Bab 5

slSetelah melihat kondisi Lily dan memberinya dukungan layaknya seorang Ayah. Tuan Carian kembali keruang kerjanya dan duduk terdiam. Tidak lama dia memanggil penasehatnya.

“Tanaman apa yang menyebabkan Lily terluka separah itu dan bagaimana dia bisa terluka?” Tanya Tuan Cariann kepada penasehatnya Tuan Guinan.

“Nona Lily terkena Bunga sejenis Lily terompet Tuan, Bunga ini cukup langka dan sulit didapatkan Tuan. Bunga ini juga memiliki duri dikelopaknya.” Jelas Tuan Guinan.

“Bagaimana bisa tanaman ini ada kediaman ku?” Tanya Tuan Cariann kesal.

“Tanaman ini dulu dirawat oleh mendiang ibunda Ratu, dan hanya ada di kediaman Ratu saja serta hanya ada satu-satunya. Hamba tidak tahu bagaimana tanaman ini bisa tumbuh banyak ditaman Mansion Tuan.”

“Selidiki dengan benar, dan musnahkan tanaman ini sebelum mencelakai orang lain lagi.” Perintah Tuan Cariann.

“Baik.”

“Bagaimana kejadiannya?” Tanya Tuan Cariann lagi.

“Hamba sudah bertanya dengan beberapa pelayan. Nona Lily mengajak Putri Azzura berjalan-jalan ketaman. Namun tanpa sengaja saat Putri Azzura memegang tanaman itu Nona Lily berbalik dan menggores lengannya Tuan.”

Tuan Cariann hanya mengangguk-anguuk saja mendengar penjelasan Tuan Guinan.

“Yasudah jika begitu. Kau bisa pergi.” Ucapnya.

Tidak lama Nyonya Elena datang dan menyapa Suaminya.

“Suami ku, aku membawakan teh untuk mu.” Nyonya Elena menghampiri meja Tuan Cariann dan mengambil secangkir teh dari nampan yang dibawakan pelayan.

Tuan Cariann menyambutnya dengan senyuman.

“terima kasih. Untuk apa kau repot-repot lebih baik beristirahat saja.” Ucap Tuan Cariann dengan lembut.

Nyonya Elena tersenyum manis dan menyuruh pelayannya pergi meninggalkan mereka berdua diruangan itu. Dia duduk dikursi berhadapan dengan Tuan Cariann.

“Aku dengar Lily terluka karena tanaman yang ada di rumah kita? Dan itu berhubungan dengan Azzura?” tanya Nyonya Elena khawatir.

Tuan Cariann menyesap teh dan menikmatinya.

“Benar, dia terluka karena ceroboh. Kau jangan ambil pusing dan biarkan Dokter yang mencari Obatnya.” Tuan Cariann tersenyum.

Nyonya Elena tidak khawatir dengan Lily. Justru dia khawatir dengan Azzura, dia tidak mau anaknya dipersalahkan dan akan menghambatnya ketika menjadi Putri Mahkota nanti.

“Aku tahu, kau juga jangan bekerja terlalu keras. Sebentar lagi hari penobatanmu jadi kau harus sehat dan lebih segar.” Ucap tulus Nyonya Elena.

“Aku mengerti.” Tuan Cariann tersenyum.

“Aku akan kembali kekamar.” Nyonya Elena berjalan meninggakan Ruangan Tuan Cariann.

Saat diluar pintu Nyonya Elena langsung berinisiatif kekamar Azzura dan menanyakan apa yang terjadi dengan Lily.

Azzura saat ini merasa sangat Lelah, perbandingan tubuhnya dulu saat dia sudah mulai berlatih beladiri dan perang sungguh berbeda dengan tubuhnya saat ini. Di umurnya saat ini memang tubuh Azzura lebih lemah, dan seperti tidak mempunyai tenaga sama sekali. Namun karena tiba-tiba dia kembali dari masa depan ini membuat tubuhnya sulit untuk merasa normal.

Saat ingin merebahkan badan pintu kamarnya terbuka dan sang Ibu masuk menghampirinya.

“Apa kau baik-baik saja Azzura? Kau terlihat pucat sayang.” Tanya sang Ibunda.

“ibu.." ucap Azzura bingung.

"ada apa bu? " tanya Azzura lagi dan menyambut Sang Ibu dari ranjangnya.

"apa kau baik-baik saja?" Saat ini wajah Azzura terlihat sangat pucat. membuat Nyonya Elena khawatir dengannya.

"Aku hanya merasa Lelah bu, sepertinya aku butuh istirahat sebentar.” Jawab Azzura dengan tersenyum kepada sang Ibu.

“Ah, jika seperti itu istirahat lah,” Sang Ibu hendak langsung pergi namun langsung dihentikan Azzura.

“Hal apa yang membuat ibu kemari?” Azzura paham pasti ibunya ingin membahas mengenai Lily.

Dulu Dia selalu diperingatkan untuk jangan pernah mencari masalah pada para selir dan putri-putrinya, karena sang Ayah tidak menyukai keributan apapun didalam rumah.

Nyonya Elena berbalik dan tersenyum, dia langsung duduk ditepi ranjang Azzura.

“Apa yang terjadi pada Lily?” Sebenarnya Ibu Azzura sedikit merasa Dia berbeda sejak tadi pagi.

Azzura menjadi lebih tenang dan tenaganya saat menangkap Nyonya Elena yang akan terjatuh tadi sungguh bukan tenaga Azzura. Dia tahu putrinya ini untuk menarik meja saja tidak ada tenaga. Tapi bisa mengapa bisa menahan tubuhnya yang lebih besar, itu sungguh aneh.

“Apa ibu mencurigai ku?” Selidik Azzura.

“Kau bicara apa? Mana mungkin aku mencurigai Putri ku sendiri?” kesal Nyonya Elena.

Azzura tersenyum, ya inilah sang ibu. Dihadapan orang lain dia menjadi lebih tegas kepadanya. Namun saat berdua seperti saat ini dia sangat memanjakannya.

“Lily yang mengajak ku ketaman tadi pagi bu, saat berjalan-jalan kami sama-sama tertarik dengan salah satu bunga. Namun saat aku memetiksalah satu untuk ku pajang dikamar dia langsung berbaik kearah ku. Aku juga tidak tahu jika tanaman itu beracun. Jika mengetahuinya aku juga tidak akan memetiknya.” Ucap Azzura dengan wajah sedikit menyesal.

Nyonya Elena yang mendengar penjelasan Azzura langsung memahaminya.

“Seperti itu rupanya. Baiklah jangan kau pikirkan lagi dan beristirahat lah.” Nyonya Elena segera pergi dari kamar Azzura dan menuju kamar Lily.

Setelah kepergian sang Ibu, Azzura memilih langsung merebahkan badannya untuk beristirahat.

Nyonya Elena yang telah sampai dikamar Lily, melihat sang Dokter yang ada disana karena tidak diperkenankan untuk pergi sama sekali oleh Selir Ines dan para pelayan dibuat sibuk oleh berbagai macam perminataan Lily karena sakit yang dia rasakan.

“Bagaimana keadaannya Dokter?” Tanya Nyonya Elena dan Dokter itu langsung berdiri.

“Belum ada perubahan yang signifikan Nyonya. Racunnya sulit untuk diredakan.” Jelas Sang Dokter.

“Apakah lukanya parah?” Nyonya Elena sedikit khawatir.

“Sebenarnya hanya luka kecil namun…” Belum selesai sang Dokter berkata Selir Inez langsung menghampiri Nyonya Elena.

“Nyonya, ini semua salah Azzura. Dia yang melukai Lily.” Dengan marah dia berkata dan diwajahnya masih ada sisi air mata.

“Selir Inez jaga ucapan mu, Azzura tidak sengaja melakukannya. Ini karena kecerobohan anak mu sendiri.” Nyonya elena menjawab dengan nada halus namun tegas.

“Heh, tidak sengaja. Jelas-jelas dia sengaja melakukannya.” Dengan melipat kedua tangan didada Selir Inez berkata.

Nyonya Elena masih menahan emosinya. “Apakah kau memiliki bukti jika Azzura bersalah?”

Selir Inez mendengar itu langsung terdiam, tidak bisa menjawab apa-apa. Lily yang melihat ibunya tersudut langsung merintih.

“Ibuu…” dengan menangis dia memanggil Ibunya.

“Iya sayang,” Selir Inez kembali memeluki Putrinya itu.

Nyonya Elena hanya menghela nafas lembut.

“Semuanya keluar, Lily sudah diobati biarkan dia beristirahat. Sisakan dua pelayan untuk membantunya.” Perintah Nyonya Elena.

“Aku tidak memperbolehkan Dokter pergi.” Teriak Selir Inez.

Nyonya Elena mendengarnya menjadi sudah tidak bisa menahan emosi.

“Jika ingin putri mu sembuh biarkan Dokter mencari obatnya. Jika tidak maka biarkan Lily merasakan sakit itu terus menerus.” Ucapnya dengan nada tinggi.

Selir Inez dan Lily yang mendengar ucapan Nyonya Elena hanya diam dan tidak bisa berkata-kata lagi.

Akhirnya mereka semua keluar dari kamar Lily dan menyisakan dua pelayan untuk membantu membersihkan semua sisa-sisa peralatan pengobatan tadi.

Selir Inez yang melihat sudah tidak ada orang dan dua pelayan tadi sedang sibuk dia langsung berbisik pada putrinya.

“Apa yang terjadi sebenarnya? ” Tanya Selir Inez dengan menatap Putrinya.

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

bukannya di bab 3 si lily yang memetik bunga, kok disini azzura. apakah si pelayan yang berbohong 🤔🤔🤔🤔

2024-12-23

0

murniati cls

murniati cls

padahal dia mau celakain azzura BKN tp dia sndri yg kena,BKN azzura tak sengaja

2024-05-03

0

Nurul Huda

Nurul Huda

dasar selir inez......ibu dan anak sama sama ular pandai memanipulasi keadaan.....semoga aja lily gak sembuh sembuh.

2024-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Penting
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Ucapan
34 Bab 32
35 Bab 33
36 Bab 34
37 Bab 35
38 Bab 36
39 visual
40 Bab 37
41 Bab 38
42 Bab 39
43 Bab 40
44 Bab 41
45 -
46 Bab 42
47 Bab 43
48 Bab 44
49 Bab 45
50 Bab 46
51 Bab 47
52 Bab 48
53 Bab 49
54 Bab 50
55 Bab 51
56 Bab 52
57 Bab 53
58 Bab 54
59 Bab 55
60 Bab 56
61 Bab 57
62 Bab 58
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Bab 66
71 Bab 67
72 Bab 68
73 Bab 69
74 Bab 70
75 Bab 71
76 Bab 72
77 Bab 73
78 - Penting
79 Bab 74
80 Bab 75
81 Bab 76
82 Bab 77
83 Bab 78
84 Bab 79
85 Bab 80
86 Bab 81
87 Bab 82
88 Bab 83
89 Bab 84
90 Bab 85
91 Bab 86
92 Bab 87
93 Bab 88
94 Bab 89
95 Bab 90
96 Bab 91
97 Bab 92
98 Bab 93
99 Bab 94
100 Bab 95
101 Bab 96
102 Bab 97
103 Bab 98
104 Bab 99
105 Bab 100
106 Rasa Terima kasih
107 Bab 101
108 Bab 102
109 Bab 103
110 Bab 104
111 Bab 105
112 Bab 106
113 Bab 107
114 Bab 108
115 Bab 109
116 Bab 110
117 Bab 111
118 Bab 112
119 Bab 113
120 Bab 114
121 Bab 115
122 Bab 116
123 Bab 117
124 Bab 118
125 Bab 119
126 Bab 120
127 Bab 121
128 -
129 Bab 122
130 Bab 123
131 Bab 124
132 Bab 125 end
133 BARU
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Penting
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Ucapan
34
Bab 32
35
Bab 33
36
Bab 34
37
Bab 35
38
Bab 36
39
visual
40
Bab 37
41
Bab 38
42
Bab 39
43
Bab 40
44
Bab 41
45
-
46
Bab 42
47
Bab 43
48
Bab 44
49
Bab 45
50
Bab 46
51
Bab 47
52
Bab 48
53
Bab 49
54
Bab 50
55
Bab 51
56
Bab 52
57
Bab 53
58
Bab 54
59
Bab 55
60
Bab 56
61
Bab 57
62
Bab 58
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Bab 66
71
Bab 67
72
Bab 68
73
Bab 69
74
Bab 70
75
Bab 71
76
Bab 72
77
Bab 73
78
- Penting
79
Bab 74
80
Bab 75
81
Bab 76
82
Bab 77
83
Bab 78
84
Bab 79
85
Bab 80
86
Bab 81
87
Bab 82
88
Bab 83
89
Bab 84
90
Bab 85
91
Bab 86
92
Bab 87
93
Bab 88
94
Bab 89
95
Bab 90
96
Bab 91
97
Bab 92
98
Bab 93
99
Bab 94
100
Bab 95
101
Bab 96
102
Bab 97
103
Bab 98
104
Bab 99
105
Bab 100
106
Rasa Terima kasih
107
Bab 101
108
Bab 102
109
Bab 103
110
Bab 104
111
Bab 105
112
Bab 106
113
Bab 107
114
Bab 108
115
Bab 109
116
Bab 110
117
Bab 111
118
Bab 112
119
Bab 113
120
Bab 114
121
Bab 115
122
Bab 116
123
Bab 117
124
Bab 118
125
Bab 119
126
Bab 120
127
Bab 121
128
-
129
Bab 122
130
Bab 123
131
Bab 124
132
Bab 125 end
133
BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!