Melihat Dude terhuyung mau jatuh karena tendangan Andi mengenai perutnya, ke lima kawanan nya pun langsung sigap menyerang Andi secara bersama'an.
Bak
Buk
LBak
Buk
Hujan pukulan dari ke lima kawanan Dude, Andi mearasa kerepotan juga menahan dan menghindar, sebisa mungkin Andi berusaha supaya tidak terkena pukulan, sambil lompat sini lompat sana Andi bergerak cepat yang sesekali pukulan Andi mengenai mereka satu dua dan langsung terjatuh.
Walau pun Andi belum bisa menguasai ilmu bela diri, setidak nya ada darah yang mengalir di tubuhnya, darah si Kidal yang namanya tetap menjadi legenda di kawsana kota itu.
Hiuuuukk Satu pukulan melesat dari samping mengancam mukanya Andi, Dengan gesit Andi merundukan kepalanya.
Plooosss..
Pukulan mengantam ruang yang kosong, di situ Andi mempunyai celah, dengan cepat satu bogem Andi masuk menyusup ulu hati lawan.
Heeuuuu....
Pernapasannya terasa sesak, matanya mendelik ke atas, dalam ke adaan seperti itu Andi melompat keatas.
Duuukk
Lutut Andi menghantam dagu lawannya, tidak bisa di pertahankan lagi, tubuhnya melayang dan jatuh tersungkur.
Melihat temannya banyak yang terkena pukulan diam-diam Dude meraih batang kayu yang tergeletak di sudut coridor.
Tidak menunggu lama lagi Dude langsung menghantamkan kayu tersebut mengenai punggungnya Andi.
Hiuuuukkk
Buuuukkk
Aaauuggghhh..
Satu hantamam batang kayu yang brgitu keras dan Andi meraung kesakitan perlahan tubuhnya mulai melorot dan jatuh pinsan.
Sementara Erik yang sedari pertama semenjak Andi dan Dude mulai beradu Argumen, ia diam-diam menyelinap dan berlari pergi ke kantor kepala sekolah, untuk melaporkan kejadian keributan pada kepala sekolah.
Pas di sa'at Andi terjatuh dan pinsan, kepala sekolah beserta guru-guru yang lain langsung tiba di lokasi tempat berkelahinya Andi dan Dude beserta kelima kawanannya.
"Hentikan." Teriak kepala sekolah.
Dude dan kelima temannya yang masih tergeletak langsung mencoba bangkit berdiri, sambil menundukan kepalanya.
"Kalian tidak ada kapoknya ya bikin onar di sekolah, kalian semua ke kantor." Desak kepala sekolah memanggil Dude dan yang lainnya untuk di beri peringatan yang terakhir kalinya.
Sementara Erik dan kedua temanya langsung memboyong tubuh Andi yang nampak masih pinsan untuk mendapatkan perawatan dari tim medis sekolah.
Setiba di ruangan medis, tubuh Andi di baringkan di atas ranjang untuk di periksa dari luka lebam di bagian punggung.
"Coba di bantu balikan badannya." Pinta petugas medis.
Lalu Petugas medis memeriksa bagian punggung Andi yang terkena hantaman batang kayu.
"Ada pembengkakan di bagian punggung, coba dari kalian pergi ke kantin minta air panas, karena ada darah yang mulai membeku di bagian sarap sehingga memperlambat aliran darahnya, dan ini bisa terjadi impeksi." Perintah petugas medis.
"Biar saya yang pergi kesana, ujar salah satu temannya Erik." Langsung bergegas pergi menuju kantin memenuhi permintaannya petugas Medis.
Tidak lama kemudian temannya Erik telah kembali dengan membawa termos berisi air panas, lalu di tuang kedalam mangkok berukuran besar, dan di celupin sehelai kain, di peras lalu di kompres pada bagian punggung Andi yang terluka, dan di lakukan berulang kali, hingga akhirnya Andi mulai sadar dan membuka kedua bola matanya.
"Dimana aku, dan mereka pada kemana." Ujar Andi setengah ngigau.
"Kamu lahi dirawat di ruangan Medis, udah tidak usah dulu mengingat mereka." Timpal Erik.
Ketika Andi mau menggerakan badannya, ia meraung kesakitan.
"Awwww..Kenapa dengan punggung ku." Ujar Andi.
"Kamu diam dulu nak Andi, punggungmu terkena hantaman benda tumpul." Tutur petugas Medis.
"Aduuh pak sakit sekali." Tukas Andi.
"Tahan dulu, biar bapak kompres, agar darah yang membeku bisa mencair." Ujarnya.
"Iya An, aku yakin kamu sebenarnya orang kuat, buktinya Dude dan kawan-kawan hampir bisa kamu lumpuhkan." Ujar Erik memberi semangat.
"Aku bukan orang kuat Rik, aku cuma sudah tidak tahan di injak terus, dan aku hanya berusaha membela harga diriku." Tukas Andi.
Setelah ber ulang-ulang, petugas Medis mengompres luka Andi, bengkak di punggung Andi nampak mulai mengcil.
"Ini bapak kasih kamu obat Anti Biotik untuk mencegah impeksi dari dalam, sebaiknya nak Andi pulang saja dan beristirahat dulu untuk beberapa hari, biar lukamu benar-benar sembuh." Ungkap petugas medis.
"Iya pak tapi aku tidak kuat bawa motornya." Ujar Andi.
"Tenang saja An, biar aku yang nganterin." Pungkas Erik memberi tawaran.
"Makasih ya Rik, kamu adalah teman baiku." Tikas Andi.
Dan setelah itu, Guru wali kelas Andi, datang meminta Andi untuk istirahat dulu di rumah, biar lukanya pulih dulu.
"Sebaiknya kamu pulang, dan berobat lagi ke dokter, karena ini cuma pengobatan pertolongan pertama saja, dan kemungkinan besar anak kelas tiga, akan di keluarkan dari sekolah ini, karena mereka bukan sekali dua kali bikin masalah." Tutur Guru wali kelas.
"Iya pak."
Setelah itu Andi pun di boyong keluar menuju pada motornya.
Setiba di area parkiran, Erik melangkah menaiki motornya Andi sebgai pengemudi, dan Andi duduk di belakang Erik, yang di kawal sama temannya.
Kini kedua motor mulai melaju meninggalkan Sekolah Menengah Atas Putra Bangsa, Erik dengan sangat hati-hati dan pelan dalam melajukan kendaraannya, mengungat Andi yang masih terasa nyeri di bagian punggungnya.
Setibanya di depan rumah, bertepatan dengan pukul 11:00, Erik dan temannya langsung menghentikan laju sepeda motornya.
Kemudian temannya yang bernama Perdi turun dari motornya lebih dulu, dan memburu pada Andi untuk membantu turun dari motor.
"Rik tolong bukain pintu gerbangnya." Ujar Andi.
Erik pun langsung membuka pintu gerbang yang mau masuk halaman rumah.
Setelah itu, Erik dan Pergi langsung melangkah memboyong Andi memasuki teras depan rumah.
Tok
Tok
Tok
"Assalam mu'alaikum." Sapa Erik sambil mengetuk pintu tiga kali.
Tak lama kemudian terdengar suara dari dalam rumah menjawab salamnya Erik.
"Wa alaikum salam."
Ceklek
Ceklek
Suara kunci pintu dibuka dua kali, perlahan pintupun mulai terbuka, bersama'an dengan munculnya sosok wanita cantik berlesung pipit meski sudah berumur tapi nampak masih segar yang tak lain adalah Sindi ibuknya Andi.
Begitu Sindi melihat kedua pria sebaya Andi lagi memboyong anaknya, sontaknya Sindi membelalakan kedua netranya.
"Andiiii... Kamu kenapa nak." Sontak Sindi.
"Nanti aku jelasin buk, biar Andi nya masuk dulu." Timpal Erik.
"Oh iya, ayo ayo nak, langsung aja ya bawa ke kamarnya." Tital Sindi sambil bergegas melangkah menuju pintu kamarnya Andi.
"Iya Buk." Jawab Erik.
Sindi langsung membuka pintu kamarnya Andi, Erik dan Perdi dengan hati-hati membawa Andi masuk kamar, kemudian di baringkan di atas tempat tidur.
"Sementara biarkan Andi istirahat dulu Buk." Ujar Perdi.
"Iya, kalian berdua teman sekelasnya Andi?." Tanya Sindi.
"Iya buk, kenalkan namaku Erik dan ini Perdi." Ujarnya sambil memberi salam.
"Iya terima kasih sudah mau mengantarkan anak ibu, sebenarnya apa yang telah terjadi pada Andi, nak Erik nak Perdi?." Tanya Sindi.
"Bagaimana kalau ngobrolnya di luar saja, biar Andi tenang dulu." Usul Erik.
"Oh iya, kita ngobrolnya di ruang tamu saja, dan ibuk ambilkan dulu air minum ya, kalian mau minum apa." Tawar Sindi.
"Tidak usah repot-repot Buk." Timpal Erik.
"Tidak ko, malah ibuk yang sudah merepotkan nak erik dan nak Perdi, bagaiman kalau ibu buatkan Jus ya." Ujar Sindi.
Erik dan Perdi hanya menganggukan kepalanya, lalu mereka melangkah keluar dari kamar Andi menuju pada ruangan tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
FT. Zira
banyak bak buk nya😅 seru
2023-12-04
1
Elisabeth Ratna Susanti
maki. seru 😍
2023-05-14
1
Rusliadi Rusli
pemanasan...hehe
2023-03-09
1