Setibanya di depan Bengkel Andi, Konta dan Kanti memanggil Toglo, Asep dan Jaroni.
"Paman Toglo, Paman Jaroni dan Paman Asep, kira-kira paman lagi sibuk gak?." Tanya Andi.
Toglo pun lalu melangkah keluar dari dalam bengkel, sementara Asep dan Jaroni yang lagi sibuk melakukan oprasional kendara'an cuma menoleh sambil tersenyum.
"Emang ada apa gitu Nak Andi, ya Paman lagi sibuk noh banyak pelanggan yang lagi pada nunggu." Tutur Toglo.
"Oh ya udah, tadinya Aku mau ajak Paman main Gatrik, kalau banyakan pesertanya seru Paman, ya sudah kita main bertiga aja." Ujar Andi.
"Kapan-kapan aja ya kita main, pasti kalian akan kalah sama Paman." Ujar Toglo sambil tertawa tipis.
Andi, Konta dan Kanti langsung menuju lapangan sampingnya bengkel bermain Gatrik, dengan riang nya ke tiga bersaudara itu bermain, penuh canda tawa terkadang saling ejek, begitu dan begitu sampai hari sudah berganti sore mereka pun langsung pulang ke rumahnya masing.
Ke esokan harinya.
Setelah sarapan pagi, seperti biasa Andi sudah bersiap-siap memanaskan motornya untuk berangkat ke sekolah, Andi menghampiri Nandi dan Sindi untuk pamit dengan mencium punggung telapak tangan ke dua orang tuanya.
"Ku berangkat sekolah dulu, Assalam mu'alaikum." Pamit Andi.
"Iya hati-hati, ingat jangan nakal, wa alaikum salam." Jawab Nandi dan Sindi.
"Iya." Ujar Andi singkat sambil berjalan keluar rumah memburu pada motornya yang lagi di panasin. Lalu ia melangkah menaiki motornya dan di tarik gas perlahan bersama'an dengan membuka kopling dan masuk gigi pertama.
Motor yamaha Rx king peninggalan Nandi melaju meninggalkan rumah menuju sekolah Putra Bangsa.
Motor jadul yang kini melegenda di Gang Si'iran dari semenjak Nandi sampai ke turunannya masih tetap terawat dengan baik.
Tidak lama kemudian Andi telah tiba dan memasuki area parkiran sekolah, Andi melangkah turun dan berjalan menuju ruangan kelasnya yang berada jauh harus melewati dulu ruangan kelas duan dan kelas tiga, dan ini yang Andi takutkan melewati kelas tiga (3A) yang suka ngebuli dan suka ngerjain.
Andi berjalan cepat sambil menundukan topinya menutupi wajah, dasar nasib Andi lagi apes dan selalu di jadikan bahan ejekan oleh seniornya, tiba-tiba enam murid kelas tiga yang biasa suka ngerjain datang dari coridor sebelah kanan dan pas berpapasan sama Andi di sudut coridor.
"Waww, Andi Nayaka kenapa ko topinya di miringin begitu, takut ya sama kita-kita." Cibirnya.
"Uluuh kasian amat anak ganteng, mukanya mendadak pucat, mana nih jatah kita, ini kan masih pagi jadi masih lama untuk menikmati jajanan di kantin." Ejeknya.
"Ma'af kak ku belum mengerjakan PR, ku mau masuk kelas dulu." Tukas Andi.
Perlahan Andi melangkahkan tungkai kakinya, untuk tidak berlama-lama meladeni mereka, tapi tiba-tiba salah satu dari k enam murid kelas tiga menginjak sepatu Andi, tidak bisa di hindari lagi Andi hilang keseimbangannya dan terjatuh menimpa lantai keramik.
"Aduuuh." Sontak Andi merasa sakit karena lututnya kepentok keramik.
Ke enam murid kelas tiga itu malah mentertawakan Andi.
"Hahahahaha,, kasian si ganteng jatuh." Ejeknya sembari tertawa terbahak.
Andi berusaha bangkit berdiri, sambil memegang tasnya yang mau lepas, dan sudut netranya hanya melirik pada ke enam murid kelas tiga tersebut yang lagi tertawa bahagia.
"Tertawalah kalian sepuasnya, nanti ada sa'atnya cakapmu itu akan tertutup rapat." Batin Andi, yang mulai melangkah pergi, sementara mereka masih terus tertawa mengiringi kepergian Andi.
Setibanya di depan ruangan kelas, Andi langsung masuk memburu pada tempat duduknya, nampak Erik teman sebangkunya sudah duluan.
"Tumben lo' datang agak siangan, biasanya paling duluan." Sapa Erik.
"Iya ku kesiangan, abis ngerjain PR." Jawab Andi menutupi.
Lalu Erik secara tidak sengaja melihat pada pakaian seragamnya Andi yang kotor.
"Eh elo' kenapa, ko pakaianmu kotor begitu?." Tanya Erik.
Lalu Andi pun pura-pura tidak tau sambil melihat baju seragmnya yang kotor.
"Ko bisa sih kenapa? Ya, apa mungkin kena debu kali, kan di jalan delima lagi ada perbaikan jalan." Ujarnya men drama.
"Masa kena debu begitu sih An, apa jangan-jangan elo' di buli ya sama anak kelas tiga." Ujar Erik curiga.
"Enggak ko." Jawab Andi singkat.
"Jangan bohong sama aku An, bilang aja, aku juga pernah malahan hampir semua anak kelas satu kena bulian mereka." Ujar Erik memancing.
Andi terdiam tidak langsung menjawab perkataannya Erik.
"Kenapa lo' diam, jadi betul lo' juga kena?." Tanya Erik sambil menatap datar wajah Andi.
Andi cuma menganggukan kepalanya, sambil menyimpan tasnya di kotak bagian bawah meja.
"Yang sabar aja, mungkin sudah tradisi di sekolah ini, yang sudah menjadi turun temurun hingga generasi selanjutnya." Tukas Erik.
"Iya coba aja nanti kita lihat, kalau terus-terusan para senior melakukan begitu pada anak junior, semutpun akan berani menggigit bila di injak." Timpal Andi.
Lima menit kemudian anak kelas satu sudah mulai berdatangan memasuki kelas hingga memenuhi tempat duduknya masing-masing karena lonceng sekolah sudah di perdengarkan pertanda jam pelajaran akan segera di mulai, dan para guru sudah mulai berdatangan memasuki ruangan kelas untuk membawakan mata pelajaran pada seluruh Siswa-siswi dari kelas satu sampai kelas tiga.
...............
Dari hari kehari berganti minggu, dan bulan.
Di suatu ketika. Di saat Andi Nayaka lagi makan bareng sama Erik di kantin, datang segerombolan Anak kelas tiga yang merupakan biang rese.
"Wah waah kebetulan nih, si pecundang lagi ada disini." Cibirnya sambil menoleh pada Andi dan Erik.
"Buk bikin mie ayam enam mangkok, nanti yang bayarnya itu tuh, cowo ganteng yang cool banget itu." Ujar sirambut ikal yang bernama Dude, sambil menunjuk ke Arah Andi.
"Kamu jangan begitu nak Dude, kalau ketauan kepala sekolah kamu akan kena sangsi, bisa-bisa di keluarkan dari sekolah ini." Ujar ibuk pemilik kantin.
"Beneran Buk, anak kelas satu itu suka mentraktir kita ko." Ujar salah satu temannya Dude.
"Nak Andi apa benar yang di bilang Dude itu?." Tanya Ibuk pemilik kantin.
Kebetulan Andi dan Erik telah selesai makannya, lalu ia bangkit berdiri dari tempat duduknya, sambil menyimpan uang dulu piluh ribu di meja.
"Buk ini aku bayar dua sama Erik." Ujar Andi sambil melangkah pergi keluar dari dalam kantin.
Ibuk pemilik Kantin langsung melangkah menuju meja tempat makan Andi dan Erik sembari mengambil uang bayarannya Andi.
"Tuh kamu bohong kan nak Dude." Timpal Ibuk pemilik kantin sambil membawa dua mangkok bekas mie ayam.
Dude dan kelima temannya sampai terbelalak sambil menatap kepergiannya Andi.
"Wediih,, cakep itu anak sudah mulai berani nih pada geng kita." Dengus Dude.
"Kita hajar aja, songong benar tuh anak."
"Ayo." Jawbnya sambil bergegas keluar mengejar Andi dan Erik.
Mereka ber enam berjalan kencang mengejar Andi dan Erik yang nampak berjalan santai.
"Woii, anak kelas satu tunggu lo'." Teriak Dude.
Andi pun berhenti sambil membalikan badannya menghadap pada kedatangan Dude dan kawan-kawan, Erik yang nampak seperti ketakutan terlihat di paras wajahnya yang pucat pasi.
"Ada apa kak?." Tanya Andi dengan tenang.
"Kamu sudah berani ya menantang kita." Dengus Dude nampak emosi.
"Tenang dulu kak, siapa yang nantang kakak, aku dan Erik dari tadi diam ko." Bela Andi.
"Sikapmu itu telah menunjukan tantangan pada geng sekolah ini." Timpal Dude.
Andi tersenyum tipis, merasa lucu dengan sikap kakak kelasnya itu.
"Kalian itu senior saya, seharusnya memberi contoh yang baik pada adik-adiknya." Tukas Andi.
"Kurang ajar juga lho hah, plaakkk.." Satu tamparan mendarat di pipi Andi.
Andi cuma memalingkan muka, sambil tangan kanannya memegang pipi yang terkena tamparan, dengan netranya nampak bersinar pertanda kesabarannya sudah tidak bisa lagi di pertahankan.
"Dulu aku selalu diam mendapat bulian dari kalian, dan itu sering kalian lakukan padaku, tapi kali ini aku berhak membela harga diri aku." Seru Andi mulai bangkit.
Dude dan kawan-kawan malah mentertawakan dan mengejek pada Andi.
"Hahaha...Punya nyali juga rupanya, jadi kamu menantang ya." Dengus Dude sambil melayangkan tinjunya.
Dengan cekatan Andi menangkap kepalan tinju Dude dengan tangan kirinya, lalu kaki kanannya melesat menendang perut Dude.
Buuikk.
Dude pun langsung terhuyung mundur sambil memegang perutnya yang nampak sesak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
R.F
3like hadir semangat
mampir yq
2024-01-08
1
FT. Zira
🌹 mendarat.. bagus lho 😍
2023-12-04
1
Elisabeth Ratna Susanti
mau kena bogem mentah ya😆
2023-05-14
1