Permaisuri Oh
Jika pembaca yang sudah pernah membaca Novel "Seranjang dengan Bajingan" BAB 1 di novel ini adalah adegan saat Rymi Arash melahirkan, jadi kalian bisa skip jika tidak mau membaca ulang. Atau kalau mau membaca sekali lagi biar lebih sinkron untuk disambungkan pada BAB 2, silakan saja.
Kemudian BAB 2 barulah novel ini menceritakan Rymi yang berteleportasi ke Dunia Novel.
Oke, selamat membaca!!!
___
"Daddy..."
"Daddy... Tolong aku... Ini sakit sekali Daddy, tolong... Aku seperti mau mati, aahhhh!"
"Rym, aduh Rym, bagaimana?"
"Apa? Daddy harus apa? Daddy, tidak bisa apa-apa!"
"Daddy sakitttt!" Rymi menggenggam lengan Marco, menancapkan kuku tajamnya di sana, sangat keras bahkan membuat lengan Marco berdarah.
"Rym kau, sakiit!" keluh Marco, terasa perih saat kuku itu menancap dalam di lengannya.
"Sakitttt, ini kenapa sakit sekali, apa semua orang melahirkan sesakit ini, Saaaammm kau harus bertanggung jawab, gila, ini sakit, aku tidak mau hamil lagi, tidak mau... Aku tidak mau hamil lagi!" racaunya tanpa sadar.
Selang satu jam Rymi merasakan kesakitan itu, barulah Mike datang. Saat Mike, dokter yang ditugaskan datang, alangkah terkejutnya ia ketika melihat darah yang sudah merembes membasahi sprei. Dan yang dilihatnya juga ada dua manusia yang sama-sama sedang menahan kesakitan.
"Rym..." seru Mike.
"Aku mau melahirkan, pasti mau melahirkan!" adu Rymi saat melihat Mike.
"Tuan Marco, angkat dia, lebih baik bawa dia ke mansion, aku juga bukan dokter obygn, jadi aku tidak punya pengalaman membantu persalinan." jelas Marco.
"Apa? Jadi mengapa kau datang ke sini jika tidak bisa? Kau mau mati hah?" geram Marco.
Di tempat lain,
Sam merasakan kepanikan luar biasa, pasalnya Marco mengabarkan istrinya Rymi sudah sangat kesakitan, ia bergegas menuju mansion, Marco mengatakan istrinya itu akan tetap di bawa ke mansion karena belum bisa dibawa ke rumah sakit.
Sam tetap harus percaya, karena dia juga sudah melihat dulunya Ayaz juga di bawa ke sana dan mendapatkan perawatan yang tak kalah bagusnya dari rumah sakit ternama sekalipun.
Saat sudah sampai, Sam bergegas menuju ruangan dokter Mike, namun beruntung karena di perjalanan dia bertemu dengan dokter itu, Mike mengatakan di mana ruangan Rymi bersalin. Tanpa banyak bertanya lagi Sam langsung saja menuju ruangan yang disebutkan oleh Mike.
Rymi masih juga merasakan kesakitan, "Sialan, ini anaknya Sam benar-benar..." umpatnya pada bayi di perutnya.
"Rym, tidak boleh mengatakan itu, dia itu buah cintamu dengan Sam." ujar Marco mengingatkan.
"Persetan! Cinta apanya? Ini sakit sekali Daddy?" keluhnya lagi.
Tak lama Sam datang, Rymi tidak memedulikan itu, saat Sam mengambil alih tangannya pun dia tidak menghiraukan.
"Sayang, apa sangat sakit?" tanya Sam. Ia benar-benar kasihan melihat Rymi.
"Sakittt, kau mau merasakannya? Ku harap lebih baik kau saja yang melahirkan, aku... Ini sakit sekali!" gerutu Rymi.
Dokter yang menangani Rymi sedang dalam perjalanan, Marco benar-benar mengumpati Mike habis-habisan karena dinilai tidak becus dalam pekerjaan.
"Rym, bertahanlah!" ucap Sam.
Andai saja Rymi bisa dibawa ke rumah sakit, tentunya itu akan lebih baik dari pada harus menunggu dokter seperti ini.
"Ini salahku, aku pikir Rymi belum akan melahirkan, jadi aku tidak merekrut seorang dokter obygn, ini benar-benar salahku!" parau Marco, ia juga ketakutan, takut terjadi sesuatu dengan Rymi.
"Sam, sakit!" keluh Rymi lagi.
"Iya Rym, iya bertahan lah sebentar lagi!"
Namun karena merasa tak kuat dan kondisi Rymi yang mulai lelah, akhirnya pelan Rymi tidak bersuara lagi, matanya mulai sayu, dan saat itu juga genggamannya yang mencengkram kasar di lengan Sam terjatuh.
"Rym..." teriak Sam panik.
Mata Rymi sudah terpejam, Sam mengguncang tubuh istrinya itu, namun Rymi tidak lagi menyahutinya.
"Panggil Dokter Mike Daddy, panggil Dokter Mike!" pinta Sam cepat.
Air matanya sudah berlinang, ia menyesal, benar-benar menyesal tidak membawa Rymi ke rumah sakit.
Bersamaan dengan Marco yang membuka pintu dua orang dokter obygn yang ditugaskan untuk menangani persalinan Rymi pun datang, Marco langsung saja menarik tangan salah satunya untuk memeriksa Rymi.
"Tolong putri saya!" ucap Marco cepat memerintah.
"Mohon tenang sebentar Tuan, mohon tenang!" ujar Dokter wanita itu.
Dokter itu langsung memeriksa kesehatan Rymi yang sudah tidak sadarkan diri.
"Lakukan operasi Caesar sekarang juga!" pintanya.
Mike datang hanya selang beberapa detik saat dokter wanita itu datang, ia yang mendengar itu langsung menyuruh timnya untuk menyiapkan operasi.
Dalam keadaan tidak sadar Rymi dibawa ke ruangan operasi, dia akan melakukan operasi Caesar untuk persalinannya.
Sam benar-benar kalut, dalam hatinya tidak berhenti berdoa supaya tidak terjadi hal buruk apapun yang menyangkut istri dan juga bayinya.
Bahkan dia sudah berpikiran buruk dan mengandai-andai, jika saja sampai terjadi sesuatu dan dia diharuskan memilih, maka tentunya dia akan menguatkan hatinya untuk memilih Rymi, meskipun sangat menyayangi dan mengharapkan bayi itu, tapi tak apa jika dia harus kehilangan bayinya tapi tidak untuk Rymi. Dia tidak sanggup.
Satu jam setengah berlalu, salah satu dokter yang menangani Rymi keluar, Sam langsung bangkit dan menanyakan perihal keadaan Rymi.
"Bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya.
"Istri Bapak kehilangan banyak darah, apa di sini ada yang bersedia mendonorkan darahnya, darah nona Rymi adalah RH+ A, cukup mudah mencarinya jika di sini tidak ada yang sama!" ujar dokter itu.
"Ambil darah saya saja, darah saya sama!" ucap Sam tanpa ragu.
"Baiklah, mohon untuk memeriksakan diri terlebih dahulu, jika sudah dipastikan anda bisa menjadi pendonor maka kami akan segera menanganinya!"
"Baik!" Sam segera menuju ruangan Mike, dia akan menemui dokter itu untuk mengambil darahnya, bahkan dia lupa menanyakan bagaimana bayinya. Apakah selamat atau tidak dia tidak tau.
Marco yang mendengar itu lalu bertanya apakah Rymi bisa diselamatkan, ia sama tak kalah takutnya kehilangan Rymi seperti Sam.
"Bisa! Tapi, perlu diketahui kondisi Nona Rymi saat ini sedang koma, jadi meskipun selamat kita tetap harus berdoa dan melakukan yang terbaik untuk kesembuhannya." jawab dokter itu.
"Bayinya?"
"Bayinya tidak apa-apa, sangat sehat, beratnya 4,0 kg, dengan panjang 5,6. Tuan bisa menjenguknya nanti di ruang rawat, kami akan memindahkannya sebentar lagi!"
Marco bisa bernapas lega, akhirnya meskipun masih belum sesuai keinginannya setidaknya saat ini bayi dan ibunya selamat pikirnya.
"Terimakasih!" ujar Marco, ia benar-benar menghargai kerja dokter yang menangani Rymi itu.
"Sudah tugas kami Tuan!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mayya_zha
hai ka pee.... ceritanya bagus.. inget lahiran anak keduaku jadinya
2023-01-30
0
Cerita Aveeii
ga usah ditya bang basa basi bgt 😭
2023-01-30
0
Mutia Kim🍑
Bar-bar sekali calon ibu satu ini🙂
2023-01-30
0