"Mommyy..!! Momyyy!! Jangan tinggalkan Indhi Momyy!! Aaaakh!! Huhuhuhu MOMMYY!! Jangan pergi Momy! Jangan tinggalkan Indhi!! MOMMYYY!!"
Menyaksikan kepergian ibunya didepan matanya. Rindhima menangis sejadi-jadinya bahkan ia berteriak-teriak memanggil-manggil ibunya sambil tangan kecilnya itu menggoyang-goyang tubuh sang ibu. Namun tetap saja sang Ibu tak lagi memberikan responnya lagi.
Leo yang kebetulan masih berada di sana ikut sedih saat menyaksikan kesedihan majikan kecilnya itu. Bahkan ia ikut menitikkan air matanya, saat melihat gadis kecil itu yang terus-menerus memanggil ibunya. Karena tak tega membiarkannya begitu saja. Akhirnya dengan perlahan ia mendekati Rindhima, dan memeluknya dari belakang.
"Ikhlaskanlah Momy Anda Nona! Karena Dia sudah tidak merasakan kesakitan lagi. Doakanlah agar ia tenang disana," ujar Leo, terdengar lirih. Mendapatkan pelukan dari Leo, Rindhima pun langsung membalikkan tubuhnya, dan langsung memeluk Leo.
"Huhuhuhu.. tapi Indhi jadi nggak punya Momy lagi Uncle..hiks.. hiks.." ucap Rindhima, masih di dalam pelukannya Leo, "Terus Indhi sama siapa lagi? Momy pergi tinggalkan Indhi. Terus Daddy nggak pulang-pulang, huhuhu..hiks.. terus Indhi sama siapa Uncle? Indhi sekarang hanya sendirian! Huhuhu..hiks..hiks..huhuhu..hiks ." sambungnya dengan tangis yang semakin memilukan, membuat siapapun yang mendengarnya semakin merasa iba.
"Nona, Anda tidak sendirian! Masih ada Uncle, Mbok Rukmi, yang akan menjaga Nona, sampai Daddy Anda pulang Nona, dan Anda akan berkumpul lagi sama Daddy Andaikan? Jadi Anda jangan bersedih lagi ya?" balas Leo, seraya ia mengusap air mata yang membanjiri wajahnya Rindhima.
Mendengar kata Pulang dari mulut Leo. Seketika Rindhima menengadahkan wajahnya dan menatap wajah Leo. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Namun dari tatapannya sepertinya ia memiliki sesuatu yang sedang ia rencanakan. Mendapatkan tatapan dari majikan kecilnya yang tidak biasanya, membuat Leo sedikit merasa heran.
"Ada apa Nona? Apakah ada perkataan saya yang salah Nona?" tanya Leo, terlihat masih bingung melihat perubahan wajahnya Rindhima.
Bukannya menjawab pertanyaan Leo, Rindhima malah kembali menatap wajah ibunya yang kini sudah semakin memucat. Lalu ia turun dari pangkuannya Leo, seraya ia mengusap air mata yang masih tersisa di wajahnya. Setelah itu ia pun mendekat kewajah sang ibu dan kemudian ia pun memberi kecupan pada dahi sang Ibu.
"Momy, tunggu sebentar ya? Indhi akan membawa Daddy secepatanya pulang! Dan hanya Deddylah yang akan memakamkan Momy!" bisik Rindhima, setelah ia mengecup dahi sang Ibu. Setelah itu ia pun langsung turun dari tempat tidurnya Keyla.
"Uncle! Persiapkanlah tempat persemayaman terakhir untuk Mommy di ruang tamu! Karena sebentar lagi, para pelayat akan datang!" kata Rindhima lagi terdengar begitu tegas
"Baik Nona! Saya akan persiapkan sekarang juga!" balas Leo. Setelah itu Leo pun membungkukkan tubuhnya sedikit setelahnya ia langsung bergegas pergi dari kamarnya Keyla.
"Dokter, tolong lepaskan semua alat-alat itu dari tubuh Momy dan bersihkanlah dia!" kata Rindhima lagi pada Dokter yang terlihat masih berada di sisi tempat tidurnya Keyla.
"Baik Nona!" balas sang Dokter singkat.
Setelah mendapatkan jawaban dari sang Dokter, Rindhima pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar sang Ibu. Ia terus berjalan menuju ke lantai tiga. Sesampainya disana, ia langsung menuju ke sebuah pintu yang terdapat di paling ujung dilantai tiga tersebut. Melihat letak posisinya tampaknya ruangan tersebut adalah ruangan yang terlarang, bagi siapapun.
Namun Rindhima sepertinya tidak menghiraukan peraturan yang sudah dibuat oleh sang Ayah. Malahan kini ia sudah berada di dalam ruangan tersebut, karena ternyata ia mengetahui kode kunci pada ruangan tersebut. Setelah berada di dalam Rindhima sedikit tercengang melihat isi diruangan tersebut, yang terlihat seperti perpustakaan karena terdapat rak buku disana. Bahkan ia juga melihat lemari kaca yang didalamnya terdapat berbagai senjata api.
Setelah puas melihat isi ruangan kerja sang Ayah. Rindhima melangkahkan kakinya menuju kemeja kerja sang Ayah, yang disana terdapat sebuah laptop yang masih tertutup. Karena tubuhnya yang kecil ia sedikit kesulitan ketika hendak duduk di kursi kebesarannya sang Ayah. Setelah berhasil duduk, Rindhima langsung mendekati laptop sang Ayah, dan kemudian ia langsung membuka laptop tersebut.
Pada awalnya ia hanya memandang layar laptop yang kini sudah menyala. Karena ternyata, wallpaper pada layar tersebut terdapat foto dirinya yang sedang mencium pipi sang Ayah. Lalu Ia pandangi wajah sang Ayah yang terlihat sedang tertawa bahagia, karena mendapatkan ciuman darinya itu. Dengan pandangan antara benci dan sayang.
"Maaf Daddy! Indhi terpaksa melakukan ini!" gumam Rindhima. Dan tak berapa lama kedua tangan kecilnya pun mulai menari di atas keyboard laptop sang Ayah. Entah apa yang sedang ia lakukan disana. Namun ia tampak begitu serius dan cekatan ketika menekan tuts-tuts keyboard laptopnya itu.
...*****...
Sementara disisi lain.
Disebuah gedung berlantaikan dua puluh, yang bertuliskan HARDHAN Grup, terlihat begitu ramai dengan para perkerja, yang sedang melakukan tugasnya masing-masing. Tidak ada satupun dari mereka yang tidak mengunakan komputer. Hampir semua karyawan dan karyawatinya pasti mengunakan komputer.
Maka tak heran, disetiap lantai, pasti terdengar suara orang yang sedang menekan tuts-tuts keyboard yang berasal dari komputer para karyawan masing-masing. Disaat mereka sedang disibuki dengan perkerjaan mereka masing-masing, tiba-tiba komputer mereka tidak bisa di operasikan, membuat semua karyawan menjadi ribut.
"Apa yang terjadi? Mengapa semua Komputer kita jadi seperti ini?" celetuk salah satu karyawan yang ada disana
"Iya benar! Punya saya juga! Ada apa ini sebenarnya, kenapa semua komputer kita tidak bisa dioperasikan?" sambung karyawan lainnya.
"Gawat! Sepertinya ada kebocoran sistem nih! Ada seseorang yang meretas sistem perusahaan kita! Cepat laporkan pada departemen keamanan! Jangan sampai Presdir kita mengetahuinya bisa gawat nanti!" ujar seorang pria paruh baya, yang terlihat ia sedang memerintahkan salah satu anak buahnya.
"Baik Pak!" balas anak buahnya. Namun baru saja ia hendak membalikkan badannya tiba-tiba terdengar suara bariton yang terdengar begitu menyeramkan.
"Apa yang terjadi disini? Mengapa begitu ribut? Apa kalian sudah bosen kerja di sini, hah?!" tanya sang pemilik suara bariton tersebut. Mendengar suara bariton tersebut, seketika semua mata yang berada di ruangan tersebut, langsung menoleh ke sumber suara tersebut.
"Eh! P-pak Presdir Rafardhan?" sentak mereka kaget, ketika melihat wajah pria tersebut, yang ternyata ia adalah Haidar Rafardhan pemilik perusahaan tersebut.
"Kenapa tidak menjawab pertanyaan saya Riyan? Apakah kalian memang sudah bosen kerja di sini hah?!" tanya Haidar, mengulangi pertanyaannya.
"Maaf Pak, bukan kami tidak ingin bekerja! Hanya saja, semua komputer disini tidak bisa dioperasikan, karena sepertinya ada seorang Hacker yang mampu menerobos sistem keamanan komputer diperusahaan kita Pak!" balas pria yang bernama Riyan dan disaat bersamaan seorang terlihat berlari-lari kearah mereka.
"Maaf Pak saya mau melapor! Kalau sistem diperusahaan kita di bobol oleh peretas Pak!" ujar Pria tersebut. Membuat Haidar begitu terkejut mendengarnya.
"Apa!! Sistem perusahaan dibobol?!"
...⊷⊶⊶⊷⊶•❉্᭄͜͡💓❉্᭄͜͡•⊶⊷⊶⊶⊷...
Terus dukung author ya guys dan jangan lupa berikan 👉 ⭐ ⭐⭐⭐⭐ + 👍 serta komentarnya oke 😉 Syukron 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
C2nunik987
indhi genius ....dia hanya ingin Daddy nya pulang 😭😭😭😭
2025-02-14
0
Serli Ati
pasti Rindhima yang melakukannya, klu Haidar ada di kantor kenapa dia tak pulang kerumah istrinya ya, apa dia punya istri lain Thor?
2023-07-12
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘩𝘦𝘣𝘢𝘵 𝘐𝘯𝘥𝘩𝘪 👍👍👍👍👍
2023-05-11
0