Andi melangkah menaiki motornya, setelah motornya menyala Andi langsung tarik gas dan motor melaju menuju Sekolah Putra Bangsa, tiba-tiba Andi menghentikan laju kendaraannya.
"Aduuh, mataku terasa perih begini." Gerutu Andi sambil meraih tas lalu di buka sleting tas itu dan di ambilnya sebotor air aqua di buat kompres mata dan mencuci mukanya.
Dan tanpak Andi Sadari, se ekor Anjing yang sedari Andi pinsan membangunkannya, binatang itu mengikuti Andi.
Gok gok gok.
Andi pun menoleh ke bawah, lalu ia tersentum melebar merasa hatinya terhibur oleh se ekor binatang yang seperti ingin bersahabat dengannya.
"Eeh kamu ternyata ngikutin aku ya, aku mau sekolah jangan ikut nanti kamu malah di jahatin sama orang-orang yang benci sama kamu." Ujar Andi pada sang se ekor Anjing.
Gok gok gok.
"Oh ya sudah kalau kamu mau ikut, tapi kamu tunggu di luar sekolah ya." Tukas Andi.
Setelah matanya tidak terasa perih lagi Andi langsung tarik gas kembali, dan se ekor anjing berlari mengejar Andi sampai ke depan sekolah.
Nampak pintu gerbang sekolah masih terbuka, sebelum memasuki gerbang Andi berhenti sejenak lalu melangkah turun dan berkata pada sang Anjing.
"Kamu tunggu dulu di sini ya." Ujar Andi lalu berlari ke arah pedagang yang menjual daging ayam yang berada agak jauh dari sekolah.
"Pak beli kaki ayam satu kilo berapa?." Tanya Andi.
"Dua puluh ribu nak." Jawabnya.
"Ya sudah bungkus pak satu kilo." Ujar Andi sambil mengeluarkan uang dua puluh rubu rupiah.
Setelah itu Andi pun kembali berlari ke arah motornya yang di parkir depan sekolah bersama Anjing yang dengan setia menunggu.
"Nah sekarang aku mau masuk kelas, dan kamu Tunggu di sini, ini aku bawain makanan kesukaanmu, dari mulai sekarang aku beri nama kau Gery." Ujar Andi sambil memberikan bungkusan yang ber isi potongan kaki ayam lslu di bukanya plastik tersebut.
Gok gok gok.
Gery cuma menggonggong, dan Andi membalasnya dengan ucapan.
"Sama-sama Gery, kau pun telah menolong saya, ingat tunggu di sini dan jangan nakal, aku mau masuk kekas dulu." Ujar Andi sambil melangkah menaiki motornya kembali, lalu melaju memasuki halaman parkiran sekolah.
Dengan sangat tergesa-gesa sekali Andi berjalan menuju kelasnya, setiba di depan ruangan kelas, nampak semua murid-murid sudah menempati bangkunya masing-masing, Andi pun langsung masuk dan memburu pada tempat duduknya.
"Hai Rik, sori aku kesiangan." Ujar Andi.
"Kamu habis dari màna emang?." Tanya Erik pada Andi.
"Tidak, aku kesiangan."
"Ah kamu, aku tau kamu sudah menutupi masalah kamu itu." ujar Erik.
Lalu Andi membisikan sesuatu di kupingnya Erik, mencetitakan tentang dirinya yang di cegat oleh Dude dan kawan.kawan sampai terjadi perkelahian yang sangat sengit.
"Oh pantesan, baju seragammu kusut dan kotor, aku sudah menduga begitu." Tukas Erik.
Tidak lama kemudian guru matematika datang memasuki ruangan kelas.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa sang Guru pada anak didiknya.
"Selamat pagi Buk Guru." Jawab seluruh anak kelas satu.
"Sekarang kalian buka Bab sepuluh ya." Perintah Ibuk Guru.
"Di Bab sepuluh ibuk akan menjelaskan pembagian dan perkalian dalam persenan, bagi kalian yang nantinya bergelut dalam dunia bisnis kredit, nah dengan rumus ini kalian bisa tau pendapatan dari barang yang kalian kreditkan, misalkan kalian mengkreditkan barang, contoh barang elektronik seperti ponsel dengan harga satu juta kalian akan kreditkan dalam jangka sepuluh bulan, nah di sini kalian mau ngambil ke untungannya berapa persen.
1(persen) dari 1 juta \=10 000
Bagaiaman Sangat mudahkan, sekaramg ibu akan tulis rumusnya dan kalian catat." Ucap Ibuk Guru matematika tersebut menjelaskan.
1 juta ×3%\=30 000
30 000×10(bulan)\=300 000
300 000+1 juta(modal)\=1300 000.
Berapakah jumlah nilai kredit yang harus di bayar perbulannya
Kemudian Andi dengan sangat lantang sambil mengacungkan tangannya segera menjawab.
"Iya Buk." Ujar Andi.
"Iya Andi, kamu sudah tau jawabannya berapa?." Tanya Ibuk Guru.
"Jumlah yang harus di bayar perbulannya adalah(130.000) seratus tiga puluh ribu." Jawab Andi.
"Kamu benar Andi." Ujar Ibuk Guru.
"Bagaimana yang lainnya apa sudah mengerti?." Tanya Ibuk Guru pada anak didiknya yang lain.
"Sudah Buk." Jawabnya.
"Syukurlah kalau kalian sudah mengerti, sekarang Ibuk akan kasih PR buat kamu isi di rumah, kalian Catat soalnya." Ujar Ibuk Guru sambil mencatat soal buat pekerjaan rumah di papan tulis.
Setelah itu Guru matematika keluar karena jam pelajarannya sudah habis, di gantikan dengan jam pelajaran yang lain, sampai tiba waktu lonceng berbunyi waktu istirahat.
Andi dan Erik pun keluar ruang kelasnya berjalan menuju kantin sekolah begitupun yang lainnya.
Setiba di kantin Andi dan Erik duduk di bangku sambil memesan minuman.
"Buk bikinin es jeruk dua ya." Pinta Andi.
"Baik nak Andi." Ujarnya.
Kemudian Andi mencoba bertanya pad Erik tentang Dude dan kawan-kawannya.
"Oh iya Rik, apa lo' tau Dude dan kawanannya suka nongkrong di mana, kan elo' tetanggaan sama Dude?." Tanya Andi.
"Ya tetangga jug jauh An. Ada apa An elo' nanyain Tempat Dude?." Erik balik bertanya.
"Ya pingin tau aja lah." Ujar Andi.
"Kenapa sih lo, masih nutupin masalah dari gua, gua ini kan teman baikmu." Desak Erik.
"Sebenarnya masalah ini tak ingin orang lain tau termasuk lo' sendiri." Jawab Andi.
"Sampai segitunya lo' sama gua." Tukas Erik.
"Gua masih punya utang sama Dude yang belum gua bayar." Timpal Andi.
"Hutanga apa emang?." Tanya erik.
"Hutang ini nih." Jawab Andi sambil memperlihatkan kepalan tinjunya.
"Ya kalau bisa, yang udah ya udah An jangan sampai berkepanjangan masalah lo' sama Dude." Ujar Erik memberi nasehat.
Lalu Andi terdiam, ketika ibuk pemilik kantin datang membawa pesanannya Andi.
"Ini nak Andi es jeriuknya." Ujarnya sambil menurunkan dua gelas es jeruk di meja.
"Oh iya buk terima kasih." Tukas Andi.
"Asal lo' tau orang seperti Dude dan kawanannya, mesti di kasih pelajaran, kalau tidak mereka akan semakin berani menginjak harga diri gua Rik, pokonya lo tenang aja, gua tidak akan melibatkan orang lain termasuk lo' ke dalam masalah gua." Jelas Andi melanjutkan bicara yang sempat tertunda ketika ibuk pemilik kantin datang.
"Ya bukan begitu An, gua takut nanti masalahnya akan semakin melebar kemana-mana, okelah kalau lo' tetap keukeuh pada pendirian lo.
Dude dan kawanannya suka nongrong di gang sawit di bawah jembatan layang." Jelasnya Erik.
..................
Singkat cerita Semua murid dari sekolah Putra Bangsa sudah keluar, Andi dan Erik keluar belakangan, berjalan menuju parkiran motor.
"Gua cabut duluan ya." Ujar Erik.
"Oh iya Rik, lo' hati-hati ya." Ujar Andi.
"Oke, sama-sama lo' juga, ingat pesan gua hati-hati dengan Dude dan kawan-kawan." Ujar Erik.
"Oke...Pokonya lo' tenang aja. Ujar Andi.
Setelah Erik keluar dan sudah melajukan kendaraan lebih dulu, Andi lalu menyalakan motornya keluar dari tempat parkiran.
Serubanya di luar Andi berhenti dan memanggil Binatang yang mau bersahabat dengannya itu.
"Geryy Geryyy.." Panggil Andi.
Gok gok gok gok.
Gery pun datang berlari menghampiri Andi sambil ekornya bergerak ke kiri dan ke kanan.
"Ayo Gery kita tinggalkan tempat ini." Ajak Andi pada Gery sembari melajukan motornya menjauh dari sekolah Putra Bangsa, Gery berlari di belakang motornya Andi.
Andi terus melaju di Jalan Delima menuju Gang Sawit, Sebuah Gang penghubung antara dua wilayah Barat dan timur, Gery dengan sangat gesit dan kencang mengikuti Andi di belakang.
Tidak lama kemudian Andi sampai di perbatasan wilayah barat, Lalu memasuki sebuah Gang, sekitar Tiga ratus meteran Andi melaju dari perbatasan, nampak terlihat oleh Andi enam orang lagi nongkrong sambil meneguk minuman beralkohol.
"Gery kamu tunggu di sini ya, aku mau membayar dulu hutang piutang pada orang yang berambut ikal itu." Tukas Andi.
Gok gok gok gok.
Gery cuma membalas dengan gonggongan, saking kerasnya suara Gery menggonggong, sehingga kawanan orang yang lagi asik menautkan pandangannya ke arah Gery dan Andi yang sudah berdiri dengan Gagah berani seperti menantang dunia.
Ke enam orang itu langsung terperanjat ketika Andi dan se ekor Anjing telah berdiri menantang jauh di depannya.
"Gilaaa, berani benar si pecundang datang kemari." Cetus si rambut ikal alias Dude.
"Iya gue gak nyangka, Andi si pemuda cool banget berkulit bersih, ternyata sang pemberani." Ujar Heru memberi pujian.
Dude langsung melotot pada Heru, merasa tidak suka dengan ujaran sanjungannya itu pada Andi.
"Ngapain lo memuji dia." Hardik Dude.
"Ya gue berkata apa adanya Dud." Tukas Heru.
Sementara Andi langsung berjalan dan Gery mengikutinya di belakang sambil menggonggong
Andi berhenti di antara jarak lima meteran dengan Dude dan kawanannya lalu berkata.
"Woii sekarang Gua datang, untuk membayar utang pada kalian khususnya pada lo' Dude." Ujar Andi sambil meluruskan telunjuknya pada Dude.
Dude dan ke lima temannya tersenyum menyeringai yang sudah siap untuk menghabiskan Andi, nampak terlihat oleh Andi satu persatu mereka meraih pentungan yang sudah di persiapkan.
"Hebat, dan Gue tidak harus mencegat lo' di Delima, karena lo' sudah mengantarkan nyawa lo' ke sini. Hahahaha." Ujar Dude tertawa melebar yang di ikuti oleh temannya.
"Justru gua datang kesini bersama Gery, untuk menjemput dan mengantarkan nyawamu ke neraka." Tukas Andi sambil tersenyum tipis penuh kepastian.
"Bangsat.. Ayo kita habisi dia." Seru Dude sambil memberi komando bahwa perang akan segera di mulai.
Perkelahian pun tidak bisa di hindari lagi Andi bergerak cepat, kali ini Andi sangat berhati-hati apalagi mereka bersenjatakan Stick base ball, dan Gery melompat menggigit salah satu tangan dari kawanan Dude.
Gigitan Gery begitu kuat, cengkraman giginya mulai menembus kulit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
FT. Zira
biasanya sih ya..jawabnya udah ngerti, tapi giliran di kasih soal kyk kebakaran jenggot🤣
2023-12-23
0
FT. Zira
dari mana kamu tau kalau itu kesukaannya?🤔
2023-12-23
1
Rusliadi Rusli
mantap thor
2023-03-09
1