4. Saling Mengagumi

"Arisha..." Panggil seseorang, membuat arisha angga dan Lisa menoleh kesumber suara.

"Ayah." Lirih lisa.

Tuan Argantara berjalan menghampiri anak - anaknya.

Risha Mendecak.

"Apa kabar, Risha?" Sapa tuan Argantara. Bibirnya tersenyum setelah lama sekali tidak bertemu putri dari mantan istrinya.

"Seperti yang anda lihat." Ketus risha.

"Ayah kesini ingin menjenguk, ibumu."

"Buat apa? Ibuku baik - baik saja."

Tuan Arga menghembuskan nafasnya pelan. Beginilah sifat putrinya padanya. Risha yang terang - terangan menjaga jarak dengannya, terkadang membuat pria itu merasa bersalah. Namun semua ditepisnya, Rasa cintanya kepada mamanya lisa terlalu besar hingga tega meninggalkan anak - anaknya yang membutuhkannya.

"Risha, Saya ayahmu."

"Saya tidak bertanya." Jawab risha. Kenyataan yang dibenci risha, orang tua lengkap namun tak bisa bersama. Memang ada istilah mantan istri, namun tak ada istilah mantan anak. Tapi mengapa ayah risha seolah lepas tangan dengan tanggung jawabnya terhada risha dan angga? Salahkah risha, bila gadis itu marah terhadap ayahnya?.

"Mengapa kamu menolak bantuan dari ayah?" Tanya tuan arga. Masih ingat kemarin istrinya menelpon dan mengatakan kalau risha menolak bantuannya. Setelah sampai dinegaranya, pria itu pun langsung menuju rumah sakit tempat mantan istrinya dirawat.

"Saya tidak butuh sumbangan, anda."

"Mengapa kamu selalu acuh pada ayah, risha. Ini kah didikan ibumu? Sifat kamu itu benar - benar berbeda dari lisa. Andaikan dulu ayah membawamu, pasti kamu tidak akan seperti ini."

"Terima kasih anda sudah perhatian sama, saya. Tapi kurasa anda salah menilai ibu saya. Dia tetap yang terbaik" Jawab risha tersenyum.

Dokter zayn dan perawat yang baru keluar dari ruang rawat ibu anita pun menghentikan perdebatan mereka.

"Lis, bawa angga keluar dulu." Ucap tuan arga. Angga belum dewasa untuk mendengar apa yang dokter zayn katakan, terlebih setelah melihat raut wajah dokter zayn yang berbeda.

Lisa yang menuruti apa kata ayahnya pun dengan segera menggandeng tangan adik tirinya pergi. Walau sebenarnya malas sekali mengurusi hidup saudara - saudari tirinya.

"Bagaimana keadaan ibuku, dok?" Tanya risha.

"Dalam waktu tiga hari nan, ibumu harus melakukan operasi jantung. Jika terlalu lama lagi ditunda, itu akan sangat beresiko untuk keselamatannya."

"Lakukan yang terbaik dok, saya akan membayar biayanya."

Risha menatap tajam pria yang lancang mencampur urusannya.

"Saya tidak butuh uang, anda." Ketus risha.

"Ini bukan soal butuh atau tidak, risha. Kau tidak lihat ibumu didalam? Turunkan sedikit egomu, biarkan ayah membantumu."

Merasa tidak pantas berada ditengah-tengah perdebatan keluarga pasiennya, dokter zayn pun berpamitan pergi.

"Saya bisa cari uang sendiri."

"Dengan bekerja sehari semalam pun, untuk mengumpulkan uang sebanyak itu kau tidak akan bisa." Ucap tuan arga.

Memang benar kan, setinggi apapun pendidikan risha, dia hanyalah kariawan devinisi, Bahkan gaji sebulan pun tak akan bisa mengurangi biaya ibunya.

"Jika tuhan sudah berkehendak, apapun yang tidak bisa pasti bisa."

"Jangan melakukan hal gila." Tuan arga kini menatap putrinya tajam.

Risha sama sekali tidak bergeming atas sikap ayahnya. Peduli apa tuan Argantara? Bertahun - tahun menelantarkannya dan baru datang sekarang? Setelah semua yang dilakukannya terhadap dirinya dan angga, kini datang seolah menjadi pahlawan.

*

*

*

*

*

Kantor pusat Elza Group.

Kini menjadi tujuan Gadis yang mengenakan stelan celana jeans putih dan kemeja kotak - kotak hitam. Sederhana namun terlihat sangat cocok dipakainya, siapa lagi kalau bukan Arisha.

Pukul set 3 siang, setelah perdebatan arisha dan tuan Argantara, gadis itu sudah memikirkan matang - matang keputusan yang diambil. Jalan yang sulit ditempuh namun harus tetap diterjang demi sebuah tujuan. Ya mau gimana lagi? Kalau adanya memang jalan itu..

Arisha memandangi bangunan gedung mewah yang menjulang tinggi didepannya. Sebuah plang nama besar tertulis ditengah-tengah. Kantor pusat ELZA GROUP.

Dengan ragu, gadis berusia 24 tahun itu melangkah menuju pintu utama Elza group. Setelah melakukan pemeriksaan saat hendak memasuki kantor, gadis itu langsung menuju bagian Resepsionis. Dua kariawan resepsionis yang bertugas pun langsung menyambut arisha dengan senyum ramahnya.

"Selamat siang, nona. Ada yang bisa kami bantu?"

Dua kariawan perempuan itu mengantupkan kedua tangannya.

"Apa, ini benar, Kantornya tuan Shean?" Tanya risha sedikit ragu. Apakah benar pria yang dirumah sakit itu pemilik perusahaan sebesar ini? Itu artinya, dia memang bukan orang sembarangan.

"Benar. Gedung dan kantor ini milik presedir Shean."

Tidak salah lagi, kan? dugaan risha.

"Saya bisa bertemu dengan, tuan shean?"

Dua kariawan resepsionis itu saling melempar pandang.

"Apakah sebelumnya sudah ada janji?" Tanya salah satu resepsionis.

Risha menggeleng. "Belum."

"Mohon tunggu sebentar, ya. Kami akan menghubungi Sekretaris presiden terlebih dahulu. Jika presiden sibuk, maka anda bisa membuat janji dilain waktu."

"Baiklah."

Salah satu resepsionis pun mencoba menghubungi sekertaris presiden liwat telepon kantor.

"Nona, siapa nama anda?"

"Arisha Camelia."

kariawan Resepsionis itu pun mematikan telpon.

"Nona, mari ikut saya. Anda dipersilahkan masuk."

Risha bernafas lega. Kalau pertemuan ini gagal, artinya ibunya pun akan ditunda juga untuk operasi. Menerima bantuan dari ayahnya pun tak mungkin, dan inilah jalan yang diambil.

Risha mengikuti langkah Kariawan resepsionis yang terbalut stelan jas dan kemeja hitam. Setelah menaiki lift umum, mereka pun sampai dilantai 12. Tepatnya lantai dimana hanya ada ruangan sang presiden direktur dan sekertaris. Juga ruangan - ruangan penting yang hanya kariawan khusus yang diperbolehkan masuk.

"Permisi, Kak Nila. Ini gadis yang mau bertemu tuan, presiden."

"Pergilah. Biar saya yang urus."

"Baik, kak. Saya permisi." Kariawan resepsionis itu pun melangkah pergi meninggalkan mereka.

"Mari nona." Ucap sekretaris nila.

Risha pun mengikuti langkah sekretaris nila memasuki ruangan sang big bos.

Risha terkagum-kagum saat melihat ruangan yang dimasuki. Sederhana namun mewah.

Sekretaris nila melangkah pergi setelah sang atasan menyuruh.

"Apa kabar, nona arisha?"

Sapa-an Shean membuyarkan lamunan gadis yang tengah memandangi setiap inci benda dalam ruangan.

"Sa-saya. Baik." Risha gugup ketika menyadari, pria tampan itu sudah berada didepannya. Kapan shean berjalan?

Pria itu terkekeh pelan melihat ekspresi gadis yang terlihat gugup itu. Sangat imut . Apalagi penampilannya yang sederhana, shean menyukainya. Apapun yang dipakai terlihat indah.

Shean memasukkan tangan kirinya di saku kiri celana-nya. jasnya sudah dilepas setelah kembali dari makan siang. Kini pria itu hanya terbalut kemeja warna putih tanpa dasi, dan kancing bagian atasnya dibuka. gerah katanya.

Sepersekian detik, risha terpesona dengan tampilan pria matang didepannya. Tampan dan mapan, duda pula. Kurang apa lagi coba? Sialan memang, risha.

Setelah 'saling mengagumi' satu sama lain tanpa sepengetahuan keduanya. Shean berdehem.

"Silahkan duduk." Ucap shean sembari berjalan kearah kursi sofa diruang kerjanya.

Risha mengambil tempat duduk disofa panjang 3 orang. Dan shean single.

Dua minuman dan beberapa cemilan sudah tersaji, setelah Seorang Office boy datang mengantar. Sehan memang sudah memintanya, untuk tamu spesialnya.

"Minumlah terlebih dahulu. Atau mau makan sekalian? Biar saya suruh Nila pesankan makanan." Tawar shean.

Pria itu menyunggingkan senyum untuk pertama kalinya dengan tulus didepan Risha. Manis sekali ketika bibir ranum itu Melengkung keatas dengan indah

Risha seketika terpana dengan pesona yang diberikan Shean. Bisakan nanti dia tak main hati dengan pria itu bila seperti ini? Bukankah cinta tidak bisa memilih, dimana bisa berlabuh?

Risha mengerjapkan matanya berkali-kali. Bisa-bisanya memuji pria itu. Kurang ajar.

"Terima kasih tawaran-nya. Tapi saya kesini bukan meminta makan." Jawab risha.

"Oke, baiklah. Kalau begitu langsung to the point saja. Ada apa anda kemari?" Shean menatap intens bola mata yang membuat matanya tertarik.

Sekali lagi risha berfikir ulang. Apakah keputusannya tepat? Menjadi Seorang ibu dari Anak yang bukan lahir dari rahimnya? Bisakah risha memberikan kasih sayang tulus pada Putra shean?

gadis itu berkali- kali menarik nafas dan mengeluarkannya. Pasokan oksigen tiba-tiba menipis, membuat jantungnya berdetak berkali-kali lipat dari biasanya.

"Sa-saya..."

*

*

*

*

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

sayaa apa😄

2025-03-22

0

Rumiatin

Rumiatin

karyawan apa kariawan Thor??

2023-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Baby Archie
2 2. Gadis Manis
3 3. Permainan takdir
4 4. Saling Mengagumi
5 5. Kontrak dan perjanjian
6 6. Kebencian seorang putri
7 7. Hidup Baru Arisha
8 8. Melewati Batasan?
9 9. Pria kejam, tak berprasa'an
10 10. SIM, dari Ibu Mertua
11 11. Peran pelayan, dirumah Shean
12 12. Mengunjungi Rumah Mertua
13 13. Baby menggemaskan, Kesayangan Risha.
14 14. Milyarder Bar-bar
15 15. Senyuman yang memabukkan
16 16. Kegaduhan diruang Makan
17 17. Akibat Ulah Vena
18 18. Pertemuan tak terduga
19 19. Kediaman baru, impian Risha
20 20. Pertemuan Yang tak disengaja
21 21. Unicorn Rocking Horses
22 22. Keresahan Hati Shean
23 23. Menolak Kedatangan Jaxton
24 24. Kerinduan Seorang Putri
25 25. Ruang Rindu Shean
26 26. Tawaran 10 Miliar
27 27. Curah Hujan, membawa Kehangatan
28 28. Rindu Udara Luar
29 29. Keindahan Tak Nyata
30 30. Kastil Pasir, Impian
31 31. Rencana Honeymoon
32 32. Kembali KeSydney
33 33. Penerbangan Pertama Archie
34 34. Kunjungan pertama Shean
35 35. Tanaman Membawa Petaka
36 36. Archie Butuh Kamu
37 37. Menabrak Seseorang
38 38. Kebun Raya Kerajaan
39 39. Kembalinya Elma Dinara
40 40. Ibu Tiri Vs Ibu Kandung
41 41. Pantaskah Risha bertanya?
42 42. Kecemburuan Risha
43 43. Mencari-cari Kesalahan
44 Promosi Novel Baru (Rahim Yang Ke Tiga)
45 Mengulang Masa lalu
46 Saudara perempuan
47 Sisa Rasa Risha
48 Luka Lara Risha
49 Penyesalan Shean
50 Kedatangan yang tak diduga
51 Datang diwaktu yang tidak tepat
52 Keinginan Risha
53 Pelampiasan amarah
54 Hampa tanpa Archie
55 Aku butuh Cinta
56 Titipan dari ibu Nita
57 Apakah sudah berakhir?
58 Gugatan perceraian
59 Hubungan yang semakin jauh
60 Penolakan Archie terhadap Elma
61 Batas Ruang
62 Sekilas tentang masa lalu
63 Berikan aku satu kesempatan
64 Tragedi Mawar merah
65 Belum ada tanda-tanda
66 Mari Bercerai
67 Tidak Bisa Egois
68 My Queen
69 Wanita Selalu Benar
70 Mulai Ngidam
71 Naik motor
72 Feeling seorang Ayah
73 Kepergian Elma
74 Dua ibu
75 Akhir kisah
76 Akhir kata
77 Promosi karya baru
78 Karya baru
79 Plisss Baca!!!
80 Promosi karya baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Baby Archie
2
2. Gadis Manis
3
3. Permainan takdir
4
4. Saling Mengagumi
5
5. Kontrak dan perjanjian
6
6. Kebencian seorang putri
7
7. Hidup Baru Arisha
8
8. Melewati Batasan?
9
9. Pria kejam, tak berprasa'an
10
10. SIM, dari Ibu Mertua
11
11. Peran pelayan, dirumah Shean
12
12. Mengunjungi Rumah Mertua
13
13. Baby menggemaskan, Kesayangan Risha.
14
14. Milyarder Bar-bar
15
15. Senyuman yang memabukkan
16
16. Kegaduhan diruang Makan
17
17. Akibat Ulah Vena
18
18. Pertemuan tak terduga
19
19. Kediaman baru, impian Risha
20
20. Pertemuan Yang tak disengaja
21
21. Unicorn Rocking Horses
22
22. Keresahan Hati Shean
23
23. Menolak Kedatangan Jaxton
24
24. Kerinduan Seorang Putri
25
25. Ruang Rindu Shean
26
26. Tawaran 10 Miliar
27
27. Curah Hujan, membawa Kehangatan
28
28. Rindu Udara Luar
29
29. Keindahan Tak Nyata
30
30. Kastil Pasir, Impian
31
31. Rencana Honeymoon
32
32. Kembali KeSydney
33
33. Penerbangan Pertama Archie
34
34. Kunjungan pertama Shean
35
35. Tanaman Membawa Petaka
36
36. Archie Butuh Kamu
37
37. Menabrak Seseorang
38
38. Kebun Raya Kerajaan
39
39. Kembalinya Elma Dinara
40
40. Ibu Tiri Vs Ibu Kandung
41
41. Pantaskah Risha bertanya?
42
42. Kecemburuan Risha
43
43. Mencari-cari Kesalahan
44
Promosi Novel Baru (Rahim Yang Ke Tiga)
45
Mengulang Masa lalu
46
Saudara perempuan
47
Sisa Rasa Risha
48
Luka Lara Risha
49
Penyesalan Shean
50
Kedatangan yang tak diduga
51
Datang diwaktu yang tidak tepat
52
Keinginan Risha
53
Pelampiasan amarah
54
Hampa tanpa Archie
55
Aku butuh Cinta
56
Titipan dari ibu Nita
57
Apakah sudah berakhir?
58
Gugatan perceraian
59
Hubungan yang semakin jauh
60
Penolakan Archie terhadap Elma
61
Batas Ruang
62
Sekilas tentang masa lalu
63
Berikan aku satu kesempatan
64
Tragedi Mawar merah
65
Belum ada tanda-tanda
66
Mari Bercerai
67
Tidak Bisa Egois
68
My Queen
69
Wanita Selalu Benar
70
Mulai Ngidam
71
Naik motor
72
Feeling seorang Ayah
73
Kepergian Elma
74
Dua ibu
75
Akhir kisah
76
Akhir kata
77
Promosi karya baru
78
Karya baru
79
Plisss Baca!!!
80
Promosi karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!