

Banyak tabib istana yang tidak mempercayai apa yang baru saja mereka lihat, meski pun begitu mereka juga terpaksa bungkam karena apa yang dilakukan Rymi memang tampak meyakinkan.

Kaisar Jung memilih beberapa tabib istana yang dianggapnya mampu untuk membantu Permaisuri Oh, dalam hatinya sungguh ia menaruh harapan besar untuk Permaisuri Oh bisa menyelamatkan Kasim Co.

Rymi memulai operasinya, tempat itu ditutup dan Rymi menegaskan tidak ada yang boleh keluar ataupun masuk selama operasi berlangsung.

Operasi? Mendengar kata itu saja Kaisar Jung tidak tau apa yang akan dilakukan Permaisuri Oh. Apa itu tindakan operasi?

Karena saat ditanya Permaisuri Oh pun tidak juga memberikan jawaban yang memuaskannya.

Tiga jam berlalu, namun tidak juga ada tanda-tanda kalau Permaisuri Oh akan keluar dari ruangan itu.

Barulah saat matahari sudah akan terbenam Permaisuri Oh keluar dari ruangan itu dengan muka letihnya.

"Bagaimana? Kau bisa menyembuhkannya? Bagaimana keadaannya?" sergah Kaisar Jung langsung pada intinya.

Beberapa orang tabib juga keluar dari ruangan itu, wajah mereka pun sama letihnya.

"Yang Mulia Kaisar, sungguh... Berkat Yang Mulia Permaisuri, akhirnya pendarahan bisa dihentikan, juga luka pada usus dan perut Kasim Co sudah berhasil dijahit?"

"Dijahit?" tanya Kaisar Jung heran.

"Iya!" jawab salah satu tabib.

"Di jahit, dengan apa kau menjahitnya?"

Kaisar Jung bertanya pada Permaisuri Oh yang begitu lelah, dia tidak percaya bagaimana bisa dengan gampangnya permaisuri ini menjahit tubuh seseorang.

"Aku hanya melakukan yang aku bisa, karena terus terjadi pendarahan, jika hanya menempel luka dengan dedaunan lalu membalut lukanya, tentu saja tidak akan berguna!" jawab Rymi seadanya.

"Tenang saja, dalam waktu beberapa jam pasti dia akan bangun, dan kalau bisa jangan biarkan dia bergerak bebas selain berbaring, jahitan diperutnya masih sangat baru!" lanjut Rymi.

Rymi beruntung, karena selama tindak operasi

Kaisar Jung hanya bisa mengangguk teratur, sungguh jika hal itu bisa menyelamatkan Kasim Co, dirinya benar-benar takjub.

Ilmu pengobatan macam apa yang telah Permaisuri Oh pelajari ini.

Diam-diam Kaisar Jung berencana menanyai beberapa tabib istana yang ikut dalam tindak operasi tadi, dia tentunya harus mengetahui dengan detil apa itu namanya operasi.

...***...

"Apa?" Selir Na Ra marah, mendengar kabar bahwa Kaisar Jung memberi kesempatan untuk Permaisuri Oh mengobati Kasim Co membuatnya murka.

Bukankah itu artinya keduanya akan semakin dekat, sudah ada tanda-tanda mungkin saja Kaisar Jung akan menerima Permaisuri Oh.

Perlahan-lahan hati yang telah dibuat buta olehnya itu tentunya akan bisa melihat, apa lagi wajah Permaisuri Oh kini sudah sembuh, dan sialnya harus dia akui begitu cantik.

"Ya Yang Mulia, Permaisuri Oh mengobatinya dengan cara operasi!"

"Operasi?"

"Ya Yang Mulia!"

"Mengapa dia bisa berubah begitu banyak, ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mencari tahu penyebabnya!"

Selir Na Ra bergegas, dia akan menyuruh beberapa dayang untuk memeriksa kediaman Permaisuri Oh, dia akan tau apa ada sesuatu yang mencurigakan. Bukankah dulunya Permaisuri Oh adalah wanita yang tidak memiliki kecakapan akan hal apapun, namun mengapa kali ini terlihat begitu pandai, bahkan hal yang tidak mungkin orang biasa seperti mereka lakukan saja bisa Permaisuri Oh lakukan saat ini.

Rymi sedang istirahat, dirinya juga masih was-was takut saja kalau Kasim Co tidak juga terbangun, besok pagi rencananya dia akan memberikan obat untuk mencegah infeksi.

Hal yang sangat membantunya dalam operasi tadi adalah Kasim Co yang tidak sadarkan diri, hal itu terjadi karena Kasim Co sempat kehilangan banyak darah. Nanti jika Kasim Co bangun, dirinya harus segera memberikan obat untuk penambah darah, untuk menstabilkan kerja organ tubuh.

Kalau saja di dunia ini ada alat untuk ia melakukan transfusi darah, tentu saja Rymi tidak akan sekhawatir ini.

"Tak tak!"

Pendengaran tajam Rymi tiba-tiba saja menangkap sesuatu. Seperti ada orang yang sedang berjalan menuju kamarnya, namun melangkah sangat pelan.

Rymi memfokuskan pendengarannya, dan benar saja suara langkah itu semakin mendekat.

"Aku yakin jika yang datang adalah Kaisar sialan itu tentu saja dia tidak akan datang dengan sembunyi begini!" gumam Rymi.

"Aishhh, ada yang mencari masalah lagi denganku!"

Rymi menunggu langkah kaki itu berhenti, setelah sekian lama akhirnya langkah itu berhenti tepat di samping kamarnya.

Harus kuapakan dia?

Rymi bangkit, dia juga melangkah pelan menuju samping pintu, hingga nantinya begitu pintu dibuka dia bisa langsung menyergap siapa yang akan datang ke kamarnya. Tentunya tamu yang akan datang kali ini sepertinya tidak dengan tujuan yang baik.

Tak lupa belati yang baru saja dirinya buat, senjatanya itu tentunya akan siap sedia melumpuhkan siapapun yang akan berbuat jahat padanya.

Terdengar langkah kaki semakin mendekat, dan pelan pintu pun dibuka, dan "Pranggg!"

Teko kaca berisikan teh itu pecah berkeping-keping karena terjatuh, Rymi juga sudah menyergap dayang itu, mengancam lehernya dengan belati.

"Siapa yang membawamu ke sini?" selidik Rymi.

"Yang Mulia Permaisuri, Hamba... Hamba pantas mati Yang Mulia..."

"Kau pasti tidak bersungguh-sungguh mengatakannya, aku tanya... Siapa yang menugaskanmu datang ke sini, secara mengendap, seperti orang yang takut ketahuan!" berangnya.

"Yang Mulia, Hamba... Hamba diperintahkan yang Mulia Kaisar untuk memberikan teh pada Yang Mulia Permaisuri!"

"Kaisar Jung?"

"Ya Yang Mulia Permaisuri, ampuni Hamba..."

"Brakkk!" Rymi mengubah posisi, kini Dayang itu sudah tertekan di dinding, dengan belati yang hampir mengenai matanya.

"Kau pikir aku akan memaafkanmu dengan mudah? Kau masih berpikiran aku ini bodoh? Katakan, kau mengikuti perintah siapa?"

"Ampuni hamba Yang Mulia Permaisuri!"

"Kau tidak akan bicara meski belati ini menembus sebelah matamu?" ancam Rymi.

"Hamba pantas mati!"

"Cih! Pantas mati! Kau ingin menyelamatkannya hingga akhir, yaaa lakukan lah, itu mungkin juga pilihan yang baik, setidaknya aku tidak mengotori tanganku yang berharga ini untuk membunuhmu!"

"Ampuni hamba Yang Mulia Permaisuri!" mohon dayang itu dengan masih tercegat. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya, kali ini dia sudah membuktikan rumor tentang Permaisuri Oh yang berubah kejam dengan sendirinya.

"Tidak ada pilihan lain, kau katakan dengan jujur siapa yang mengirimmu, atau... Kau mati bunuh diri untuk menyelamatkannya, aku tidak akan rugi jika kau memilih pilihan kedua!"

"Hamba..."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lia Yulia

Lia Yulia

pasti orang suruhannya selir Na ra kan...

2022-12-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!