Dua tahun kemudian.
Kala itu langit di bumi parahiangan sangatlah cerah, udara pun meniup dengan sejuk dan segar.
Secangkir kopi dan dan makanan cemilan sebagai pelengkap ngopi di pagi itu telah menemani Nandi yang akan segera berangkat ke luar kota untuk masalah kerjaan bisnisnya.
Sedangkan Andi telah berpakaian rapi untuk berangkat Praktek Kerja Lapangan di salah satu perusahan industri Kimia, karena Andi mengambil jurusan IPA Kimia.
Segelas susu telah di sediakan oleh Sindi di meja untuk Andi.
"Andi jangan lupa susunya di minum." Ujar Sindi.
"Iya Buk, Ayah dimana Buk?." Tanya Andi.
"Ayah lagi ngopi di depan, sebentar lagi ayah juga akan pergi keluar kota untuk beberapa hari." Tukas Sindi.
"Jadi Ibuk sendiri dong di rumah." Ujar Andi.
"Ya harus gimana lagi, karena seorang ibuk itu ada sa'atnya sendirian ketika sang suami pergi demi pekerjaan dan anak merantau menimba ilmu di negri orang." Timpal Sindi.
"Apakah ibuk sudah siap di tinggal sendirian di rumah?." Tanya Andi.
"Ya siap gak siap, ya harus siap." Cetus Sindi.
"Aku jadi merasa tidak tega harus ninggalin ibuk sendirian di rumah." Ujar Andi.
"Apa aku batalin aja, minta ijin dulu menunggu sampai ayah pulang." Lanjut Andi berkata.
"Jangan Andi, kamu jangan mencla mencle, terkecuali ibuk lagi sakit terus ayah mu gak ada baru itu kamu kasih alasan yang tepat dan dapat dimengerti." Ujar Sindi.
"Baiklah kalau begitu Buk aku tinggal dulu ya, Ibuk jaga kesehatan ya, aku juga pasti pulang setiap hari.
"Emang kamu gak capek pulang setiap hari, bukankah tempat PKL mu jauh dari sini." Ujar Sindi.
"Ya kalau capek paling aku gak pulang tinggal di mes, kebetulan ada mes yang kosong." Ujar Andi.
Kemudian Andi mengulurkan tangannya pada ibuknya dan di ciumnya punggung telapak tangan ibuknya.
"Assalam mu'alaikum Buk." Pamit Andi pada Sindi.
"Wa alaikum salam, kamu hati-hati nak, ingat jangan lupa yang lima waktu ya, terus Si Gery gimana." Ujar Sindi.
"Iya Buk, Gery biar di sini Buk menjaga rumah, setidaknya Gery bisa mencegah pada orang yang mau berniat jahat, karena si Gery hewan yang terlatih dan insting nya sangat tajam Gery sangat peka pada orang yang tidak baik." Jelas Andi.
"Ya sudah kalau begitu." Tukas Sindi.
Lalu Andi melangkah keluar rumah, untuk menemui Nandi (Ayahnya), Setiba di luar nampak Nandi lagi duduk sendiri sambil menikmati secangkir kopi dan sebatang roko, Andi berjalan menghampiri Ayahnya.
"Ayah aku berangkat dulu ya." Sapa Andi sambil mengulurkan tangannya, untuk memberi salam. Nandi pun langsung menyambut huluran tangan Andi.
Lalu Andi mencium punggung telapak tangannya Nandi.
"Iya kamu hati-hati di sana dan jangan nakal, selama ayah belum pulang, kalau sempat kamu pulang." Ujar Nandi.
"Iya Ayah, akan aku usahakan untuk pulang setiap hari, makanya aku bawa kendaraan juga." Jawab Andi.
Ketika Andi dan Nandi lagi bicara, dari samping sudut rumah di sebuah kerangkeng besi Gery menggonggong keras, seperti ingin ikut bersama Andi.
Andi dan Nandi tersenyum sambil menoleh ke arah si Gery, lalu Andi bergegas melangkah mendekati Gery.
"Ma'af ya Gery kali ini aku gak bisa ngajak kamu, kamu jaga rumah ya karena aku dan Ayah akan pergi." Ujar Andi.
Si Gery pun terdiam seperti mengerti ucapannya Andi.
Dan Andi langsung bangkit berdiri, si Gery hanya menatap kepergiannya Andi.
"Ayah, ku berangkat, Assalam mu'alaikum." Ujar Andi sembari melangkah menuju motor Yamaha Rx king nya.
"Iya hati-hati di jalan." Ujar Nandi.
Preng
Peng peng peng.
Motor telah di nyalakannya lalu di tariknya gas perlahan, kemudian motorpun melaju keluar dari halaman rumah.
Sementara Nandi dan Binatang piaraannya Andi menatap kepergiannya Andi sampai hilang di telan jarak yang semakin jauh.
Lalu Nandi beranjak dari tempat duduknya dan melangkah masuk kedalam rumah.
"Mah mamah." Panggil Nandi.
"Iya pah ada apa?." Tanya Sindi.
"Tadi Andi sarapan dulu tidak?." Tanya Nandi.
"Sudah pah." Jawab Sindi singkat.
"Oh iya papah jam berapa? Berangkat ke luar kotanya,." Lanjut Sindi bertanya.
"Nanti jam sembilanan." Jawab Nandi.
.................
Singkat cerita.
Nandi pun sudah berangkat dengan membawa mobil, ada kerjaan bisnisnya di luar kota yang mesti Nandi selesaikan dalam jangka tiga hari.
Sindi duduk di sopa seorang diri sambil menonton acara televisi.
Sindi yang tidak biasa di tinggal oleh Suami berhari-hari, suasana di rumah nampak sepi dan sunyi walaupun hari masih siang, Sindi merasakan kehilangan di tinggal suami untuk waktu tiga hari bagi Sindi terasa berminggu-minggu.
Dari pintu belakang terdengar suara ketuk pintu tiga kali, Sindi tersontak kaget lalu ia beranjak bangkit berdiri lalu melangkah menuju pintu, ketika suara wanita memanggil dirinya, perlahan Sindi membuka kunci.
Ceklek ceklek.
Lalu tangannya memegang gagang pintu dan di tariknya ke dalam.
"Ibuukk, ayo masuk." Sapa Sindi.
"Iya Sindi, Nandi sudah berangkat." Ujar Buk sari sambil melangkahkan tungkai kakinya memasuki kedalam rumah.
"Sudah buk." Jawab Sindi singkat.
"Berapa hari Nandi di semarangnya?." Tanya buk Sari.
"Katanya sih tiga hari." Jawab Sindi.
"Lalu Andi kemana ko belum pulang." Timpal Buk Sari.
"Hari ini Andi mulai PKL, katanya sih akan pulang, mungkin sampai sini malam, kan lumayan jauh tempat ia PKL nya, apalagi jalur ketempat ia PKL jalur macet paling parah." Tukas Sindi.
"Ibuk di suruh sama Ayahnya Andi kesini?." Lanjut Sindi bertanya.
"Tidak, Ibuk di suruh Bapak jenguk kamu sekalian nayain Nandi sudah berangkat apa belum." Saut Buk Sari.
Ketika itu, di luar terdengar si Gery mengganggong tanpak henti, Buk sari dan Sindi terperanjat lalu saling menautkan pandangannya.
"Ada apa ya buk, tidak biasanya si Gery menggonggong tanpak henti." Ujar Sindi.
"Iya ya, sepertinya si Gery memanggil kita untuk keluar, apa mungkin di luar ada yang mencuriga kan." Timpal Buk sari sambil beranjak berdiri, lalu melangkah menuju pintu depan, perlahan tangan buk sari memegang gagang pintu lalu di tarik kedalam, setelah pitu terbuka buk sari keluar sambil celingukan kesana kemari mencari sesuatu.
"Tapi tidak ada apa-apa di luar, lalu kenapa si Gery menggonggong, apa mungkin ada orang lewat." Gerutu Buk Sari bermonolog.
"Ada apa? Buk?." Tanya Sindi sambil menghampiri Buk sari.
"Tidak ada apa-apa Sin." Jawab Buk Sari.
"Tapi kenapa ya si Gery terus menggonggong, dan hari ini rasanya beda banget Buk, agak serem-serem gitu, aku jadi takut Buk." Tukas Sindi.
"Kamu yang tenang, kan ada Jaroni nanti jaga gerbang." Ujar Buk sari.
"Jaroni sudah dua hari gak masuk sakit demam." Saut Sindi.
Ketika mereka lagi berbincang, ada dua orang yang berjalan didepan gerbang berpakaian jaket suiter hitam dengan kepalanya tertutup, sambil menoleh ke arah Buk sari dan Sindi.
"Buk buk, coba ibuk perhatikan kedua orang itu sangat mencurigakan sekali." Bisik Sindi.
Bu Sari pun langsung melepaskan pandangannya pada kedua orang yang berjalan di depan gerbang.tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
FT. Zira
berasa memiliki ikatan batin😌
2024-01-07
1
Rusliadi Rusli
😕😕😕
2023-03-09
1
Sunmei
2like hadir semangar kaka
2023-01-23
2