Di HARDHAN Grup,
Disebuah ruangan yang cukup besar, tampak beberapa orang terlihat sedang duduk mengelilingi sebuah meja yang cukup panjang dan lebar. Nampaknya diruangan tersebut sepertinya sedang diadakan rapat. Dan sudah pasti Haidar selaku Presdir di perusahaan itu, yang memimpin jalannya rapat tersebut.
Dari awal rapat itu dimulai, hingga hampir akhir. Ruangan tersebut tampak begitu mencekam. Pasalnya para bawahan Haidar rata-rata telah tahu siapa Bos mereka. Sehingga tak heran bila wajah-wajah para staf kantornya yang mengikuti jalannya rapat saat ini semuanya menjadi tegang. Karena pastinya mereka sangat takut bila memiliki kesalahan sedikit saja maka akibatnya akan membahayakan mereka.
Di saat rasa tegang masih menyelimuti ruang rapat tersebut. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu membuat para bawahannya Haidar, dengan spontan mereka tersentak kaget, secara bersamaan. Dan hal itu tertangkap oleh mata Haidar, membuat ia langsung mengerenyitkan dahinya, sambil menatap dingin pada mereka.
"Ada apa? Kenapa mendengar ketukan pintu saja, kalian Begitu terkejut hah?" tanya Haidar seraya menatap dingin pada para bawahannya.
"Eh, ti-tidak ada apa-apa Pak!" balas salah satu stafnya, yang kebetulan duduk tak berapa jauh darinya.
Setelah mendapatkan jawaban dari stafnya, Haidar tak mau menanggapinya lagi, ia malah langsung menatap Haris, yang terlihat sedang berdiri disisinya, "Haris, lihatlah! Siapa yang telah berani mengganggu jalannya rapat ini!" titah Haidar terdengar tegas.
"Baik Pak!" Haris pun langsung bergegas pergi. Dan tak berapa lama ia kembali lagi bersama seorang pria berjas hitam. Dan Haidar pun langsung mengenalinya.
"Ada apa Leo? Kenapa kamu tergesa-gesa begitu?" tanya Haidar. Namun Leo tak langsung menjawabnya, ia malah mendekati telinganya Haidar.
"Bang, telah terjadi penyanderaan di sekolahnya Rindhima! Dan para pengawal yang ditugaskan menjaganya juga ikut terbunuh!" bisik Leo, dan dengan spontan rahang Haidar mengeras. Tampak sekali ia telah diselimuti oleh kemarahannya.
"Brengsek! Mau bermain-main denganku rupanya mereka?!" hardik Haidar seraya ia menggebrak meja seraya berdiri. Sehingga dengan spontan tubuh para bawahannya langsung tersentak kaget.
"Rapat ditunda!" lanjut Haidar lalu ia pun langsung bergegas pergi dari ruangan rapat tersebut dan diikuti Haris dan Leo dibelakangnya. Sedangkan para bawahannya Haidar langsung menghelakan nafas leganya, setelah kepergian Bosnya.
...*****...
Sementara itu Haidar, Leo dan Haris langsung berpergi menuju kepintu lift yang terlihat sudah terbuka Namun saat Haidar Henda memasuki pintu lift, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan langsung menoleh ke arah Haris.
"Haris! Kamu yang handle kantor! Jadi tetaplah disini!" titah Haidar dengan tegas.
"Baik Pak!"
Setelah mendapatkan jawaban dari Haris, Haidar pun melanjutkan langkahnya memasuki pintu lift dan tentu saja diikuti oleh Leo. Dan selama didalam lift mereka tak berbicara sama sekali. Karena mereka tahu kalau disana ada cctv. Dan setelah mereka sudah berada di lantai paling bawah, tempat mobil-mobil petinggi perusahaan terparkir, pintu lift pun langsung terbuka. Dan mereka pun langsung bergegas ke mobilnya Haidar.
"Apakah kamu sudah cari tahu siapa mereka, Leo?" tanya Haidar, setelah keduanya berada di dalam mobilnya.
"Sudah Bang! Tapi anak buah saya belum mengetahui siapa dalangnya. Karena ternyata yang menyandera itu hanya pembunuh bayaran, saja Bang!" balas Leo, dengan mata yang terfokus kedepan.
"Pembunuh bayaran? Hmm.. apa itu artinya mereka bisa pindah haluan, kalau ada yang membayarnya lebih besar dari yang menyewa merekakan?" tanya Haidar Yang sepertinya Dia memiliki sebuah rencana.
"Bisa jadi seperti itu Bang! Hmm tapi apa maksudnya Abang bertanya seperti itu? Jangan bilang Kalau abang mau menyewa mereka juga!"
Haidar langsung tersenyum tipis saat mendengar pertanyaannya Leo, "Heh! Tebakkan kamu benar! Aku memang berniat menyewa mereka. Untuk mengetahui siapa sebenarnya dalangnya mereka!" balas Haidar sambil tersenyum sinis. Dan tampak sekali ada kelicikan dari raut wajahnya.
"Aaah Benar juga! Hanya dengan memberikan mereka bayaran yang lebih tinggi sedikit saja. Pasti mereka akan memberikan informasinya!" kata Leo, yang akhirnya paham maksud dari Abang iparnya itu. Dan saat bersamaan mobil yang disetirkan olehnya pun memasuki gerbang sekolah tunas bangsa.
"Kita sudah sampai Pak!" ujar Leo dan langsung ngerubah panggilannya. Sebab panggilan Abang terhadap Haidar hanya ketika mereka sedang berdua saja. Sedangkan saat ini mereka langsung disambut oleh para bawahannya Haidar yang sudah berkumpul di sana. Dan otomatis Leo, pun harus berperan menjadi bawahannya juga.
"Dimana mereka?" tanya Haidar setelah ia turun dari mobilnya.
"Dilantai tiga Bos!" jawab salah satu bawahannya Haidar.
"Kenapa kalian hanya berdiam disini saja hah?!" tanya Haidar, tampak kesal melihat bawahannya yang sepertinya tidak melakukan apapun.
"Maaf Bos! Tadi Kami, sudah akan bertindak! Tapi mereka mengancam akan membunuh satu-persatu murid dikelas itu! Makanya kami menunggu titah dari bos saja!" balas pria itu lagi.
"Aah.. Bodoh! Hanya ancaman seperti itu saja kalian menuruti mereka!" bentak Haidar tampak geram, "Aah.. sudahlah! Ayo Leo! Kita kesana!" sambungnya lagi.
"Baik Pak!" balas Leo, dengan sigap. Lalu mereka pun langsung bergegas menuju ke lantai tiga. Dan tentu saja para anak buahnya yang lainnya ikut juga. Dan disaat mereka telah mencapai di lantai tiga tiba-tiba Haidar menghentikan langkahnya. Karena ia sepertinya ia mendengar sesuatu.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku mendengar suara teriakkan seorang wanita? Apakah mereka sedang menyiksa guru Anakku?" tanya Haidar dengan tatapan mata, mengarah ke pintu yang sedang tertutup.
"Tidak tahu Pak! Tapi sepertinya itu, suara orang yang sedang berkelahi!" balas Leo, yang sepertinya ia juga mendengar suara-suara teriak wanita tersebut.
"Benarkah? Kalau begitu ayo cepat kita lihat!" kata Haidar, dan ia pun langsung bergegas menuju ke pintu yang tertutup dilantai tiga tersebut, "Leo! Dobrak pintu itu cepat!" titahnya pada Leo. Dan tanpa berbasa-basi lagi Leo pun langsung mendobrak pintu tersebut. Dan tampaklah oleh mereka, seorang wanita bercadar sedang bertarung, dengan tiga orang pria.
Melihat hal itu, Leo bermaksud ingin menolongnya. Namun tangan Haidar langsung menahannya, "Tunggu Leo! Kita lihat dulu!" katanya dengan tatapan masih mengarah ke wanita tersebut, yang terlihat begitu gesit dan lincah. Membuat para ketiga pria yang sedang menghadapinya terlihat kewalahan.
Melihat lawannya sudah mulai kewalahan, Wanita itu langsung mengambil kesempatan tersebut. Dan kemudian ia pun meloncat ke atas dan kemudian ia memutarkan tubuhnya seraya melepaskan tendangan tornadonya pada ketiga pria tersebut hingga ketiganya langsung terhempas ke lantai.
"Hmm..Siapa Wanita bercadar itu?" gumam Haidar, masih menatap ke arah wanita bercadar tersebut.
...⊷⊶⊶⊷⊶•❉্᭄͜͡💓❉্᭄͜͡•⊶⊷⊶⊶⊷...
Dukung Ramanda terus ya? Dan jangan pelit, ya Guys! untuk memberikan VOTE nnya. Kan biar Ramanda semangat loh Update, oke guys?Jadi please berikan dukungan kalian terus ya 🙏
OH iya, selagi menunggu Ramanda update, yuk mampir kekaryanya Author 💓 StarwCakes💓 Pokoknya Karyanya keren banget loh guys. Makanya cus buruan, kepoin ya. Dan jangan lupa juga berikan dukungannya juga ya guys 🙏😉
SYUKRON 🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
C2nunik987
cocok sudah Fatimah calon mommy indhi 😅😅😅
2025-02-19
0
Eity setyowati
pengganti momy rhidima ini
2024-07-10
0
mudahlia
iaaaaaaa awas jatuh cintong lo
2023-06-10
0