Buk sari pun langsung melepaskan pandangan nya ke arah dua orang yang mencurigakan tersebut.
"Iya benar Sindi." Tukas Buk Sari sembari melangkah kedepan ingin mengetahui siapa kedua orang itu.
Ketika Buk Sari berada di depan, ia celingukan kesana kemari mencari sosok yang mencurigakan itu.
"Lho ko gak ada Sindi, kemana menghilangnya kedua orang itu." Ujar Buk Sari.
"Ngumpet kali Buk." Cetus Sindi.
"Ya sudah biarin, mungkin hanya kebetulan saja kedua orang itu lewat sini." Ujar Buk Sari.
"Iya kali Buk, ya Sudah kita masuk Buk." Ajak Sindi.
Buk Sari dan Sindi langsung masuk kembali kedalam rumah.
Kini hari pun telah senja, udara dari pegunungan yang meniup terasa dingin menusuk masuk melalui pori-pori kulit.
Sementara di tempat lain.
Andi yang sudah selesai praktek kerjanya lagi bersiap-siap ganti salin di ruangan tempat khusus buat ganti salin, Hari ini Andi memutuskan pulang berhubung hari itu cuaca nampak sangat cerah.
Andi keluar dari ruangan tersebut sambil menggendong tas, dan berjalan menuju pada kendara'annya yang berada di area parkiran.
Setiba di parkiran tepat di dekat kendara'annya Andi langsung melangkah menaiki kendara'annya, lalu di nyalakan, dan setelah itu motorpun melaju keluar dari area parkiran menuju Jalan Raya.
Preeeeng preeenng peng peng.
Suara yang yang keluar dari selongsong knalpot yang di iringi dengan hembusan asap putih tipis , melaju dengan sangat kencang menyusuri jalan Angkasa.
Perjalanan Andi tiba-tiba terhenti dan suara rem terdengar menjerit, ketika Andi menolehkan pandangannya ke pinggiran trotoar sebelah kanan, nampak terlihat oleh Andi dua orang wanita lagi berlari, lalu Andi menoleh ke arah belakangnya wanita tersebut, empat orang lelaki lagi berlari mengejar ke dua wanita tersebut.
"Kasihan dua wanita itu, aku harus memberikan pertolongan pada ke dua wanita itu." Batin Andi bermonolog.
Lalu Andi meminggirkan motornya, kemudian melangkah turun dari motornya, ketika kendara'an mulai mulai sepi, Andi melangkah untuk menyebrang jalan hingga akhirnya Andi telah sampai di bahu jalan sebelah kanan.
Andi berlari ke tika terdengar suara wanita minta tolong.
Toloooong toloooong.
Nampak kedua wanita itu lagi meronta-ronta berontak ingin lepas dari cengkraman empat pria tersebut.
Tanpak mikir panjang lagi Andi langsung melompat sambil menendangkan kakinya ke punggung salah satu lelaki itu dalam jurus kuda terbang warisan dari Toglo.
Wheessss
Buuuuukkk..
Tidak bisa lagi menahan keseimbangan karena dorongan dari tendangan kaki Andi yang keras, membuat lelaki itu jatuh tengkurap.
Sepontan ke tiga temannya langsung melepaskan cengkramannya pada kedua wanita itu, dengan sorot matanya yang liar memandang pada Andi dengan penuh kebencian.
"Bangsat siapa kau?." Tanyanya.
Andi berdiri dengan tenang tesenyum tipis menyeringai.
"Dasar lelaki berengsek beraninya sama wanita." Dengus Andi.
"Hai anak ingusan, kencingpun baru bisa berdiri, mau jadi so pahlawan, hajar anak itu biar nyaho." Serunya.
Kemudian ke tiga lelaki itu langsung menyerbu menyerang Andi begitupun yang tadi jatuh tengkurap langsung beranjak bangun dan melompat menerjang Andi.
Andi salto kebelakang mencari tempat yang leluasa untuk melayani mereka ber'empat.
luncuran pukulan dan tendangan terus mengurung Andi.
Andi yang sudah menguasai bela diri dari jaroni dan Toglo yang sudah memasuki ketahap sempurna.
Langsung bergerak dengan cepat, dalam menghindari serangan demi serangan dari ke empat lelaki itu.
Sebruuuut..
Empat bogem mentah meluncur dari empat penjuru angin mengarah pada kepala Andi.
Dengan gesit Andi merunduk dalam gerakan jurung maung depa.
Ploooosss..
Ke empat bogem itu saling beradu sesama teman sendiri. Andi langsung memanpaatkan keadaan itu, dengan merubah gerakannya dengan jurus kincir sewu warisan dari jaroni.
Dalam kecepatan yang luar biasa pukulan beruntun Andi telah menghantam mereka ber'empat.
Duk
Duk
Duk
Deeaaasss...
Auuugggghhhh....
Mereka mundur terhuyung sambil memegang ulu hatinya, rasa sesak di pernapasan kini mereka rasakan.
Andi menyunggingkan senyumannya dan langsung bergerak melesit ke atas sembari memutarkan tubuhnya.
Tidak bisa di elakan lagi, tendangan dan pukulan Andi mendarat dengan keras pada mereka ber'empat.
Deeass
Deeaasss
Deeaasss
Deaass.....
Auuugghhh...
Mereka terpental kebelakang dan jatuh tersungkur menimpa trotoar jalan.
"Ayo bangkitlah, apa kalian masih ingin melanjutkan pertarungan ini." Tantang Andi.
Tidak satupun dari mereka yang berkata, yang terdengar hanya suara meringis kesakitan, lalu Andi melangkah menghampiri pada kedua wanita yang lagi bersembunyi di balik tembok bangunan sebuah ruko.
"Mba berdua tidak apa-apa?." Tanya Andi.
"Tidak mas, terima kasih ya sudah mau menolong kami berdua." Ujar kedua wanita itu.
"Iya Mba sama-sama, lain kali kalau melintas di wilayah ini kalian mesti hati-hati, karena di wilayah ini banyak sekali kejahatan." Tutur Andi memberi saran.
"Iya Mas, ya karena kami pikir masih sore, tadinya sih kami tidak curiga pada mereka, tapi ketika kami sampai di tempat yang agak sepi, ke empat orang itu malah berjalan dengan kencang, ya terus kami pun berlari karena takut, untung saja ada kamu yang menolong kami, kalau gak ada mas entah bagaimana nasib kami, sekali lagi terima kasih banyak." Ungkap wanita itu.
"Ya sudah, sekarang Kalian berdua cepat pulang, karena ini hari sudah gelap, kalian pulangnya kemana?." Tanya Andi.
"Kami tinggal di Gang Pandan, kami baru pulang kerja." Ujarnya.
"Ya sudah kalian hati-hati." Pesan Andi sambil membalikan badannya lalu melangkah menyebrang jalan memburu pada motornya yang terparkir di sebrang jalan.
Setibanya Andi di motor, ia langsung melangkah menaiki motornya, lalu di nyalakannya, selepas itu Motorpun telah melaju meninggalkan kawasan jalan Angkasa.
Suara motor yang sangat cetar membuat gendang telinga rasanya mau pecah, terus melaju membelah jalanan raya.
Meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan Andi dalam menyalip kendara'an lain, begitu nampak indah bila di pandang dari belakang bersama'an dengan kepulan asap putih menghiasi dalam perjalanannya laksana kapal jet tempur.
Pukul 21.30 menit.
Andi telah tiba di depan rumahnya, yang langsung di sambut oleh gonggongan suara si Gery.
Andi tersenym lalu turun dati motor menghampiri pintu gerbang yang di gembok.
"Berarti Paman Jaroni belum sembuh dari sakitnya." Gerutu Andi sambil merogoh saku tasnya mengmbil kunci gembok.
Ceklek
Ceklek
Gembok pun sudah terbuka lalu di lepas dari cangkolan selot gembok.
Setelah pintu gerbang di buka, Andi mendorong motornya masuk halaman depan rumah, lalu ia kembali lagi ke pintu gerbang untuk kembali mengunci gembok tersebut.
Setelah itu Andi memburu pada kerankeng besi tempat di mana si Gery berada.
"Haloo Gery sahabatku, kamu lapar ya." Berkata Andi pada hewan piaraannya.
Gok gok gok
Si Gery menjawab, dengan kedua matanya memandang Andi penuh persahabatan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Nantikan kisah lanjutannya dari Author amatiran ini.
Jangan lupa like, comentar, Vote, Rat, jadikan favorit bila suka.
Terima kasih atas dukungannya, salam sehat sejahtera dan sukses selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Nunu Hasan
kangen cerita toglo
2024-07-14
0
FT. Zira
🌹mendarat
2024-01-07
1
FT. Zira
berasa nonton film kalo ini mah.. sensainya dapet🤭🤭
2024-01-07
1