"Apa! Sistim perusahaan dibobol?" sentak Haidar, "Bagaimana bisa sistim perusahaan, dapat dibobol perentas, hah?! Apakah departemen keamanan kerjanya hanya bersantai-santai sajakah? Cepat lacak alamat peretas tersebut!" teriaknya lagi, seraya ia berjalan cepat menuju ke ruangan yang khusus untuk keamanan sistem diperusahaannya.
Setibanya di ruangan tersebut, tampak para karyawan dibagian keamanan tersebut. Begitu sibuk, untuk melacak sang peretas, yang mulai meresahkan bagi para karyawan tersebut. Pasalnya sang peretas begitu sulit untuk ditangani. Hal itu membuat Haidar semakin murka.
"Kenapa masih belum bisa dilacak hah?! Apakah aku sudah salah merekrut kalian hah?! Haris! Pecat mereka semua!" teriak Haidar, membuat semua karyawan bagian keamanan tersebut pada ketakutan.
"Sabar Pak Presdir! Mereka juga para ahlinya Pak! Hanya saja Hacker itu, begitu lihai, jadi begitu sulit untuk melacaknya Pak!" jelas pria yang dipanggil Haris tersebut.
"Sabar kamu bilang hah? Apa Kamu tahu, sepuluh menit saja perusahaan ini tidak beroperasi, Aku sudah rugi miliaran! Kau suruh lagi aku bersabar hah?!" teriak Haidar yang terlihat ia benar-benar kesal, karena hampir satu jam ia menunggu, tapi mereka belum menunjukkan hasilnya juga.
"Maaf Pak! Tapi kami sudah berusaha keras. Tapi tampaknya Hacker ini sangat berbeda, kami benar-benar sangat kesulitan!" ujar salah satu karyawan yang sedang menangani masalah sistem diperusahaannya Haidar.
"Tunggu sebentar! Coba kamu pinggir!" kata Haris, pada salah seorang yang sedang fokus melacak sang peretas.
"Baik Pak!" Haris pun langsung duduk di kursi tempat karyawan tadi. Dan tak berapa lama ia mulai menarikan jari-jari di tuts-tuts keyboard komputer pria tadi. Entah mengapa ia seperti mengenali cara kerja sang peretas. Dan benar saja tak berapa lama Haris langsung bernafas lega.
"Pak, saya berhasil mendapatkan alamat perenasnya. Dan lokasinya dirumah Anda sendiri pak!" ujar Haris, membuat Haidar langsung mengerutkan dahinya.
"Dirumah saya? Bagaimana mungkin di rumah saya ada seorang peretas?" tanya Haidar yang sepertinya ia masih belum percaya, pada perkataannya Haris.
"Saya tidak tahu Pak! Hanya saja, sistem menujukan disanalah asalnya!" kata Haris lagi.
"Cih! Siapa yang sudah berkhianat? Ya sudah ayo kita kerumahku!" ujar Haidar, terlihat amat geram, "Oh iya, ngomong-ngomong alamat peretas itu di rumahku yang mana hah?!" tanya Haidar, yang tampaknya ia sudah tidak sabaran ingin memberikan pelajaran pada sang Hacker.
"Di mansion yang berada di pulau S pak!" balas Haris, apa adanya, membuat Haidar kembali terkejut.
"Apa! Bukankah Kayla dan putriku yang ada disana? Apakah ini berarti kerajaannya Keyla? Bukankah Keyla seorang Hacker? Apa ini bentuk protesnya karena Aku tidak pulang-pulang kepulau? Dan akhirnya dia meretas perusahaanku?" kata Haidar, yang pikirannya langsung menuduh istrinya.
"Oh iya, Nyonya Keylakan memang pernah menjadi seorang Hacker. Apakah memang dia pelakunya?" sambung Haris, yang sepertinya ia juga mengetahui kalau istri bosnya itu pernah menjadi seorang Hacker.
"Hah! Sudahlah! Kamu beritahu Joy untuk membawa helikopternya kesini cepat!" titah Haidar terdengar tegas. Lalu ia pun membalikkan tubuhnya menghadap ke jendela yang berada di lantai paling atas itu.
"Baik Pak! Kalau begitu saya permisi!" balas Haris. Lalu ia pun berlalu meninggalkan Bosnya yang terlihat masih memandang ke luar jendela yang begitu besar.
"Apakah ini bentuk protes kamu Key? Karena Aku belum sempat pulang? Padahal aku melakukan ini biar pekerjaanku secepatanya selesai. Jadi kita bisa berlibur berkeliling kenegara Eropa! Tapi kenapa kamu malah melakukan hal yang membuat pekerjaanku tertunda sih Sayang!" gumam Haidar dengan wajah yang terlihat antara sedih dan kesal menjadi satu.
"Seandainya kamu bersabar sedikit lagi! Mungkin lusa kita sudah bisa berkumpul! Aaaakh! Kerjaanku jadi sia-sia kalau begini!" gerutu Haidar lagi, seraya ia mengacak-ngacak rambutnya yang tadi terlihat begitu rapi dan klimis kini jadi berantakan. Disaat bersamaan Haris kembali masuk keruangannya Haidar.
"Permisi Pak! Helikopter sudah siap diatas gedung! Apakah Pak Presdir ingin berangkat sekarang?" tanya Haris terlihat berhati-hati sekali. Karena ia tahu, kalau saat ini suasana hati Bosnya saat ini sedang tidak baik.
"Iya kita berangkat sekarang!" balas Haidar, dan ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruangannya. Sedangkan Haris dengan setia mengikuti langkah dari belakangnya.
Sesampainya mereka di puncak gedung, Hendar langsung naik ke helikopter yang memang sedang menunggu dirinya. Setelah Bos dan beberapa bawahannya naik, Haris pun meminta sang pilot helikopter tersebut untuk segera berangkat. Dan tak berapa lama kemudian, helikopter pun mulai bergerak dan terbang meninggalkan gedung perusahaannya Haidar.
Jarak antara perusahaan Haidar dan pulau S memang lumayan jauh. Sehingga mereka membutuhkan waktu sekitar tiga jam bila menaiki helikopter dan apabila mereka menaiki kapal pesiar, akan memakan waktu sekitar enam jam. Makanya Haidar lebih memilih naik helikopter dibandingkan naik kapal pesiarnya.
Tiga jam kemudian, helikopter yang membawa Haidar dan bawahnya pun sampai di kepulauan S. Dan ternyata disana mereka sudah di tunggu oleh beberapa bawahannya Haidar. Begitu Haidar turun dari helikopter, semua anak buahnya langsung membukukan tubuhnya secara bersamaan. Dan ketika melihat Haidar langsung berjalan menuju Mansionnya. Mereka semua pun mengikutinya dari belakang.
Sesampainya Haidar didepan pintu gerbang Mansionnya. Ia langsung terkejut ketika melihat beberapa orang yang tidak kenalnya sedang berkumpul di depan Mansionnya, "Ada apa ini? Siapa mereka? Mengapa mereka pada berkumpul di sini?" tanya Haidar, pada Leo, yang ternyata ia sudah berada di depan Mansionnya.
Yaa Leo langsung tahu kalau Bosnya pulang, saat mendengar suara helikopter tadi. Dan ia pun langsung bergegas keluar untuk menyambut kedatangannya. Mendengar pertanyaan Bosnya Leo tak langsung menjawab, karena ia bingung cara menyampaikan pada Bosnya itu, kalau istrinya sudah meninggal. Melihat kediamannya Leo, Haidar pun menjadi kesal.
"Kenapa kamu diam Leo! Ada apa ini cepat jawab!" bentak Haidar. Membuat tubuh Leo langsung tersentak.
"Eh! Anu Pak! Itu.. Nyo..Nyonya.. Nyonya.." balas Leo, terlihat ketakutan hingga tubuhnya terlihat gemetaran. Karena melihat tatapan tajam matanya Haidar.
"Ada apa dengan Nyonya hah? Apa dia berulah, karena sudah merentas perusahaanku, iya! Jawab yang benar Leo!" bentak Haidar lagi, tampak sekali ia mulai habis kesabarannya.
Mendengar perkataan Haidar, Leo langsung menatap wajah Bosnya, "Nyonya merentas perusahaan Anda Pak? Itu tidak mungkin Pak, karena saat ini Nyonya.." balasnya, namun lagi-lagi ia kesulitan untuk mengatakan kalau Nyonya nya telah tiada.
"Aaah..! Apanya tidak mungkin! Jelas-jelas hanya dia yang bisa melakukan itu! Pinggir kamu! Aku nggak butuh jawaban kamu lagi!" hardik Haidar, sambil ia mendorong tubuh Leo. Lalu ia pun langsung berjalan menuju pintu masuk Mansionnya sambil berteriak.
"Keylaaa!! Dimana kamu! Cepat kelu..." Haidar langsung menghentikan langkah dan teriaknya tatkala ia melihat diruangan tamunya sudah di penuhi oleh para pelayat. Dan seketika itu juga matanya langsung tertuju pada sebuah tempat persemayaman untuk mayat yang ditutupi dengan kain putih. Melihat itu jantungnya seketika berdetak kencang.
"Ada apa ini? Siapa yang meninggal?"
...⊷⊶⊶⊷⊶•❉্᭄͜͡💓❉্᭄͜͡•⊶⊷⊶⊶⊷...
Terus dukung author ya guys dan jangan lupa berikan 👉 ⭐ ⭐⭐⭐⭐ + 👍 serta komentarnya oke 😉 Syukron 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
C2nunik987
laki laki bodoh istri sakit keras ga paham ga peka sibuk sendiri atas nama kebahagiaan utk istri ....indhimu yg meretas perusahaan mu ....paham 😡😡😡
2025-02-14
0
Serli Ati
rasain makanya jadi suami jangan zolim, aneh masa gak ada firasat sedikit pun.
2023-07-12
1
tata 💕
ambisi mu awal dari kesedihan mu, dan mungkin juga akan menyusul penyesalan mu, Haidar 😔
2023-05-21
0