Bab 16

Azzura sudah kembali kekamar dengan terburu-buru, dia langsung berganti pakaian dan pakaian yang tadi dia pakai disimpan dengan rapih kembali.

Setelah selesai salin dia duduk diranjang dengan pikiran yang berkecamuk, siapa laki-laki tadi ilmu beladirinya sangat tangguh dan bisa menangkis semua serangannya.

“Apakah dia mengenali ku?” Khawatir Azzura. Jam sudah menujukan pukul tiga pagi, Azzura memilih untuk tidur dan memikirkan segala kemungkinannya besok pagi saja karena terlalu lelah dan mengantuk.

Dipagi hari Lola sudah bangun dan bersiap untuk masuk kekamar Azzura intuk membantunya membereskan barang-barang. Namun dijalan dia berpapasan dengan Nyonya Elena yang keluar dari Ruang kerja Tuannya dengan senyum Bahagia.

“Eh, Nyonya mengapa keluar dari ruang kerja Tuan dengan bahagia?” Polosnya karena merasa aneh.

Lola tidak mau ambil pusing maka dia tetap pergi kekamar Azzura, saat mengetuk pintu kamar tersebut dan mencoba membukanya tapi terkunci dari dalam. Seingat dia semalam kamar Nonanya ini tidak dikunci.

“Nona, apakah anda sudah bangun?” Tanya Lola dari balik pintu.

Azzura mendengar suara Lola memanggil dengan malas bangun dan membuka pintu, dia sengaja menguncinya semalam karena takut ada yang masuk dengan tiba-tiba lagi.

“Kau sudah datang?” Tanya Azzura yang terlihat sangat lelah dan mengantuk.

“Apa tidur anda tidak nyenyak Nona?” Tanya Lola yang melihat Nona nya kembali ke ranjangnya lalu menarik selimut.

“hem…” Hanya itu jawaban dari Azzura dan dia kembali tidur.

Lola tidak bertanya lagi dan melanjutkan membereskan barang-barang Nonanya yang banyak. Azzura meminta semua barang dibawa tanpa terkecuali. Dan sudah menyiapkan kereta khusus untuk semua barang bawaannya.

Azzira tidak mau ada yang terlupakan lagi seperti kejadian dulu. Saat ini waktu sudah menunjukan jam sarapan Pagi, Tuan Cariann selalu membiasakan seluruh keluarganya untuk makan bersama. Karena bisa mendekatkan satu sama lain dan juga bisa saling bercerita.

Nyonya Elena yang sedang bahagia datang kekamar Azzura, dan melihat putri semata wayangnya masih terlelap tidur. Lola menyadari kedatangan Nyonya Elena langsung berdiri dan memberi hormat.

“Apa Azzura masih tidur?” Tanya Nyonya Elena.

“Benar Nyonya, sepertinya dia kelelahan.” Jawab Lola mencoba membela Nonanya.

Nyonya Elena kesal dan menghampiri ranjang Azzura lalu menarik selimutnya. “Azzura bangun.” Dengan nada yang keras.

“Ah, Ibuu.. aku masih mengatuk.” Azzura merebut kembali selimut dari tangan Nyonya Elena.

Awalnya Nyonya Elena akan mengajak Azzura berkeliling dan mengambil beberapa tanaman untuk dipindahkan setelah sarapan nanti, namun melihat putrinya yang masih terlelap Nyonya Elena menjadi kesal.

“Azzura Ibu bilang bangun sekarang!” teriak nya lagi.

Azzura langsung bangun dan duduk dikasurnya dengan kesal. Sifat kekanak-kanakan Azzura muncul dan mulai marah pada ibunya.

“Ibu, aku masih mengantuk mengapa berteriak pada ku.” Jawabnya.

“Azzura!” Teriak Nyonya Elena.

Azzura tersadar dan melihat sang Ibu dengan wajah marahnya menatap tajam dirinya. “celaka,” Azzura terkejut dan langsung tersenyum manis pada Ibunya.

“hehe, aku akan kekamar mandi sekarang,” Azzura turun dari ranjangnya dan berlari kekamar mandi dengan segera. Dia tidak mau mendengar ocehan Ibunya yang lebih besar.

Nyonya Elena menarik nafas panjang melihat tingkah putrinya itu, namun dia bersyukur putrinya tidak ada masalah apa-apa. Tadinya dia cukup curiga jika sang Putri berubah dan ada yang aneh. Tapi sepertinya itu hanya perasaannya saja.

“Lola, bantu Nona mu dengan segera, sebentar lagi sarapan.” Perintah Nyonya Elena.

“Baik Nyonya,”

Nyonya Elena pergi meninggalkan kamar Azzura dan menuju kamar suaminya. Semenjak suaminya menikahi beberapa Selir, dia memiliki kamar sendiri. Dia tidak mau tianggal dikamar salah satu wanitanya karena takut menimbulkan kecemburuan satu sama lain.

Nyonya Elena mengerti hal tersebut, maka dari itu dia akan menengok kekamar suaminya terlebih dahulu.

“Suami ku,” sapa Nyonya Elena yang melihat suaminya sedang bersiap.

Tuan Cariann tersenyum pada istrinya itu. “Apa kau sedang Bahagia?” melihat istrinya yang tersenyum manis sejak masuk tadi.

“tmTentu aku Bahagia, melihat kau baik-baik saja. Serta anak kita sehat. Bagaimana aku tidak Bahagia,” Jawabnya dengan senang dan membantu sang Suami membenarkan pakaiannya.

Tidak lama pintu kamar diketuk, masuk lah Selir Luisa dan Selir Inez. Mereka melihat Tuan Cariann sedang bersama Nyonya Elena langsung menunduk.

“Maaf kami tidak tahu jika Nyonya sedang berada disini.” ucap Selir Inez. Selama ini Nyonya Elena sangat jarang berada dikamar Tuan Cariann, bahkan bisa dihitung. Namun mengapa saat ini ada disini dan terlihat mesra.

“Ada apa?” Tanya Tuan Cariann langsung.

“Sarapan telah siap, apa kita bisa pergi Bersama?” Tanya Selir Inez lagi. Selir Luisa hanya diam dan menatap tajam Nyonya Elena dengan benci.

“Aku harus menyingkirkan Wanita tua itu” BAtin Selir Luisa.

“Baiklah, ayo.” Tuan Cariann menekukkan tangan dan mempersilahkan Nyonya Elena menggandengnya. Dengan senang hati Nyonya Elena menerima itu dan langsung menggandeng suaminya dihadapan para selir yang lain.

Mereka berdua berjalan terlebih dahulu dan diikuti Selir Luisa dan Inez. Ditengah perjalanan menuju meja makan mereka bertemu Selir Maya dan langsung dia memberi Hormat.

“Tuan, Nyonya.” Sapanya.

“Ayo kita sarapan Bersama.” Ajak Tuan Cariann.

“Baik,” Jawab Selir maya dan mengikuti mereka berempat tanpa menegur selir yang lain.

Selama ini Selir Maya yang paling pendiam dan jarang ikut berpartisipasi dengan yang lain, dia lebih banyak berdiam dimension. Dan paling tidak bisa terbuka dengan yang lain. Selir Maya sendiri tidak memiliki anak dan belum juga hamil meski dia terbilang masih muda dan pernikahannya dengan Tuan Cariann sudah berjalan 1 tahun lebih, Itulah yang membuat Azzura penasaran.

Mereka semua sudah datang dan berkumpul dimeja makan, hanya Azzura yang belum tiba. Sedangkan semua orang yag menyaksikan kemesraan Nyonya Elna dan Tuan Cariann merasa heran dan sedikit terkejut.

Sepengetahuan mereka sudah sangat lama mereka tidak melihat kemesraan ini terutama Ketika Tuan Cariann menikahi para selir-selirnya.

Tuan Cariann duduk dan melihat semua anggota keluarga nya hanya Azzura yang belum datang. “Dimana Azzura?” Tanya Nya pada Pelayan.

“Azzura baru bangun sayang, sepertinya dia sangat lelah membereskan barang-barangnya.” Ucap Nyonya Elena secara langsung.

Tuan Carian hanya mengangguk saat mendengar Istrinya memberitahu. Sementara yang lain tersenyum sinis mendengar kelakuan Azzura.

“Memalukan,” Bisik Lily dan disenggol Ibunya.

“Diam,” Ucapnya pelan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***