Rymi bangun dengan tubuh ringkihnya, namun dia tetap berusaha terlihat kuat, ia membuka pintu kuno di ruangan itu, namun tidak ada yang menyambutnya.
"Sialan!" umpatnya karena merasakan betapa mirisnya hidup permaisuri ini, bahkan pelayan pun tidak ada yang mengurusnya.
"Permaisuri apanya? Ini lebih mirip gelandangan, wajah ini benar-benar menyebalkan, tidak di dunia nyata ataupun dunia novel, kenapa selalu yang cantik saja yang diperhatikan?"
Rymi berjalan dengan tertatih, lalu seseorang Putri kerajaan itu melihatnya, "Kakak!" panggil gadis itu.
Rymi tersenyum miris, siapa lagi ini pikirnya, ia benar-benar tidak mengenalnya.
"Siapa lagi ini, aku bahkan tidak yakin kalau wanita ini memiliki orang yang peduli padanya!"
Namun bagi Rymi tidaklah penting mengetahui siapa gadis itu, yang dirinya butuhkan saat ini adalah di mana ruangan penyimpanan obat-obatan, dia harus mengobati dirinya sendiri.
"Kakak! Mengapa berjalan sendiri? Kemana dayang yang ditugaskan untuk mengurusimu?" tanya gadis itu, terlihat cantik tapi tentu saja masih cantikan Rymi di dunia nyata. Rymi berpikir apakah gadis itu seorang putri kerajaan, karena dari novel Permaisuri Oh yang dia baca waktu itu, raja memang memiliki dua adik perempuan yang dekat dengannya? Putri An dan Putri Yu, apa gadis ini salah satu dari mereka? Terlihat dari pakaian mewahnya mungkin saja.
"Kau siapa?" tanya Rymi, lalu kening gadis itu mengkerut mendengar pertanyaannya.
"Kakak masih sakit?" tanya gadis itu lagi, hendak memastikan dengan menempelkan punggung tangannya ke dahi Rymi.
"Ahhh tidak-tidak, aku hanya sedikit pusing, tadi aku hanya bercanda!" ujar Rymi beralasan. Walau dia tidak sepenuhnya berbohong.
"Ah begitu yaaa, kalau begitu Kakak mau kemana?"
Ditanya begitu, Rymi memiliki ide, barang kali saja gadis ini bisa dirinya mintai bantuan.
"Apa kau bisa mengantarku ke klinik?"
"Klinik?"
"Ahhh, apa yaaa? Semacam ruangan untuk kita diobati?"
"Ooohhh, ayo aku bawa Kakak ke tabib istana!"
"Tabib?"
"Iya, bukankah kakak mau berobat?"
Rymi tampak mengangguk, sekarang dia mengerti.
"Atau begini saja, apa kau tau tempat penyimpanan obat di istana ini?"
"Hah? Untuk apa kita ke sana?"
"Aku ingin meracik obat sendiri untuk memulihkan tubuhku!"
"Meracik?" gadis itu tampak heran, lalu meneliti wajah Rymi, mencari keganjalan di sana.
"Kenapa?"
"Apa Kakak bercanda? Aku rasa Kakak tidak sepandai itu!" ujarnya sembari tergelak kecil.
"Apa kau sedang meremehkanku?"
"Ah bukan bukan begitu Kak, tapi jujur saja Kakak tidak pernah mengurusi hal semacam itu, jadi aku sedikit meragu."
"Kalau kau ingin lihat aku yang tidak pandai ini bekerja, cepat kau bawa saja aku ke sana, akan aku tunjukan betapa hebatnya aku!" ketus Rymi. Sialan gadis ini pikirnya, belum tau saja siapa dia di dunia nyata.
Mendengar nada bicara Kakak iparnya yang telah berubah galak, Putri kerajaan yang ternyata bernama Putri An itu bersedia mengantarnya, Rymi pergi ke tempat penyimpanan obat. Selama di perjalanan begitu banyak orang terkejut karena melihatnya, tidak ada yang bisa mempercayai dan menyangka bahwa Permaisuri negeri mereka yang tidak berguna akan lolos dari kematian.
"Mengapa mereka menatapku begitu?" tanya Rymi saat diperjalanan.
"Aahhh, mungkin mereka kecewa!"
"Kecewa? Kecewa karena apa?"
Putri An lalu merangkul Rymi semakin erat, ia sungguh rindu dengan kedekatannya dan permaisuri yang juga adalah kakak iparnya itu, sudah tiga belas hari permaisuri negeri mereka itu tidak sadarkan diri, dia adalah salah satu orang yang bahagia bisa melihat Permaisuri Oh lolos dari kematian.
"Karena Kakak yang lolos dari kematian?" jawab Putri An bersemangat.
"Benarkah?"
Lolos dari kematian? Itu berarti sebelumya aku dan permaisuri ini sama-sama pernah berada di ambang kematian, yah benar! Melahirkan anak Samudra sialan itu benar-benar serasa mau mati.
Rymi tersenyum smirk, miris sekali.
...***...
Rymi melihat beberapa tanaman obat yang sudah dikeringkan, ia mengambil bahan yang diperlukan dan segera meraciknya, beruntung saat di dunia modern dirinya adalah ahli obat dan juga racun, Marco Arash, Ayahnya itu yang adalah seorang mafia telah mengajari banyak pelajaran berharga padanya, yang nyatanya bisa dibawa sampai ke dunia yang kuno sekalipun.
"Kakak benar-benar meraciknya? Apa ini benar-benar bisa bekerja?" tanya Putri An, dia ingin percaya tapi juga meragu.
"Kau bisa melihat hasilnya setelah ini, aku ini sebenarnya adalah orang yang serba bisa!"
"Pffttt!"
"Kau tertawa?"
"Tidak!" Putri An menggeleng cepat.
"Kau adalah orang yang pertama kali berbuat baik padaku saat aku pertama kali datang ke istana ini, entahlah aku hanya ingin mengampunimu saja, padahal biasanya aku tidak selemah ini!" ujar Rymi, ia berkata sebenarnya, karena semenjak dia datang tadinya, mungkin hanya Putri An lah yang bersikap baik padanya. Meski Rymi juga tidak tau, gadis itu benar-benar baik atau hanya sandiwara, di istana adalah tempat yang paling berbahaya menurutnya.
Namun lain halnya dengan Putri An, meski rasanya dia menangkap keanehan dari gaya bicara Permaisuri kali ini, tapi dia juga terharu saat Rymi yang dikiranya permaisuri itu mengatakan kalau dia adalah orang yang pertama kali berbuat baik pada permaisuri saat pertama kali datang ke istana. Dia sangat menyukai permaisuri yang memiliki wajah buruk rupa ini, karena sifatnya yang selalu saja rendah hati, walaupun status wanita itu padahal Permaisuri negeri ini.
"Terimakasih Kak!" ujar Putri An, benar-benar terharu.
Rymi jadi bingung karena Putri An yang sudah menangis terisak, memangnya dia bicara apa tadi?
"Ooh, aku kan bilang akan mengampunimu, mengapa harus menangis?"
"Kakak... Aku terharu, aku takut kau tidak akan kembali lagi, hiks hiks!" ujar Putri An semakin mengeraskan tangisnya.
Astagah dia ini, menyebalkan sekali!
Rymi meminum ramuan obatnya, kemudian ia kembali ke ruangan tempat dia datang pertama kali tadi, dia akan beristirahat sebentar untuk memulihkan tubuhnya.
... ***...
Dua hari berlalu, Rymi merasakan lapar yang teramat di perutnya karena hari sudah sore, namun tidak satupun pelayan yang mengantarnya makanan. Kemarin selama dua hari, Putri An dan Putri Yu lah yang mengantarnya makanan, dua orang putri yang adalah iparnya itu memang cukup baik menurut penilaian Rymi, namun sayangnya tindakan kedua penolongnya itu harus diketahui oleh Kaisar Jung, jadi hari ini tidak akan ada lagi makanan yang datang untuknya.
"Apa yang harus aku makan?" gumamnya frustasi, di dunia nyata dia tidak pernah semenyedihkan ini kalau hanya ingin makan, jadi dia tidak punya kesabaran yang baik saat menghadapi situasi semacam ini.
Rymi berjalan-jalan di sekitar istana, bukan, ini bukan istana, hanya saja masih berada di lingkungan istana, miris sekali saat mengetahui dirinya ternyata ditempatkan di salah satu kamar para dayang, memang tidak ada yang menganggap kehadirannya di dunia ini.
Lamanya berjalan Rymi melihat dua ekor burung yang sedang bertengger di pohon dekat pintu gerbang, seketika terlintas ide untuk memberi makan perutnya yang sudah sangat lapar.
"Kalian! Bisa pinjamkan aku panah?" tanyanya pada beberapa prajurit yang sedang berjaga di pintu gerbang.
Semua prajurit itu menatap heran ke arahnya, seperti dia baru saja menanyakan hal yang sangat tidak masuk akal.
Cih, dasar orang-orang ini!
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
kasihan sekali permaisuri ini ... trs berjuanglah... permaisuri
2023-03-21
0
Sulati Cus
jgn mengumpat anak sendiri g baik 😂
2023-03-21
0
Sulati Cus
ye emang udah jd hukum alam 😂😂😂yg kuat berkuasa yg cantik dan ganteng jd perhatian selalu casing jd perhatian no. uno😂😂
2023-03-21
0