Semalaman Rymi berpikir, bagaimana caranya mengatasi masalah wajah buruk rupa ini, berkali-kali dia memandangi pantulan dirinya di cermin. "Benar-benar tidak tertolong!" gumamnya tidak percaya, "Pantas saja Kaisar sialan itu tidak menginginkannya, tidak ada yang bisa diambil dari wajah buruk rupa seperti ini!"
"Uang uang, yang aku butuhkan saat ini adalah uang, tunggu? Apa aku punya sesuatu untuk dijual? Seharusnya ada kan, dia ini kan seorang Permaisuri!"
"Tapi aku benar-benar tidak tau apa ada yang bisa aku andalkan selama hidup di sini!"
"Mirisnya bahkan aku tidak mengetahui dari mana aku berasal, ayahku, Ibuku, siapa keluargaku, apa aku ini anak yang terbuang? Mengapa di dunia novel ataupun dunia nyata aku selalu tidak beruntung mengenai orang tua!"
"Hanya Daddyku yang bisa mengerti, Hiks hiks Daddy... Kalau begini aku bisa merindukanmu lebih cepat!"
Rymi menatap ruangan tempatnya tinggal itu sekeliling, tempatnya ini adalah tempatnya para dayang. Dia bahkan tidak tau jalan keluar dari istana.
"Kakak ipar!"
"Shuuttt shuuttt!"
Rymi menoleh, menemukan Putri An dan Putri Yu tampak girang menyapanya. "Aahhh tepat sekali, mereka memang datang saat dibutuhkan, ternyata hidup ini tidak terlalu buruk." gumamnya sedikit lega.
"Kalian di sini?"
"Kami hanya bisa menemuimu sebentar, yang Mulia sudah melarang kami..."
"Lalu untuk apa kalian di sini, bagaimana jika kalian tertangkap?"
"Kami ingin memastikan sesuatu!"
"Apa?"
"Kakak, apa benar kau bisa memanah dua burung dengan satu busur? Istana sedang dihebohkan oleh beritamu!"
"Oh ya? Benarkah?" tanggap Rymi tidak percaya.
"He'em! Apa bangkit dari kematian menjadikanmu memiliki kekuatan super?" Putri Yu mulai berbicara ngawur.
"Kalian berpikir begitu?"
Putri An dan Putri Yu tampak ragu, tapi akhirnya mereka mengangguk juga.
"Anggap saja begitu!" sahut Rymi enteng.
"Yaaahhh..."
Kedua putri itu sepertinya kecewa karena jawaban Rymi yang sama sekali tidak bisa menjawab penasaran mereka.
"Hei kalian, ngomong-ngomong apa kalian bisa membantuku?" tanya Rymi, tidak ada salahnya baginya untuk memanfaatkan orang lain, itupun hanya dua orang ini saja di istana yang bisa dirinya ajak bekerja sama.
"Apa?"
"Jangan macam-macam, aku masih takut akan ancaman yang Mulia!"
"Aahhhh tidak tidak, ini hal yang sangat sepele!"
"Baiklah, apa?"
"Bisa carikan aku pakaian untuk menyamar, aku ingin keluar istana..."
"Haaaissshhh, itu bukan hal yang sepele, itu adalah larangan!"
"Hah? Larangan?"
"Iya, bagaimana bisa seorang Permaisuri keluar istana?"
"Tapi, di film yang biasanya aku tonton bisa!" jawab Rymi sekenanya.
"Hah? Film?"
"Aahhh, maksudku semacam drama!"
"Oohh Drama? Sejak kapan Kakak punya waktu untuk menonton drama?"
Aahhh sudahlah, mau kujelaskan sedetil apapun dua orang kuno ini tidak akan mengerti!
Rymi menggaruk tengkuknya tidak gatal, lalu dia tersenyum dipaksakan.
"Pokoknya aku harus keluar istana, saat ini ada yang harus aku lakukan di luar sana?"
"Apa?"
"Apa yang akan Kakak ipar lakukan?"
"Semacam... Membuat benteng pertahanan untuk diri sendiri!"
"Pertahanan? Bagaimana cara membuatnya?"
"Untuk itulah kalian harus membantuku, setidaknya bisa memastikan aku keluar dari istana ini!"
"Tapi Kak, Kakak ipar benar-benar tidak diizinkan untuk keluar istana, kalau Kakak ketahuan... Bisa-bisa kepala Kakak dipenggal!"
"Apa?"
"Hemmm, dan kami pun tidak akan selamat!"
Rymi sungguh terkejut, begitu menderita kah permaisuri Oh ini sebelumnya?
Dia jadi ragu untuk meminta tolong, tapi... Bukankah aku ini Rymi, seorang Rymi Arash tidak akan takut pada apapun!
...***...
Setelah meyakinkan kedua putri itu Rymi akhirnya bisa keluar istana dengan menyamar memakai pakaian pria.
"Setidaknya ini lebih baik, bukankah di zaman kuno seorang pria memang selalu diuntungkan dari pada wanita? Aku akan menikmati peranku, haaahhh... Kira-kira harus kemana aku mencari uang?"
Rymi berjalan dan terus berjalan, seraya pikirannya juga ia paksa berkelana, apa kiranya yang ia perlukan setelah mendapatkan uang.
"Siapa yang merasa mampu, maka silakan berkompetisi! Ini adalah pendaftaran yang bebas, siapa saja bisa ikut dan bertarung, yang layak diperhitungkan maka bisa mengikuti seleksi lanjutan!"
Rymi mendengar suara itu, suara yang menurutnya akan mampu menyelamatkannya.
"Bertarung? Bukankah itu terdengar seperti lelucon, aaiishh sudah lama sekali..."
Rymi mendekat menuju kerumunan, melihat begitu banyak warga yang mendaftar untuk ikut kompetisi.
"Permisi, kalau saya boleh tau, untuk apa diadakan kompetisi ini?" tanyanya pada salah satu warga yang menonton. Bahkan Rymi menggunakan kemampuan merubah suaranya, tubuhnya boleh saja tertinggal di sana, tapi tidak dengan bakatnya, jiwanya benar-benar miliknya sendiri.
"Oohh, ini adalah kompetisi besar, pertarungan untuk merekrut pengawal istana dan juga prajurit!"
"Apa? Aku kira yang menang akan mendapatkan uang!" ujar Rymi kecewa. Dia tidak jadi untuk ikut sayembara itu.
Namun langkahnya harus kembali kala dirinya benar-benar tidak menemukan cara apapun untuk menghasilkan uang. Dia tidak memiliki apapun selain tubuh, masa iya dirinya harus jual diri?
"Srashhh!"
Begitu ada jeda saat salah satu peserta memenangkan kompetisi, Rymi langsung naik ke panggung dan menantang untuk berduel.
"Siapa kau?" tanya seseorang yang mengatur kompetisi itu. Semacam panitia kalau di era modern.
"Tidaklah penting siapa aku! Aku tidak butuh nama untuk dikenali!" jawab Rymi menantang, wajahnya tertutup cadar berwarna merah, namun matanya sarat akan permusuhan.
"Lancang! Beraninya kau bersikap tidak hormat!"
Beberapa peserta sayembara langsung menyerang Rymi, dengan cepat Rymi mengambil pedang dari salah satu peserta untuk digunakannya, dia akan menghabisi satu-satu orang yang akan melancarkan rencananya ini. Yah, hal itu semata-mata dirinya lakukan untuk menunjukkan betapa hebat kemampuannya.
"Ting!"
"Crash!"
"Ting Ting!"
"Tak!"
"Brakkk!"
"Bamm!"
"Bugh bugh, Bammm!"
"Crashhh!"
"Ting!"
"Ting Ting Ting!"
"Takkk!"
"Krakkk!"
Dalam waktu lima belas menit saja Rymi mampu menumbangkan semua penyerangnya. Tidak ada luka yang dirinya dapat, Rymi bahkan masih bisa tersenyum meremehkan.
"Harusnya kalian semua memang mengetahui siapa aku, aku jadi merindukan Ayaz jika bertarung seperti ini, tidak ada lawan yang sepadan denganku di sini!" gumamnya, bisa-bisanya masih berpikir tentang dunia nyata.
"Siapa kau?" seseorang bangkit, pakaian mewah itu menunjukkan bahwa dia jugalah orang yang terhormat, bangsawan itu tentunya memiliki kekuasaan, mungkin si penyelenggara sayembara ini pikir Rymi.
"Aku?"
"Ya! Siapa kau?"
"Aku hanya rakyat biasa yang sedang mencoba mencari peruntungan!"
"Mencari peruntungan?" seseorang itu tersenyum saat mendengar jawaban Rymi. "Kalau begitu, kau datang pada tempat yang tepat!" ujarnya.
Saat seorang pemuda itu bangkit, semua orang tunduk memberikan jalan serta sangat menghormati pemuda itu, Rymi cukup penasaran siapa sebenarnya orang itu.
"Apa kau mau bergabung dengan kami?" tanyanya.
"Bergabung? Menjadi prajurit di istana?"
Seseorang itu mengangguk, "Kau bisa aku angkat langsung menjadi pengawal Kaisar negeri ini!"
"Kaisar negeri ini? Yang benar saja?"
Bukankah Kaisar negeri ini adalah Kaisar sialan itu? Berada jauh darinya namun masih satu istana saja aku sudah muak, apa lagi melihatnya terus-terusan, yang benar saja!
"Aku rasa, kemampuanku memang harus digunakan sebagaimana mestinya!" ujar Rymi, dia semakin mendekat untuk mengenali wajah dari pemuda yang baru saja menawarinya pekerjaan ini.
"Yah kau benar! Sudah kuduga kau mengincarnya!"
"Hah? Kau bercanda? Mengincar apanya?" remeh Rymi, "Aku rasa Tuan telah salah paham, banyak sekali yang harus aku lakukan dengan kemampuanku di dunia ini, tapi sayangnya, tidak untuk mengabdikan diri di istana!"
"Lancang!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Lia Yulia
jangankan Rymi...kita yg baca az masih blm bisa move on dr Ayaz😂si psico ganteng🤭lanjut kak...semangat🤗
2022-12-10
0