"Beri Mas waktu May,Mas butuh waktu untuk menerima ini"
"Apa kini kamu menyesal menikah dengan wanita mandul sepertiku Mas?"
"Aku bukan menyesal May.Aku hanya kecewa,karena selama ini kamu menutupi kebenaran itu"
Ardi langsung berlalu meninggalkan Mayra yang masih diselimuti rasa amarah pada suaminya itu.
Entah mengapa Mayra begitu marah hanya karena merasa diabaikan setelah kejujuran yang dia lakukan pada suaminya.
Mayra menatap marah pada lunggung Ardi yang kini telah menghilang dibalik pintu kamarnya.Dan tidak lama kemudian terdengar deru mesin mobil yang menyala lalu perlahan pergi menjauh dan menghilang.
"Kamu pergi lagi Mas?aku tahu aku salah,tapi aku mohon jangan abaikan aku Mas"gumam Mayra lirih saat menatap mobil Ardi yang kini telah menghilang dikegelapan malam dari balik jendela kamarnya.
Ardi yang tidak ingin kehilangan kendali karena emosi tengah menyelimutinya,kembali pergi untuk sekedar menenangkan diri.
Dia bukan menyelasi pernikahannya dengan Mayra,hanya saja apa yang Mayra lakukan sudah membuatnya begitu kecewa.
Ardi hanya butuh waktu untuk menenangkan diri dan menerima semua situasi ini.Ardi melajukan mobilnya ditengah sepi dan gelapnya malam.
Tidak tahu akan kemana dan biarlah kali ini biarkan takdir membawanya ketempat yang mungkin akan membuatnya tenang saat ini.
Larut dalam lamunan,Ardi hingga tidak menyadari jika mobil yang dikendarainya kini berakhir disebuah apartemen.
Lagi lagi,tanpa direncana pun hanya tempat ini yang selalu menjadi tujuannya.Entahlah yang pasti saat ini Ardi ingin segera masuk dan berdiam diri,menyendiri disebuah kamar yang sudah 3 hari ini dia tempati untuk merenung.
Dengan langkah cepat Ardi berjalan menyusuri lorong yang akan membawanya ke unit yang dia tempati untuk bersembunyi dan menenangkan diri.
Kini tidak ada suara bel berbunyi yang mengiringi kedatangan pria dewasa itu.Kehadiran nya kini dibarengi dengan suara pintu terbuka dari luar yang menandakan jika orang yang masuk kesana sudah mengetahui kata sandi pintu unit apartemen itu.
"Perasaan baru pulang satu jam lebih,kenapa sudah balik lagi?"tanya Realyn saat melihat Abangnya sudah masuk kedalam unit apartemen nya.
"Abang masuk dulu ya,kalau mau ngomel dan menggerutu besok saja.Malam ini ijinkan Abangmu ini istirahat ya Dek.Malam ini Abang terlalu lelah untuk berdebat"
"Baiklah,tapi janji besok dengerin omelan aku sampe tuntas"
"Iya Adekku sayang,Abang akan dengerin omelan Adek.Kalau perlu Abang akan ijin nggak masuk kekantor buat dengerin omelan kamu ampe selesai"
"Ga usah segitu nya juga,ya sudah sana.Masuk dan istirahatlah"
"Ya sudah Abang tinggal ya"
"Mmmm"
Realyn menatap sendu pada punggung Ardi yang perlahan menjauh dan menghilang dibalik pintu kamar.
"Mengapa tuhan memberikan ujian seberat ini pada pria yang begitu baik dan bertanggung jawab sepertimu Bang.Semoga kamu bisa segera menemukan jalan keluar dari semua ini,Aamiin"gumam Realyn lalu mengikuti jejak sang Kakak,masuk kedalam kamar untuk beristirahat.
Dan sesuai janjinya,kini Ardi tengah duduk didepan sang adik tercinta untuk mendengarkan omelan gadis kecil yang dulu begitu menempel padanya.
Seorang gadis kecil yang kini selalu membuatnya khawatir kala gadis itu jalan bareng teman cowoknya.
Gadis kecil yang nggak bisa jauh dari nya kini sudah mulai mandiri dengan tinggal dan hidup sendiri bahkan hingga ke negri orang.
"Abang nggak kekantor?"tanya Realyn usai menyelesaikan omelan nya.
"Kan mau dengerin dulu Adek Abang yang bawel ini ngomel sampai selesai"
"Isshh,nyebelin"
"sudah sana kerja dan kali ini herus pulang.Lari tidak akan menyelesaikan masalah"
"Abang tidak lari Dek,Abang hanya butuh waktu"
"Iya aku tahu,dan sekarang sudah waktunya Abang menyelesaikan permasalahan ini.Marah terus menerus tidak akan membuahkan hasil apa apa.Bukan nya lebih baik waktu kalian pakai untuk memikirkan bagaimana caranya kalian menyampaikan masalah ini pada keluarga besar dan cari solusi bagaimana baiknya untuk kalian mendapatkan seorang anak"
"Kamu benar,makasih ya karena selalu ada buat Abang.Dan maaf sudah merepotkan kamu selama beberpa hari ini"
*
*
*
"Inseminasi?apa itu?"tanya Ardi pada istrinya.
Setelah hampir satu minggu menghindar untuk menenangkan diri kini Ardi sudah kembali kerumah dan mencoba menerima bagaimana pun keadaan sang istri.
Ardi sadar jika semua yang dialami nya saat ini merupakan dari takdir yang tidak bisa dia hindari dan mungkin hal yang tepat adalah mencari solusi untuk setiap masalahnya bukan menghindar apalagi lari.
*
🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Eti Alifa
baik bener ardi pdhl bisa aja diceraikan si meyra wlpn itu masa lalu tpu kan dia pertama2nya ga jujur .
2025-02-10
0
Katherina Ajawaila
bagaimana mau insiminasi, sedangkan. Mayra kan ngk ada rahim, udh kopong
2025-03-28
0
tini_evel
harusnya ardi bicara sama dua keluarga besarnya.. bego bgt jd lelaki tp diam aj pas dihina kayak gitu padahal bukan dia yg salah
2024-02-06
3