Menipu adalah keahlian.

"Namanya Tuan Arash!"

"Apa? Marga seperti apa yang pemuda itu kenakan?" Kaisar Jung cukup bingung mendengar kabar yang diterima olehnya. Pangeran ke dua baru saja mendapatkan informasi mengenai pemuda hebat yang mengalahkannya itu, namanya Arash. Sungguh nama yang asing.

"Dia tinggal di hutan, hidup dalam kesendirian, aku sudah mengirimkan sebagian prajurit untuk mencari keberadaannya, ah yaaa di samping itu Tuan Arash ternyata juga pandai dalam meracik obat-obatan." lanjut Pangeran ke dua menjabarkan apa saja informasi yang dirinya dapatkan.

"Hemmm, benarkah? Sehebat itu? Apa dia seorang tabib?"

"Ah ya Yang Mulia, Hamba juga ingin menanyakan sesuatu!"

"Hemmm, apa itu?"

"Tentang Permaisuri Oh!"

D*d* Kaisar Jung tiba-tiba saja bergemuruh hebat kala Pangeran kedua menyebutkan nama Permaisuri Oh, biang masalah itu mengapa tiba-tiba saja bisa membuatnya deg-degan.

"Ada apa dengannya?"

"Sepertinya, Permaisuri menjadi orang yang sangat berbeda!"

Kaisar Jung mengangguk, ya ya dirinya juga memahami itu, beberapa hari ini bahkan begitu banyak hal yang mengejutkan mengenai Permaisuri Oh.

"Kau juga mencurigainya?"

"Hamba tidak bisa mengerti, Permaisuri yang dulunya begitu lemah kini menjadi orang yang tidak takut akan apapun!" ungkap Pangeran ke dua.

"Hemmm... Kemarin dia bahkan mengobati Kasim Co yang terluka parah!"

"Apa?"

Pangeran ke dua terheran, karena beberapa hari ini dirinya tidak berada di istana jadi dia tidak mengetahui berita itu.

"Tentunya kau akan terkejut, aku pun awalnya juga seperti itu!"

"Apa Permaisuri Oh menyembuhkan Kasim Co dengan tangannya sendiri? Muka parah seperti apa yang dia obati?"

"Luka tusuk, saat kami sedang bertengkar salah satu penjaga ingin melukai Permaisuri, lalu Permaisuri menarik tangan Kasim Co sebagai perlindungan diri, hingga Kasim Co harus terkena tusukan pedang itu. Aku sempat memenjarakan dan berniat menghukum mati dia, namun dia berkata bisa menyelamatkan Kasim Co, aku yang saat itu tidak tau harus berbuat apa entah mengapa bisa mempercayainya... Dan harus kuakui, kalau bukan karena Permaisuri Oh mungkin Kasim Co sudah tidak berada di sini lagi, waktu itu Kasim Co benar-benar hampir mati dengan darah yang terus keluar merembes kain balutannya."

Pangeran ke dua ternganga saat mendengar cerita Kaisar Jung. Permaisuri Oh menyelamatkan orang yang sudah terluka parah dan hampir mati, haruskah ia percaya lagi. Ini begitu pelik.

"Operasi! Kau tau cara pengobatan itu?"

"Tidak!" Pangeran ke dua menggeleng pelan.

"Permaisuri Oh menyelamatkan Kasim Co dengan cara operasi, sebuah ruangan tertutup tidak boleh ada siapapun yang bisa melihat bagaimana cara kerjanya, kecuali orang-orang yang memang sudah diizinkan olehnya!"

"Aaahhh, bukankah sangat mencurigakan! Apa mungkin Permaisuri Oh menggunakan ilmu hitam?"

"Tidak!" Kaisar Jung dengan pasti menyanggah tuduhan itu, tentu saja menurutnya bukan menggunakan ilmu hitam, "Tabib yang ikut serta dengan Permaisuri mengatakan Permaisuri Oh menjahit organ tubuh Kasim Co, lalu kemudian juga menjahit perutnya dengan rapi!"

"Menjahit? Seperti menjahit pakaian dengan benang?"

"Hemmm!" Kaisar Jung mengangguk, "Namun benang yang digunakannya berbeda, sebelumnya Permaisuri Oh sudah membuatkan benang khusus dari gelembung renang ikan yang sudah dikeringkan!"

"Gelembung renang ikan yang tidak berguna? Bagaimana bisa bekerja?"

"Entahlah! Aku belum menanyai beberapa tabib yang ikut serta, jadi aku belum mengetahui detilnya, tapi harus kuakui tindakan Permaisuri Oh yang menyelamatkan Kasim Co kemarin, bahkan aku tidak bisa memikirkannya dengan nalarku!"

...***...

"Hahahaha!"

Rymi tergelak keras, mengapa dia tidak memikirkan cara yang begitu mudah untuk mendapatkan uang. Sebentar lagi Rymi berencana untuk mencari satu kedai yang kosong, dia akan menyewanya untuk membuat sumber penghasilan.

Rymi memulai aksinya, sebagai perkenalan akan bisnisnya tentu saja dia harus giat promosi. Dia mulai mencari targetnya, membaca setiap wajah yang lewat di hadapannya, mencari seseorang yang sangat mudah dimanfaatkan.

"Kau... Aku ingin bertanya!" serunya pada seorang dayang.

"Hamba?" tunjuk seroang dayang itu, dia ragu-ragu apakah Permaisuri mereka memang memanggilnya?

"Ya, memangnya siapa lagi kalau bukan kau?"

Seorang dayang itu mendekat, dia baru saja akan mengambil air dari sumur terhenti karena Permaisuri Oh memanggilnya.

"Ya Yang Mulia Permaisuri!"

Rymi mendekat, dayang itu jadi canggung apa lagi sedikit ketakutan karena telah mendengar rumor yang beredar di istana.

"Apa kau pernah mendengar tentang lotre?" tanya Rymi, dia berbisik seolah sedang membicarakan hal yang sangat pribadi.

Dayang itu menggeleng, memang baru kali ini dia mendengar hal semacam itu.

"Hemmm, aku ingin memasang nomor di sana, katanya di pasar ada kedai teh yang mengurus peruntungan semacam itu?"

"Mohon ampun Yang Mulia Permaisuri, Hamba benar-benar tidak mengetahui itu!"

"Aahhh, tidak usah takut, aku semalam tertidur dan memimpikan sesuatu! Kau tau kan aku sama sekali tidak memiliki uang, untuk itulah kau harus membantuku!"

"Membantu? Apa yang kiranya bisa Hamba lakukan untuk Yang Mulia Permaisuri?"

Rymi berbisik di telinga dayang itu, membuat dayang itu mengangguk paham. Hal yang akan dilakukannya ini semacam perjudian, namun tidak menggunakan kartu, hanya bertaruh keberuntungan.

"Aku berjanji akan membagi hasilnya padamu, kita akan bagi sama rata! Tapi, kau harus membantuku, bisa?"

"Aahhh, baiklah Yang Mulia Permaisuri!"

Rymi memberikan empat buah nomor untuk dayang itu mengambilnya.

"Jangan lupa, besok kau sudah harus pergi ke sana!"

"Baik Yang Mulia!" dayang itu pergi, berjalan dengan riang bahagia. Siapa yang tidak menyukai uang, pun termasuk dirinya.

"Aissshhh, rupanya banyak sekali orang bodoh di istana ini..." ujarnya saat punggung dayang itu sudah semakin jauh.

"Ya ya, menipu juga adalah keahlianku! Mari kita sambut apa yang akan terjadi besok hari!"

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***