Fatimah yang sedang makan bakso, langsung terbatuk-batuk. Tatkala ia mendengar perkataan dari Haidar. Apalagi saat itu, bakso yang ia makan sangatlah pedas. Sehingga ketika ia tersedak, membuat rasa pedas dari dalam kembali naik. Dan hal itu, air matanya seketika ikut mengalir dan membuat cadarnya menjadi basah.
"Maaf Nona! Saya tidak bermaksud mengejutkan Anda!" kata Haidar, masih terlihat datar-datar saja. Saat melihat Fatimah yang masih terlihat terbatuk-batuk karena ulahnya Haidar.
Mendengar kata maaf yang, terucap dari mulut Haidar. Fatimah pun menatapnya dengan singkat. Dan ia tak langsung menjawabnya karena ia lebih memilih untuk minum terlebih dahulu. Melihat cara minumnya Fatimah, Haidar pun mengerenyitkan dahinya.
"Hmm.. dasar wanita Aneh! Padahal tinggal membuka penutup wajahnya aja jugaan, kan bisa minum dengan nyaman! Ini ngribetin banget sih kaya gitu!" batin Haidar dengan tatapan yang tidak mengertinya.
Setelah dilihatnya Fatimah sudah lebih tenang, Haidar kembali menanyakan hal yang sama pada Fatimah. Membuat Fatimah langsung mengakhiri makanannya. Dan langsung menatap wajah Haidar dengan tatapan yang terlihat tidak suka.
"Maaf Tuan! Saya tidak tertarik untuk menjadi bodyguard siapapun! Termasuk anak Anda! Jadi carilah orang lain saja!" balas Fatimah terdengar tegas dan sangat jelas.
Leo langsung tersentak mendengar perkataan Fatimah. Dan seketika ia membayangkan wajah cemberutnya Rindhima, yang baru tiga hari saja melihatnya. Sudah membuat ia dan Abang iparnya menjadi resah karena tak menuruti keinginannya. Apalagi kalau Fatimah benar-benar tidak mau sama sekali. Hal itu akan menjadi bumerang baginya juga. Sebelum hal itu terjadi Leo, pun maju dan bahkan ia kini duduk di kursi tepat di depannya Fatimah.
"Begini Nona! Anda tidak perlu menjadi bodyguardnya Nonanya kami! Anda cukup menemaninya saja kemanapun dia pergi. Apakah Anda mengerti maksud saya? Anda tidak perlu khawatir tentang bayaran, karena kami akan membayar Anda dua kali lipat dari Anda mengajarkan taekwondo yang dibeberapa sekolah itu. Gimana Nona apakah Anda setuju?" ujar Leo.
Mendengar tawaran yang diberikan oleh Leo, membuat Haidar langsung mengerutkan dahinya. Karena ia tak menyangka Adik iparnya itu begitu lancang karena telah menawarkan sesuatu pada Fatimah tanpa seizinnya. Namun karena ia tahu kalau Leo melakukan hal itu, demi dirinya dan juga putrinya. Akhirnya ia memilih diam dan membiarkan Leo, berkata semaunya.
"Hmm.. maaf Tuan-tuan! Walaupun Anda menawarkan sepuluh kali lipat sekalipun, saya tetap tidak tertarik! Jadi jangan membuang waktu Anda lagi, hanya karena saya! Karena semuanya akan sia-sia saja! Permisi!" pungkas Fatimah, dan ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan Leo dan juga Haidar begitu saja.
"Cih! Sialan! Sombong sekali wanita itu! Heh..! Belum pernah sejarahnya aku mendapatkan penolakan dari siapapun! Baru wanita itu saja yang begitu beraninya menolak keinginanku! Sangat menarik!" ujar Haidar, seraya ia masih menatap punggungnya Fatimah yang terlihat masih berjalan semakin menjauh itu, dengan tatapan penuh kekesalan.
"Leo! Aku beri waktu dua puluh empat jam untuk membuat dia menyesal karena telah menolak Haidar Rafardhan ini! Dan dalam waktu yang sama ini Aku mau dia datang untuk memohon padaku! Apakah kamu mengerti Leo?!" lanjut Haidar, yang kini tatapannya sudah beralih ke Leo dengan tatapan yang begitu tajam.
"Saya mengerti Bang!" balas Leo, yang tampaknya ia sangat mengetahui arti tatapan Abang iparnya itu. Makanya ia tak akan beran untuk membantahnya lagi.
"Bagus! Kalau begitu sekarang Ayo kita pergi dari tempat yang kumuh ini! Huh! Benar-benar sangat menjijikkan!" ajak Haidar, seraya ia meludah, lalu ia pun bermaksud ingin pergi meninggalkan warung bakso itu. Namun pemilik warung yang melihat saat ia meludah membuatnya terlihat marah.
"Hai orang kaya yang sombong?! Apa maksud anda meludahi warung saya hah?!" seru seorang wanita paruh baya yang sepertinya ia adalah pemilik warung bakso tersebut. Dan seketika Haidar dan Leo langsung menoleh ke sumber suara tersebut.
"Cih! Karena tempat ini sangat jorok! Apa Anda tidak tahu itu Hah?!" bentak Haidar, yang kebetulan saat itu ia memang masih kesal karena mendapatkan penolakan dari Fatimah. Sehingga ketika pemilik warung tersebut menegurnya, membuat kemarahan tampaknya semakin besar.
"Bang hentikanlah! Dia hanya seorang wanita! Jangan menjatuhkan harga diri Anda hanya karena masalah ini! Jadi sebaiknya Anda pergilah ke mobil terlebih dahulu, biar saya yang akan menangani ini, Bang!" tegur Leo, sambil menahan Haidar, agar ia tak bertindak semaunya. Karena hali itu bisa menjadi masalah untuk mereka. Karena saat ini, di warung tersebut, sepertinya sedang banyak pengunjungnya.
Mendengar perkataan Leo, dengan kesal Haidar pun mengikuti perkatanya. Dan ia pun langsung meninggalkan tempat itu dalam keadaan emosi yang meledak-ledak. Sedangkan Leo dengan kepala dingin, ia pun meminta maaf pada sang pemilik warung sambil ia menyerahkan beberapa lembaran uang kertas berwarna merah pada wanita tersebut.
"Maaf ya Bu! Maafkan Bos saya, karena sebenarnya Beliau tidak bermaksud meludahi warung Ibu, melainkan Beliau sedang kesal pada Wanita yang tadi berada di sini. Untuk itu saya mewakili, Bisa saya tadi meminta maaf sebesar-besarnya pada Anda! Oh iya ini ada sedikit rejeki, tolong di terima ya Bu," kata Leo pada wanita itu dengan sangat sopan.
Melihat uang yang terlihat cukup lumayan banyak, membuat mata wanita tersebut itu. Langsung berbinar hijau. Bahkan dengan cepat ia langsung mengambil lembaran uang merah tersebut dari Leo dengan cepat, seraya berkata..
"Ooh begitu ya? Kalau begitu Saya akan memaafkannya Tuan. Dan terima kasih atas rezekinya," kata Wanita itu, seraya ia memasukkan uang tersebut ke dalam baju, dibagian dadanya. Dengan mengarah ke pria yang sedang diberdiri di dekat meja tempat mereka meracik Bakso bila ada yang beli. Tampaknya pria itu adalah suami dari ibu tadi.
"Aaah.. ya sudah kalau begitu saya permisi ya Bu," pamit Leo, seraya ia membungkukkan tubuhnya sedikit. Lalu tanpa menunggu balasan dari sang Ibu ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan warung tersebut.
...*****...
Sementara didalam mobil.
"Huh brengsek! Ini semua gara-gara wanita bercadar sialan itu! Lihat saja nanti, akan Aku buat dia menyesal karena sudah bersikap Sombong denganku!" gumam Haidar, dengan tatapan mata yang terlihat masih amat kesal pada Fatimah.
"Lihat saja, dalam waktu dua puluh empat jam, Aku akan membuat kamu berlutut padaku sambil memohon-mohon! Tapi sayang semuanya sudah terlambat! Karena aku tidak akan mentolerirnya lagi!"
...⊷⊶⊶⊷⊶•❉্᭄͜͡💓❉্᭄͜͡•⊶⊷⊶⊶⊷...
Dukung Ramanda terus ya? Dan jangan pelit, ya Guys! untuk memberikan VOTE nnya. Kan biar Ramanda semangat loh Update, oke guys?Jadi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
C2nunik987
Haidar km nanti yg akan bucin akut ke Fatima 😅😅😅
2025-02-19
0
Eity setyowati
ayo fatimah buat haidar bertekuk lutut padamu dan menjadi pria yg mempunyai hati tulus dan lembut
2024-07-10
0
LENY
TERLALU SOMBONG DIKIRA SEMUA ORANG BISA DIBELI DGN UANG. HAIDAR BARU NYAHO KETEMU FATIMAH GAK MEMPAN UANG BNYK GAK SILAU HARTA
2023-06-02
0