Bab 6

“Jawab Ibu Lily!” Selir Inez bertanya lagi karena Lily hanya diam.

Lily melihat sekeliling dan mendekati sang Ibu dengan masih merasakan sakit yang amat pada tangannya.

“Sebenarnya aku ingin mengajak Kak Azzura ketaman dan mengerjai dia. Namun entah kenapa dia yang malah mengerjai ku dengan melukai tangan ku. Seharusnya dia yang terluka bu.” Jawab Lily dengan berbisik.

Sang ibu terkejut dengan pengakuan anaknya dan langsung memukul pundaknya dengan kesal.

“Kenapa kau bodoh sekali. Jika terjadi kesalahan yang fatal entah pada mu atau pada Azzura bagaimana?” Bentaknya dengan masih berbisik.

“Sst. Bu kecilkan suara mu.” Lily takut pembicaraan mereka terdengan oleh orang lain.

“Bagaimana dengan tangan ku bu, ini sangat sakit.” Rengeknya dan terus memegang pergelangan tangannya yang sudah membiru.

Selir Inez jadi tidak tega melihat putrinya yang kesakitan. “Aku akan menghubungi paman mu. Kau tenang saja. Mungkin malam ini akan lebih sakit. Jadi kau tahan dan jangan berisik.” Ucap Selir Inez supaya Putrinya tidak teriak-teriaj saat malam hari.

Dia heran pada putrinya diusia sangat muda sudah berfikiran picik seperti ini. “Benar-benar anak ku.” Batinnya dengan menggeleng.

“Sekarang kau minum obat ini dan berusalah untuk tidur.” Selir Inez memberikan sebutir pil obat dari tangannya dan pergi meninggalkan Lily.

Lily hanya melihat sesaat pada ibunya yang beranjak pergi lalu melihat tangannya yang sudah sangat bengkak dan membiru.

“Mengapa aku yang merasakan sakit ini? Bukan dia.” Kesalnya dengan menangis.

“Bawakan aku air hangat untuk minum obat,” teriaknya pada pelayan yang langsung ketakutan dan berlari untuk mengambil apa yang diminta Lily.

Azzura sudah terlelap dalam tidurnya, karena rasa Lelah yang sangat niatnya hanya ingin merebahkan badan namun dia jadi langsung tertidur. Dalam tidurnya Azzura Kembali mengingat saat-saat terakhir waktu dia akan dipancung.

Wajah-wajah para penghianat itu masih terekam jelas, wajah Ayahnya yang hanya diam melihat dirinya difitnah. Pamannya yang sudah dipancung terlebih dahulu. Serta rasa sakit saat dia juga dipancung membuat Azzura Kembali berteriak dan terbangun dari tidurnya.

Kali ini tidak ada yang datang karena sudah malam hari. Nafas Azzura tersengal sengal dan berkeringat Dia langsung bangun dari ranjangnya dan duduk dimeja untuk mangambil air putih lalu langsung meminumnya. Benar-benar bukan mimpi biasa Ini benar-benar nyata. Azzura meraba-raba lehernya yang masih utuh.

Karena sudah terbangun dan berkeringat Azzura memilih untuk pergi berjalan-jalan sebentar.

Baru saja dia berjalan sudah melihat beberapa pelayan laki-laki sibuk untuk membereskan tanaman yang melukai Lily tadi pagi.

“Aku jadi penasaran siapa yang menanam tanaman itu disini, dan mengapa bisa ada banyak.” Bisiknya. Dimasalalu nya dia tidak sempat memikirkan siapa yang menanam tanaman itu karena merasakan lukanya yang sudah sakit sepanjang hari dan harus menahannya karena takut sang Ibu khawatir.

Azzura berbalik dan memilih untuk berjalan-jalan ditaman Lorong dekat dengan pavilun matahri tempat keluarga mereka bersantai dimusim panas. Karena taman ini lebih kecil lebih mengarah pada tanaman pohon yang rindang dan banyaknya Lorong untuk menikmati semilir angin membuat Azzura lebih tenang dan bisa menatap langit dengan puas.

Azzura duduk dikursi taman yang berada dibawah pohon rindang ditengah-tengah taman.

Dia menatap langit malam ini yang dipenuhi bintang berkerlip. Banyak yang difikirkan dan banyak pertanyaan dibenaknya. Azzura memutuskan untuk mengungkap siapa saja yang memulai oenghianatan dan siapa yang bertanggung jawab atas semua kekacauan kerajaan sampai dia mati.

Azzura tadi membawa buku yang diberikan oleh sang Kakek dan membukanya lagi. Dia melihat Namanya masih terukir dilembar buku itu. Lalu dia membuka lembar selanjutnya dan ternyata muncul tulisan lagi.

“Lily Enuquilar, bunga Mongoose, Minyak kelapa yang diekstraksi. ” dengan lukisan gambar bunga yang melukai Lily.

“Ini penawar racunnya.” Batin Azzura yang langsung menutup buku itu dan melihat sekeliling.

“Aku mencarinya bertahun-tahun hingga menjelajahi beberapa tempat dan baru bisa membuatnya, tapi buku ini dengan mudahnya menulis penawar racun itu.” Kesal Azzura menatap nanar buku itu.

Dia merasa bodoh dan menyesal dulu tidak membuka buku ini kembali. Tiba-tiba Azzura mendengar ada suara disemak-semak membuatnya waspada.

“Siapa disana?” teriaknya.

“Keluar, jika tidak maka aku akan membuatmu menyesal,” Azzura menggertak.

Tidak lama keluar seorang anak kecil. “kakak maafkan aku, aku hanya ingin mengambil buah ini dipohon namun saat aku ingin pergi melihat kakak datang jadi aku bersembunyi.” Ucapnya polos.

Azzura bingung mengapa ada anak kecil disini.

“Apa mungkin anak dari seorang pelayan.” Pikirnya.

“Hei anak manis, dengan siapa kau kemari?” Tanya Azzura ramah.

“Aku… aku sendirian.” Jawabnya ragu.

“Siapa nama mu?” Tanya Azzura lagi kali ini dia berjongkok agar menyamakan dengan anak itu.

“Fidel kakak. Hm… bukankah kau Putri Azzura?” Tanya Fidel polos.

“Ah, kau mengenali ku?” Azzura terkejut.

“Jelas, kau yang waktu itu menolong ku saat dikejar anjing.” Fidel bersemangat.

Azzura terdiam, dia mencoba mengingat kejadian itu, dulu waktu Ayahnya akan memeriksa hasil perdagangan Azzura merengek untuk ikut, dan memang dia menolong anak kecil yang dikejar anjing dan pengawalnya karena mencuri gandum.

Sepertinya dia mengingat jika anak kecil itu dibawa Ayahnya ke kediaman mereka. Ternyata anak itu sudah besar seingat dia dulu masih sangat kecil.

“Oh kau anak itu, jadi kau masih mencuri ya.” Azzura berdiri dan melipat tangannya didada dengan sedikit melotot.

“Tidak…tidak kakak, aku mengambil buah ini untuk peliharaan ku. Karena buah ini mungkin bisa dimakannya.” Jelasnya.

“Dismansion hanya taman pavilun mataharilah yang memiliki pohon dengan buah.” Lanjutnya dengan cepat.

“Kau memelihara hewan apa sehingga membutuhkan buah?” Tanya Azzura penasaran.

“Kau mau ikut dengan ku untuk melihatnya kak?” Ajak Fidel dengan bersemangat. Dia langsung menarik tangan Azzura dan mengajaknya pergi kebagian dapur lalu kekamar pelayan.

Semua pelayan terkejut saat melihat Azzura datang dengan pakaian tidur dan ditarik oleh Fidel, pelayan yang lebih senior langsung menghampiri dan menarik Fidel dengan memarahinya.

“Fidel, apa yang kau lakukan. Kau tahu siapa yang kau tarik ini.” Pelayan itu langsung memberi hormat pada Azzura.

“Maaf Nona Pertama, Fidel hanya anak kecil dia tidak tahu anda siapa, sekali lagi aku minta maaf.” Fidel yang dimarahi hanya diam menunduk. Sedang kan Azzura tersenyum.

“Tidak apa-apa, aku yang ingin ikut dengannya. “ Jawab Azzura lembut dan membuat yang lain langsung bingung. Nona mereka ini memang baik.

Selama ini Azzura sangat malas untuk masuk kearea belakang dan Nyonya Elena pun melarangnya.

“Tapi jika Nyonya tahu anda disini?” Khawatir pelayan itu.

“Tenang saja, dia tidak akan menyalahkan kalian. Ayo Fidel.” Azzura mengajak Fidel lagi untuk pergi.

Fidel tersenyum lebar dan kembali menarik tangan Azzura dengan senang. Mereka masuk kekamar Fidel yang hanya berukuran tiga kali tiga. Yang benar-benar jauh dari ukuran kamar Azzura. Seumur hidupnya dia tidak pernah melihat kamar para pelayan, selain sang Ibu melarang. Dia juga malas untuk pergi melihat-lihat.

Saat Ayahnya sudah diangkat menjadi Raja pun Azzura sibuk dengan melatih dirinya dan pergi keberbagai tempat dengan Status Putri Mahkota. Dia melihat sekeliling dan tertuju pada kandang burung kakak tua yang ditunjukan Fidel.

“Burung ini kutemukan tadi pagi dijalan kak, dia terluka sehingga tidak bisa terbang. Aku sudah memberi berbagai makanan tapi dia tetap tidak mau memakannya." Ucapnya dengan sedih.

Terpopuler

Comments

Shai'er

Shai'er

siapa nih 🤔🤔🤔

2023-05-22

0

Shai'er

Shai'er

ayo kita cari tau....

2023-05-22

0

Shai'er

Shai'er

masih trauma 🥺🥺🥺

2023-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Penting
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Ucapan
34 Bab 32
35 Bab 33
36 Bab 34
37 Bab 35
38 Bab 36
39 visual
40 Bab 37
41 Bab 38
42 Bab 39
43 Bab 40
44 Bab 41
45 -
46 Bab 42
47 Bab 43
48 Bab 44
49 Bab 45
50 Bab 46
51 Bab 47
52 Bab 48
53 Bab 49
54 Bab 50
55 Bab 51
56 Bab 52
57 Bab 53
58 Bab 54
59 Bab 55
60 Bab 56
61 Bab 57
62 Bab 58
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Bab 66
71 Bab 67
72 Bab 68
73 Bab 69
74 Bab 70
75 Bab 71
76 Bab 72
77 Bab 73
78 - Penting
79 Bab 74
80 Bab 75
81 Bab 76
82 Bab 77
83 Bab 78
84 Bab 79
85 Bab 80
86 Bab 81
87 Bab 82
88 Bab 83
89 Bab 84
90 Bab 85
91 Bab 86
92 Bab 87
93 Bab 88
94 Bab 89
95 Bab 90
96 Bab 91
97 Bab 92
98 Bab 93
99 Bab 94
100 Bab 95
101 Bab 96
102 Bab 97
103 Bab 98
104 Bab 99
105 Bab 100
106 Rasa Terima kasih
107 Bab 101
108 Bab 102
109 Bab 103
110 Bab 104
111 Bab 105
112 Bab 106
113 Bab 107
114 Bab 108
115 Bab 109
116 Bab 110
117 Bab 111
118 Bab 112
119 Bab 113
120 Bab 114
121 Bab 115
122 Bab 116
123 Bab 117
124 Bab 118
125 Bab 119
126 Bab 120
127 Bab 121
128 -
129 Bab 122
130 Bab 123
131 Bab 124
132 Bab 125 end
133 BARU
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Penting
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Ucapan
34
Bab 32
35
Bab 33
36
Bab 34
37
Bab 35
38
Bab 36
39
visual
40
Bab 37
41
Bab 38
42
Bab 39
43
Bab 40
44
Bab 41
45
-
46
Bab 42
47
Bab 43
48
Bab 44
49
Bab 45
50
Bab 46
51
Bab 47
52
Bab 48
53
Bab 49
54
Bab 50
55
Bab 51
56
Bab 52
57
Bab 53
58
Bab 54
59
Bab 55
60
Bab 56
61
Bab 57
62
Bab 58
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Bab 66
71
Bab 67
72
Bab 68
73
Bab 69
74
Bab 70
75
Bab 71
76
Bab 72
77
Bab 73
78
- Penting
79
Bab 74
80
Bab 75
81
Bab 76
82
Bab 77
83
Bab 78
84
Bab 79
85
Bab 80
86
Bab 81
87
Bab 82
88
Bab 83
89
Bab 84
90
Bab 85
91
Bab 86
92
Bab 87
93
Bab 88
94
Bab 89
95
Bab 90
96
Bab 91
97
Bab 92
98
Bab 93
99
Bab 94
100
Bab 95
101
Bab 96
102
Bab 97
103
Bab 98
104
Bab 99
105
Bab 100
106
Rasa Terima kasih
107
Bab 101
108
Bab 102
109
Bab 103
110
Bab 104
111
Bab 105
112
Bab 106
113
Bab 107
114
Bab 108
115
Bab 109
116
Bab 110
117
Bab 111
118
Bab 112
119
Bab 113
120
Bab 114
121
Bab 115
122
Bab 116
123
Bab 117
124
Bab 118
125
Bab 119
126
Bab 120
127
Bab 121
128
-
129
Bab 122
130
Bab 123
131
Bab 124
132
Bab 125 end
133
BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!