Penghinaan.

Tindakannya itu sempat dijadikan lawakan oleh beberapa penjaga, namun Rymi tidak peduli, dengan cepat dia langsung mengambil alih panah dan busur milik salah satu dari prajurit itu, dengan sigap dan cepat Rymi mengarahkan panah itu pada kedua burung yang menjadi incarannya, kemudian "Craass!"

"Brakkk!" kedua burung itu bahkan jatuh secara bersamaan, Rymi bahkan mampu memanah kedua burung itu hanya dengan satu busur panah.

"Aahhhh!"

"Aaapa yang kau lakukan?"

"Bagaimana? Bagaimana dia bisa melakukannya?"

Tindakannya itu benar-benar mampu membuat kagum siapa saja yang melihatnya. Rymi tersenyum smirk lalu melemparkan kembali panah itu pada salah satu dari mereka.

Tanpa menghiraukan tatapan heran semua orang, Rymi mengambil hasil buruannya itu dan berlalu.

"Baiklah! Itu hanya permulaan, bahkan kalian akan semakin mengagumiku jika tau apa saja yang bisa aku lakukan!"

Rymi membawa burung tangkapannya itu ke belakang, berharap menemukan tempat semacam dapur untuknya mengelola dua burung yang dia bawa, rasa lapar seketika semakin menyiksanya.

Sudah sekian lama mencari namun Rymi tidak juga menemukan tempat yang dirinya harapkan. Dia berjalan ke arah hutan untuk membuat perapian. Bagaimanapun dia tidak bisa jika hanya bergantung pada istana megah itu, bukan hanya orang-orang di sana, bahkan bangunannya pun tidak akan memihaknya.

"Tingkah Permaisuri belakangan ini menjadi aneh, setelah dia bangkit dari kematian dia benar-benar berubah!"

"Kau lihat tadi, dia bahkan bisa memanah, selama ini jangankan memanah, melempar batu saja aku tidak yakin dia bisa melakukannya!"

"Yah kau benar, apa Kaisar mengetahui kalau Permaisuri menjadi aneh seperti itu?"

"Entahlah! Dan juga, kau lihat tatapan matanya itu, aku melihatnya seperti bukan Permaisuri Oh, dia tidak berani menatap orang seperti mengintimidasi begitu!"

"Benarkah? Kau sungguh melihatnya?"

"Hemmm! Dia benar-benar seperti orang lain!"

Dalam sekejap, berita kehebatan yang dilakukan Permaisuri Oh yang dikendalikan Rymi sudah menyebar di seluruh penjuru istana, setelah menyantap kedua burung hasil buruannya itu, Rymi yang sudah bisa memanjakan perutnya merasa harus beristirahat, namun saat matanya baru saja hendak terpejam, tiba-tiba saja seorang pelayan mengabarkan bahwa Rymi harus menghadap pada Kaisar Jung.

"Kaisar memanggilmu, entah apa lagi yang kali ini kau lakukan!" pekik seorang dayang yang sudah tidak lagi muda itu, Rymi tersenyum smirk mendengarnya, memang benar-benar cari mati sepertinya dayang ini.

"Kau yakin sedang berbicara dengan siapa?" tanya Rymi, mata elangnya menatap bagai hendak membunuh. Membuat yang ditatap seketika menjadi ketakutan.

"Beraninya kau menatapku seperti itu!"

"Berani? Bukankah sudah seharusnya seorang Permaisuri memperlakukan pelayannya seperti ini?"

"Kau hanya permaisuri rendahan, bahkan Kaisar sendiri yang mengatakan bahwa derajatmu di istana ini lebih rendah dari seorang dayang, jadi ku peringatkan kau, jangan macam-macam jika masih ingin tinggal di istana, atau Kaisar tidak akan segan-segan membuangmu!"

"Membuangku? Siapa? Kaisar bodoh itu ingin membuangku? Aisshh, aku harap dia benar-benar melakukannya, tapi setelah aku pikir-pikir jika aku sudah masuk ke istana ini, haruskah aku... melakukan sesuatu?"

"Jaga bicaramu! Kau ingin mati? Beraninya kau berkata begitu terhadap yang Mulia!"

"Mati? Hahahaha! Bahkan aku sudah pernah menemui kematianku, kau ingin melihat di dunia ini ada orang yang tidak takut mati, itu aku! Lihatlah wajah ini baik-baik, bukankah menyenangkan melihatku selamat dari kematian?"

"Plakkk!"

Rymi dengan keras menampar pipi seorang dayang itu hingga memerah.

"Ini ku hadiahkan supaya kau bisa lebih sadar, dengan siapa kau bicara, tau sedikit posisimu!"

"Plakkk!"

Dan ini, untuk membuatmu merasakan bahwa ini nyata, aku yang berada di hadapanmu kali ini, bukanlah orang yang bisa kau tindas dengan mudah! Bukankah kau seharusnya menyebarkan pad seluruh istana tentang apa yang telah aku lakukan padamu ini, sungguh! Aku mengharapkannya!"

Brakkk!

Rymi menghempaskan kasar dayang itu kemudian berlalu, dia akan menemui Kaisar Jung sesuai apa yang diperintahkan.

Ini adalah kali pertama Rymi bertemu dengan Kaisar yang nyatanya adalah suaminya itu, lalu dengan kebencian yang menggebu ia pergi menemui Kaisar Jung.

Saat bertemu, nyatanya Kaisar Jung sedang di dampingi oleh seorang selir yang Rymi kita pastilah selir Na Ra.

"Seleranya benar-benar rendahan!" gumamnya tidak percaya, bagaimana bisa wanita yang dilihatnya begitu menjijikan itu bersanding dengan Kaisar. Apa standar kecantikan di zaman ini memang berbeda?

Rymi tidak bisa menahan gelak tawanya, meski ia sudah menyembunyikan itu namun ekspresinya tetap saja terbaca oleh pasangan yang menurutnya sialan itu.

"Apa yang kau tertawakan?" sergah pedas Selir Na Ra.

Rymi menghentikan tawa kecilnya, "Kau menyadarinya? Baguslah!" ucap Rymi santai. Kaisar Jung sampai terkejut dibuatnya.

"Lancang!" pekik Kaisar Jung.

"Maafkan hamba yang Mulia!" sahut Rymi semakin lancar bersandiwara. Sunggub penghayatan karakter yang lumayan, dia bahkan bertingkah seperti Permaisuri Oh sesuai apa yang tersirat dalam novel.

"Lihatlah dia yang Mulia, sudah sepantasnya dia di berikan hukuman karena sudah lancang tertawa di hadapan yang Mulia!"

Dasar rendahan!

Rymi mendengus kesal, ingin sekali ia datang ke sana dan merobek mulut besar selir jelek itu, tapi bagaimanapun ini adalah istana dan ia tidak bisa berbuat sekenanya.

"Berlutut sebanyak dua puluh kali!" titah Kaisar Jung, dia benar-benar membenci Permaisuri Oh, bukan hanya karena istrinya itu telah menghina selir Na Ra, tapi dia benar-benar benci karena Permaisuri Oh harus lolos dari kematian.

Untuk itulah Kaisar Jung memberikan hukuman kedisiplinan pada Permaisuri Oh yaitu berlutut sebanyak dua puluh kali, namun sayangnya yang Kaisar Jung hadapi kali ini bukanlah Permaisuri Oh yang dinilainya bodoh itu, melainkan Rymi seseorang yang tak terkalahkan di dunia nyata, seorang kriminal yang tidak akan kenal takut akan apapun.

Rymi diam saja, bahkan dia menarik sudut bibirnya, menatap Selir Na Ra remeh.

Melihat itu, Kaisar Jung memberang, ia tidak terima dan menegaskan lagi perintahnya.

"Berlutut sebanyak dua puluh kali!"

"Mana mungkin hamba yang adalah Permaisuri ini harus berlutut meminta maaf pada seorang selir!" sahut Rymi sarat akan sindiran.

Baik Kaisar Jung maupun Selir Na Ra begitu terkejut akan perlawanan dari Permaisuri Oh. Kata-kata yang baru saja mereka dengar itu, benar-benar sungguh diluar dugaan mereka.

"Kau sudah bosan hidup? Dengan beraninya kau melawan titah Kaisar negeri ini!"

"Dasar permaisuri tidak berguna, tidak cukup memalukan karena memiliki wajah yang buruk rupa, tapi ternyata kelakuannya pun sudah tidak bisa terselamatkan, dasar sampah ini memang tidak bisa diandalkan!"

Tangan Rymi mengepal, matanya terpejam mendengar hinaan itu, tanpa sadar Rymi merasakan hatinya sakit, mungkinkah karena jiwa seorang permaisuri Oh sebenarnya masih teringgal di tubuhnya? Pikir Rymi, karena jika tubuh ini dikendalikan penuh olehnya, maka seharusnya ia tidak perlu merasakan sakit hati, toh tubuh, wajah, dan hidup yang dihina saat ini juga bukan miliknya.

Seketika Rymi merasakan kebencian terhadap wajah Permaisuri Oh yang menurutnya memang buruk rupa. Karena wajah sialan ini bahkan aku harus menerima hinaan! Memangnya mereka siapa bisa memakiku seperti itu?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

Bagus rymi, jangan mau diinjak-injak 😬

2023-01-30

0

Mak Aul

Mak Aul

Berasa baca komik Thor keren penjabarannya

2023-01-30

0

Lia Yulia

Lia Yulia

tunjukkan siapa dirimu Rym untuk membela permaisuri Oh agar tidak tertindas lagi...saatnya balas dendam...

2022-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!