9. Pria kejam, tak berprasa'an

Setiap perempuan pasti menginginkan seorang anak sebagai penyempurna hidupnya. Namun mendapat gelar seorang ibu, seorang anak tak harus lahir dari rahimnya.

Risha tersenyum memandangi mahluk ciptaan tuhan yang kini berada dipangkuannya. Sejak mengenal Archie, Risha merasakan perasaan berbeda terhadap putra suaminya.

Jika dulu risha selalu menolak kehadiran Archie, namun kini risha justru tak ingin terpisah sedetikpun dari putra tirinya.

Risha memandang wajah tampan yang terkena pancaran sinar matahari pagi. Ya, saat ini, risha tengah membawa Archie kebalkon kamar untuk berjemur dibawah sinar matahari.

Bayi kecil itu menggeliat dan berusaha menutupi matanya yang silau.

"Eh, sebentar ya sayang.. " Ucap risha menahan tangan putranya.

Setelah beberapa menit, risha pun memakaikan baju archie kembali dan menggendong putranya untuk masuk kedalam kamarnya.

Risha masuk dan sudah mendapati Suaminya yang bersiap pergi. Kemeja navy beserta jas sudah melekat sempurna ditubuh atletisnya. Pria itu tengah memakai Arloji ditangan kirinya sembari menatap kearahnya.

"Sudah selesai?" Tanya shean. Pria itu memperbaiki dasinya kembali.

Risha mengangguk dan menidurkan archie keatas ranjang besarnya yang susah dialasi Karpet anti air milik Archie. Untuk berjaga-jaga saja, kalau Archie tiba-tiba ngompol.

"Kau... Mau kemana?" Tanya risha basa-basi.

"Kekantor. Kalau ada apa-apa, panggil saja Mama atau deyna." Jawab shean Dingin. Pria itu berjalan kearah ranjang untuk melihat putranya yang baru selesai berjemur.

"Papa kerja, ya archie. Jangan nakal, jangan rewel!" Ucap shean membungkuk menatap putranya. Archie mana ngerti, shean.

Cup

Cup

Dua kecupan mendarat dipipi kanan kiri Bayi menggemaskan itu. Archie menggeliat merasakan geli ketika kumis tipis itu menyentuh kulit halusnya.

Shean tersenyum melihat tingkah aksi putranya, hidung kacil yang mancung itu dijepit pelan, shean gemas dengan putranya.

"Saya pergi. Jangan kemana-mana."

Risha mengangguk sebagai jawaban.

Pria itu lekas membawa berkas kerjanya dan melangkahkan kakinya pergi. Sudah pukul 8 lebih, bukan telat lagi tapi sangat telat. Namun lebih baik telat dari pada tidak pergi.

"Mau kemana?" Tanya nyonya rose yang hendak turun kebawah, namun diurungkan ketika melihat putranya keluar kamar dengan pakaian rapi.

"Kantor"

"Siapa yang ngizin in?" Wanita itu menatap tajam putranya. Bisa-bisanya mau kerja sedangkan kemarin baru menikah.

"Ma, kemarin aku sudah libur. Kerja'anku banyak." Titah shean.

"Libur Satu tahun tak akan membuatmu bangkrut, shean. Pokoknya hari ini tetap dirumah.."

Shean mendengus kesal.

perkataan nyonya rose itu seperti sebuah perintah dan harus dilakukan. Shean memasang wajah memelas.

"Besok Sabtu, ma. Sabtu Minggu shean dirumah." Ucap shean pelan.

"Ya kalau begitu, ngapain hari ini kekantor? Nanggung!"

"Maa..."

"Pokoknya dirumah. Sudah, temani hari Arisha pertama dirumah ini. Senin kamu diizinkan kekantor!" Titah nyonya rose. Wajahnya tegas menatap putranya.

Wanita paruh baya itu lekas berlalu pergi menuruni anak tangga.

Shean mengusap wajahnya berkali-kali.

"Sialan." Umpatnya.

Niatnya ingin menghindari istrinya, tapi malah terjebak dengan mamanya.

Setelah menyimpan berkas yang tidak jadi dibawa diruang kerjanya dirumah, shean pun masuk kedalam kamarnya.

Pria itu mengendarkan pandangannya, namun tak melihat Gadis yang kemarin dinikahinya. Ternyata risha sedang memandikan Putranya.

Pria itu duduk disofa dan mengambil laptopnya. Bekerja sedikit dirumah, tidak apa-apa.

Risha keluar dengan membawa Archie digendongnya. Pria kecil yang tertutup handuk kecil itu ditidurkan diatas ranjangnya.

Dengan sangat telaten dan hati-hati, Risha memakaikan popok dan baju Sikecil. Beruntung Archie tidak rewel dan nangis, jadi memudahkan risha yang baru belajar mendadak menjadi seorang ibu.

Archie dibedong saat malah hari saja. Permintaan Papa Shean, katanya menyiksa putranya. Pria itu bahkan marah-marah waktu Archie dibedong dari pagi.

"Udah wangi ya, sayang..." Risha menghirup aroma Khas bayi yang berasal dari tubuh Archie yang saat ini sedang ditimangnya.

Biasanya setelah mandi pagi, Baby Archie akan langsung tidur. Dan benar saja, baru beberapa menit risha menimangnya, Mata hitam itu sudah tertutup rapat.

Risha tersenyum ketika melihat wajah damai tak berdosa. Hatinya pun ikut lega melihat Mahluk yang sekarang menyempurnakan hidupnya.

"Ekheemm..." Deheman Shean mengagetkan risha.

Gadis itu tidak menyadari keberadaan Suaminya yang dari tadi memperhatikan gerak geriknya ketika merawat Putra kecilnya.

Risha mengerjapkan matanya berkali-kali, memastikan yang dilihat itu nyata atau tidak? Ternyata, nyata. Shean duduk sembari memangku laptopnya. Dan kini menatapnya dengan tak biasa, Perasaan risha jadi tak karuan ditatap seperti itu.

Setelah memastikan Archie Pulas. Archie pun diletakkan ke Box bayi.

"Tidak, jadi kekantor?" Risha bertanya.

"Mertuamu melarangku." Ketus shean yang kembali fokus kepekerjaannya.

Risha mengerutkan keningnya. Namun setelah itu hanya mengangguk-angguk mengerti, maksud ucapan suaminya.

"Ibumu sudah dipindahkan keruang pemulihan." Ucap shean yang membuat risha langsung menatapnya berbinar.

"Be-benarkah?..."

"Hem"

"Tapi, kau tidak boleh kesana!"

"Aku, ingin menjenguk, ibuku.." Suara risha bergetar. Sejak kemarin, hatinya sudah tak tenang karena tidak bertemu ibunya yang masih diruang ICU.

"Setelah ibumu pulang. Baru kau bisa bertemu dengannya." Tegas shean.

Risha menggeleng.

Gadis itu berjalan kearah shean dan berjongkok disampingnya. Tangannya mengantup memohon.

"Aku tidak meminta apapun darimu, shean. Tapi kumohon, Izinkan aku bertemu ibuku..."

Tetes demi tetes air mata keluar dari manik mata coklat itu. Risha sungguh tidak meminta apapun dari pria yang berstatus suaminya saat ini. Hanya ingin bertemu ibunya, apakah itu dilarang?

"Saya tidak mau mengambil resiko, arisha. Archie itu masih kecil! Tubuhnya masih rentan tertular penyakit. Gimana nanti kalau dia kerumah sakit terus kenapa-kenapa? Sudahlah, bangun, jangan seperti ini."

Kejam kau shean.

Risha mengusap bulir-bulir bening yang menetes dipipinya.

"Bagaimana jika Kamu yang ada diposisiku, shean? Ibumu sakit, dan kamu dilarang menemuinya? Mengertilah perasaan seorang putri ini, Shean.. " Risha menunduk, Sekuat tenaga menahan tangisannya, Isakan kecil terdengar ditelinga shean.

Kata-kata risha seolah menamparnya. Mata elang itu menatap gadis yang masih menunduk disampingnya.

Apakah shean sekejam itu? Shean punya hati, tentu dia juga bisa merasakan apa yang risha rasakan.

Tapi Archie juga penting. Bayi kecil itu, tubuhnya masih rentan. Gimana kalau nanti risha kerumah sakit, setelah itu menggendong archie? Tidak menutup kemungkinan Risha membawa Virus untuk Putranya. Tidak-tidak, tidak boleh.

"Kau tetap tidak boleh pergi! Tunggu sampai ibumu keluar dari rumah sakit!" Tegas shean. Setelah mengatakannya, shean langsung berdiri melewati istrinya yang menangis menuju ruang kerjanya.

Risha lemas mendengar Kata-kata shean. Pria itu, ternyata sangat kejam. Tak memikirkan perasaan orang lain. Pria kejam tak berperasa'an.

Risha membalik badan setelah mendengar suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali. Punggungnya disandarkan dimeja, kakinya ditekuk dan tangannya diletakkan di atasnya. Kepalanya ditundukkan kebawah dan menangis.

Kehidupan pernikahan yang diimpikan manis dan bahagia, kini hanya akan tetap menjadi khayalan dalam ingatannya. Pernikahan tak seindah kelihatannya, Juga tak semanis katanya.

Statusnya sebagai seorang istri hanya sebagai figuran. Dan kenyataan yang sesungguhnya hanya sebagai, Pengasuh putra shean.

Risha menumpahkan semua air mata kekesalannya, kemarahannya, rasa bersalahnya pada sang ibu. Berkali-kali meyakinkan dirinya, Shean hanya butuh perawat Archie, bukan Istri.

Risha yang bodoh, mudah tertipu dengan muslihat permainan pria berbahaya seperti shean.

Hari sudah menjelang siang. Makan siang telah risha lewati. Tangisan Archie yang tadi terdengar juga sudah berhenti. Sekecewa apapun risha pada papanya Archie, Dia tak akan lalai dengan tanggung jawabnya sekarang. Sekarang dia adalah seorang ibu. Dan risha berjanji, sebesar apapun masalah yang dihadapi, Anak tak boleh terkena dampaknya.

Risha duduk diatas ranjang Besar dikamar shean. Tangannya memegang sebuah Figura Foto berukuran Sedang. Disana terdapat foto seorang 2 perempuan dan 1 laki-laki.

"Bu, kau baik-baik saja, kan? Ibu sudah sembuhkan? Harus sembuh ya, bu.. Risha tidak mau, perjuangan risha sia-sia." Berbagai pertanyaan keluar dari mulut risha sendiri.

Shean yang baru masuk kamar melihat dan menyaksikan apa yang dilakukan istrinya.

Shean kalah, dengan gadis yang meracuni pikirannya. Yang mengusik hidupnya sejak pertama kali ketemu.

"Bersiaplah, Siang ini kita kerumah sakit." Ujar shean sembari berjalan kekamar mandi.

Risha yang tadi merenung kini langsung menatap suaminya yang menghilang dibalik puntu kamar mandi. Gadis itu menyunggingkan senyum, dan lekas turun dari ranjang menuju walk in closet tanpa fikir lama.

*

*

*

*

*

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

se kaku2 nya suami pasti luluh kalau liat air mata istri, itu aja, senjatanya Ris

2025-03-14

0

Bzaa

Bzaa

plg dr RS tinggal mandi bersih2 baru pegang beby..

2025-03-23

0

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

peluk donk risha suaminya bilang mksih, shean hanya garang di mulut hatinya hello kity

2023-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Baby Archie
2 2. Gadis Manis
3 3. Permainan takdir
4 4. Saling Mengagumi
5 5. Kontrak dan perjanjian
6 6. Kebencian seorang putri
7 7. Hidup Baru Arisha
8 8. Melewati Batasan?
9 9. Pria kejam, tak berprasa'an
10 10. SIM, dari Ibu Mertua
11 11. Peran pelayan, dirumah Shean
12 12. Mengunjungi Rumah Mertua
13 13. Baby menggemaskan, Kesayangan Risha.
14 14. Milyarder Bar-bar
15 15. Senyuman yang memabukkan
16 16. Kegaduhan diruang Makan
17 17. Akibat Ulah Vena
18 18. Pertemuan tak terduga
19 19. Kediaman baru, impian Risha
20 20. Pertemuan Yang tak disengaja
21 21. Unicorn Rocking Horses
22 22. Keresahan Hati Shean
23 23. Menolak Kedatangan Jaxton
24 24. Kerinduan Seorang Putri
25 25. Ruang Rindu Shean
26 26. Tawaran 10 Miliar
27 27. Curah Hujan, membawa Kehangatan
28 28. Rindu Udara Luar
29 29. Keindahan Tak Nyata
30 30. Kastil Pasir, Impian
31 31. Rencana Honeymoon
32 32. Kembali KeSydney
33 33. Penerbangan Pertama Archie
34 34. Kunjungan pertama Shean
35 35. Tanaman Membawa Petaka
36 36. Archie Butuh Kamu
37 37. Menabrak Seseorang
38 38. Kebun Raya Kerajaan
39 39. Kembalinya Elma Dinara
40 40. Ibu Tiri Vs Ibu Kandung
41 41. Pantaskah Risha bertanya?
42 42. Kecemburuan Risha
43 43. Mencari-cari Kesalahan
44 Promosi Novel Baru (Rahim Yang Ke Tiga)
45 Mengulang Masa lalu
46 Saudara perempuan
47 Sisa Rasa Risha
48 Luka Lara Risha
49 Penyesalan Shean
50 Kedatangan yang tak diduga
51 Datang diwaktu yang tidak tepat
52 Keinginan Risha
53 Pelampiasan amarah
54 Hampa tanpa Archie
55 Aku butuh Cinta
56 Titipan dari ibu Nita
57 Apakah sudah berakhir?
58 Gugatan perceraian
59 Hubungan yang semakin jauh
60 Penolakan Archie terhadap Elma
61 Batas Ruang
62 Sekilas tentang masa lalu
63 Berikan aku satu kesempatan
64 Tragedi Mawar merah
65 Belum ada tanda-tanda
66 Mari Bercerai
67 Tidak Bisa Egois
68 My Queen
69 Wanita Selalu Benar
70 Mulai Ngidam
71 Naik motor
72 Feeling seorang Ayah
73 Kepergian Elma
74 Dua ibu
75 Akhir kisah
76 Akhir kata
77 Promosi karya baru
78 Karya baru
79 Plisss Baca!!!
80 Promosi karya baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Baby Archie
2
2. Gadis Manis
3
3. Permainan takdir
4
4. Saling Mengagumi
5
5. Kontrak dan perjanjian
6
6. Kebencian seorang putri
7
7. Hidup Baru Arisha
8
8. Melewati Batasan?
9
9. Pria kejam, tak berprasa'an
10
10. SIM, dari Ibu Mertua
11
11. Peran pelayan, dirumah Shean
12
12. Mengunjungi Rumah Mertua
13
13. Baby menggemaskan, Kesayangan Risha.
14
14. Milyarder Bar-bar
15
15. Senyuman yang memabukkan
16
16. Kegaduhan diruang Makan
17
17. Akibat Ulah Vena
18
18. Pertemuan tak terduga
19
19. Kediaman baru, impian Risha
20
20. Pertemuan Yang tak disengaja
21
21. Unicorn Rocking Horses
22
22. Keresahan Hati Shean
23
23. Menolak Kedatangan Jaxton
24
24. Kerinduan Seorang Putri
25
25. Ruang Rindu Shean
26
26. Tawaran 10 Miliar
27
27. Curah Hujan, membawa Kehangatan
28
28. Rindu Udara Luar
29
29. Keindahan Tak Nyata
30
30. Kastil Pasir, Impian
31
31. Rencana Honeymoon
32
32. Kembali KeSydney
33
33. Penerbangan Pertama Archie
34
34. Kunjungan pertama Shean
35
35. Tanaman Membawa Petaka
36
36. Archie Butuh Kamu
37
37. Menabrak Seseorang
38
38. Kebun Raya Kerajaan
39
39. Kembalinya Elma Dinara
40
40. Ibu Tiri Vs Ibu Kandung
41
41. Pantaskah Risha bertanya?
42
42. Kecemburuan Risha
43
43. Mencari-cari Kesalahan
44
Promosi Novel Baru (Rahim Yang Ke Tiga)
45
Mengulang Masa lalu
46
Saudara perempuan
47
Sisa Rasa Risha
48
Luka Lara Risha
49
Penyesalan Shean
50
Kedatangan yang tak diduga
51
Datang diwaktu yang tidak tepat
52
Keinginan Risha
53
Pelampiasan amarah
54
Hampa tanpa Archie
55
Aku butuh Cinta
56
Titipan dari ibu Nita
57
Apakah sudah berakhir?
58
Gugatan perceraian
59
Hubungan yang semakin jauh
60
Penolakan Archie terhadap Elma
61
Batas Ruang
62
Sekilas tentang masa lalu
63
Berikan aku satu kesempatan
64
Tragedi Mawar merah
65
Belum ada tanda-tanda
66
Mari Bercerai
67
Tidak Bisa Egois
68
My Queen
69
Wanita Selalu Benar
70
Mulai Ngidam
71
Naik motor
72
Feeling seorang Ayah
73
Kepergian Elma
74
Dua ibu
75
Akhir kisah
76
Akhir kata
77
Promosi karya baru
78
Karya baru
79
Plisss Baca!!!
80
Promosi karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!