Setelah mereka berpamitan dimakamnya Keyla. Haidar pun langsung membawa Rindhima dan Leo ke kota. Dengan menaiki helikopter miliknya Haidar. Dan setelah beberapa jam telah terlewati, akhirnya mereka sampai di Mansion milik Haidar, yang berada di kota. Seperti biasanya mereka akan langsung disambut oleh para bawahannya yang terlihat sudah berbaris berjejet di depan pintu masuk Mansionnya Haidar.
"Selamat pulang kembali Tuan, Nona Rindhi!" ucap mereka secara serentak, sambil membungkuk tubuhnya juga secara bersamaan.
Sedangkan Haidar dan Rindhima, hanya melewatinya saja, dengan memasang wajah datar mereka. Bahkan gaya mereka berjalan hampir sama. Sama-sama seperti tidak peduli pada orang-orang di sekitarnya. Setelah keduanya memasuki Mansion. Para bawahan yang mengenal Rindhima, langsung membuka saling berpandangan. Namun mereka tak berani mengeluarkan kata-kata mereka. Akan tetapi ketika mereka berada di tempat tugas mereka masingmasing.
"Rani, kamu merasa aneh nggak saat melihat Nona Rindhi tadi? Soalnya kok saya merasa, Nona Rindhi jadi berbeda ya?" tanya seorang wanita yang terlihat sedang meracik-racik didapur.
"Kamu benar Yati! Aku juga merasa ada keanehan pada Nona Rindhi. Kalau kamu gimana Ikah?" balas Wanita yang di panggil Rani itu.
"Iya Aku juga merasakan hal yang sama Ran. Soalnya dulu, saat masih ada Nyonya, kalau kita menyambut kedatangan mereka seperti tadi. Nona Rindhi, pasti menyapa Kitakan dengan keceriaannya? Tapi tadi kok berbeda ya? Bahkan Dia berjalan seperti tidak melihat Kitakan" balas wanita yang bernama Ikah itu.
"Kamu benar Kah! Bahkan saat aku lihat tadi, Nona Rindhi, sudah seperti Tuan Haidarkan? Dingin banget!" timpal Yati. Di saat, mereka masih terlihat membicarakan Nona kecil mereka. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara seorang pria tua
"Apakah pekerjaan kalian sudah terselesaikan? Sehingga kalian berkesempatan untuk menceritakan Nona kita hah?" tanya Pria tua tersebut. Sambil menatap dingin pada keempat wanita yang ditugaskan untuk urusan dapur di Mansionnya Haidar. Melihat pria itu yang sepertinya ia adalah kepala pelayan. Keempat wanita itu langsung tersentak.
"Butler Markum!" sentak mereka secara bersamaan, "Maaf Butler! Kamu tadi hanya heran melihat Nona kita yang sekarang sangat berbeda. Rasanya jadi sedih, baru beberapa bulan saja tak melihatnya Beliau sudah berubah," jelas Rani, terlihat sedih.
"Sudah-sudah jangan sembarang bicara lagi! Mungkin Nona kita seperti itu karena Dia baru kehilangan ibunya! Jadi sebaiknya kalian jaga sikap kalian di depan Beliau, mengerti?!" ujar kepala pelayan yang dipanggil Markum tersebut.
"Mengerti Butler!" jawab mereka secara serentak.
"Bagus! Sekarang kalian sajikanlah masakan kalian di meja makan! Karena sudah waktunya Tuan besar dan Nona Rindhi akan makan malam!" kata Markum, memerintahkan bawahannya.
"Baiklah Butler Markum!" balas Mereka lagi. Setelah mendapatkan jawaban dari bawahannya, Markum pun meninggalkan ruangan dapur.
Sedangkan keempat wanita yang bertanggung jawab diurus dapur itu, langsung menyajikan masakan mereka ke meja makan. Setelah makanan-makanan tersebut, tersusun rapi di meja makan, salah satu dari mereka pun langsung melaporkannya pada kepala pelayan yang bertanggung jawab di mansionnya Haidar. Setelah mendapatkan laporan dari bawahannya, Markum pun langsung bergegas memanggil kedua majikannya.
"Permisi Tuan besar! Hidangan untuk makan malam sudah tersedia di meja makan! Apakah Anda ingin makan malam sekarang Tuan?" ujar Markum, pada Haidar, saat ia sudah berada di ruang kerjanya Haidar.
"Iya saya makan sekarang! Tapi sebelumnya, kamu panggillah Rindhi. Karena aku ingin makan bersamanya!" balas Haidar tanpa menoleh sedikitpun, pada Markum. Karena ia terlihat sedang Fokus pada layar laptopnya.
"Baiklah Pak! Kalau begitu saya pamit undur diri Pak," ujar Markum seraya ia membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Hmm!" balas Haidar, hanya ber hmm ria. Dan masih terfokuskan pada layar laptopnya.
Sedangkan Markum, langsung aja beranjak dari sana, setelah mendapatkan jawaban dari Bosnya itu. Lalu ia pun langsung bergegas menuju ke kamarnya Rindhima. Sesampainya di depan pintu kamar Rindhima, Markum pun langsung mengetuk pintu kamarnya. Dan tak berapa lama terdengar suara anak kecil yang terdengar lantang dari balik pintu tersebut.
"Masuk!"
Mendengar itu, Markum pun langsung membuka pintu kamarnya Rindhima, "Maaf Nona, saya mengganggu kenyamanannya Nona," kata Markum setelah ia sudah berada di dalam.
"Tidak papa Kek! Tapi Ada apa Kakek kesini?" tanya Rindhima, dengan sopan.
"Maaf Non, saya disuruh Tuhan besar untuk memanggil Anda, karena Tuhan besar ingin mengajak makan malam bersama dengan Nona," balas Markum dengan sopan.
"Ooh.. Baiklah Kak kalau begitu mari kita keluar," balas Rindhima, dengan wajah datarnya. Lalu ia pun langsung turun dari tempat tidurnya, dan langsung bergegas keluar dari kamarnya, dan di ikuti oleh Markum dari belakang.
Setibanya Rindhima di ruang makan, ternyata ia melihat sang Ayah sudah berada di sana. Bahkan sang Ayah langsung menarik salah satu kursi makannya, saat melihat kedatangan dirinya.
"Duduklah di sini Sayang," kata Haidar dengan suara lembutnya.
"Terima kasih Daddy!" balas Rindhima, terdengar datar. Lalu ia pun duduk di kursi yang telah, di persiapkan oleh sang Ayah.
Setelah melihat putri kecilnya telah duduk. Haidar pun langsung duduk, di kursi yang berada di paling ujungnya Meja. Sementara Rindhima duduk di kursi sebelah kanannya. Biasanya setiap mereka makan bersama, Keyla yang akan mengambil makanannya untuk mereka. Tapi kini, Haidar terpaksa mengambil sendiri. Bahkan ia jugalah yang mengambilkan makanannya untuk Rindhima.
"Sekarang makanlah Nak," kata Haidar, seraya ia meletakkan piring yang telah berisikan makanan tersebut, kemeja tepat di hadapannya Rindhima.
"Terima kasih Daddy!" ucap Rindhima, tanpa melihat sang Ayah sedikit pun. Setelah memberikan makanan pada Putrinya. Haidar, pun langsung mengambil makanan, yang kali ini untuk dirinya.
Setelah itu mereka pun langsung melahap makanan tersebut dengan penuh hikmah. Dan ditengah-tengah saat mereka masih makan, tiba-tiba Rindhima buka Suara, "Daddy, mulai kapan Indhi sekolanya?" tanyanya, dengan wajah masih terlihat datar. Dan lagi-lagi tanpa ingin memandang Ayahnya. Karena tatapannya masih mengarah ke makanannya.
"Kalau Deddy mah, terserah sama Indhi saja! Memangnya Indhi maunya kapan, hm?" tanya Haidar balik.
"Indhi Maunya sih Besok Dad! Biar Indhi secepatanya menjadi anak Pintar," balas Rindhima lagi.
"Ooh okay! Kalau begitu besok Daddy akan mendaftarkan kamu kesekolah yang terbaik di kota ini, Okay sayang?" ujar Haidar, seraya ia menyunggingkan senyumnya pada sang putrinya yang kebetulan saat ini sedang menatap dirinya.
"Okay Dad!"
...⊷⊶⊶⊷⊶•❉্᭄͜͡💓❉্᭄͜͡•⊶⊷⊶⊶⊷...
Dukung Ramanda terus ya? Dan jangan pelit, ya Guys! Dan jangan lupa untuk memberikan Votenya. Kan biar Ramanda semangat Update, oke guys?Jadi please berikan dukungan kalian terus ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
C2nunik987
good job indhi trs itu yg dihack indhi perusahaan yg diretas udh pulih blm thorr datanya....blm sekolah udh pandai meretas hbt kan indhi 😅😅😅💪💪💪
2025-02-14
0
Eity setyowati
lanjut
2024-07-10
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘐𝘯𝘥𝘩𝘪 𝘮𝘴𝘩 𝘣𝘭𝘮 𝘪𝘬𝘩𝘭𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘯𝘺𝘢 😌😌😌
2023-05-12
0