Bisma adalah seorang ahli dalam semua metode peperangan dan sangat dihormati oleh Pandawa dan Kurawa. Menurut Mahabharata, dia gugur dalam pertempuran besar di Kurusetra oleh panah mengerikan yang ditembakkan oleh Srikandi dengan bantuan Arjuna. Dalam kitab Bhismaparva disebutkan bahwa ia tidak mati seketika. Dia hidup selama beberapa hari dan menyaksikan kehancuran para Kurawa. Bisma menghembuskan nafas terakhirnya di titik balik matahari musim panas utara (Uttarayana).
Kemudian Heru Cokro langsung menuju ke kamp tentara. Tentara telah dibagi menjadi dua tim di bawah pimpinan Giri yang setiap kelompok dipimpin oleh Andika dan Ghozi.
Heru Cokro tidak punya waktu untuk menemani mereka dan menyerahkan “panduan tehnik garam laut” dan “panduan tehnik budidaya ikan” yang sebelumnya telah dibeli dari pasar, kepada Giri.
Setelah penjelasan sederhana. Kelompok pertama pergi ke hutan untuk mencari sapi liar. Kelompok tentara secara rutin tinggal di lumbung kayu, dalam waktu singkat, untuk menyiapkan kuda perang, Heru Cokro memanggil dua orang penebang kayu, menginstruksikan mereka untuk membuat kandang besar dan memasukkan jerami ke dalamnya. Kemudian tentara membawa sangkar kosong dan langsung menuju ke area di mana sapi liar aktif.
Semuanya berjalan dengan lancar, dalam perjalanan mereka bertemu serigala liar. Bagaimanapun tentara telah naik ke level 5, jadi tidak ada suatu hal kritis yang terjadi kepada tentara. Saya tidak tahu apakah itu karena nilai nasib yang rendah, mereka belum menemukan anak sapi liar bahkan kawanan sapi liar dewasa juga tidak ditemukan.
Melihat matahari terik telah berada di atas kepala, Heru Cokro memerintahkan tentara untuk sementara istirahat dan menikmati makan roti kering. Mengambil keuntungan dari senggang waktu, dia merenungkan dengan hati-hati untuk melihat apakah ada petunjuk tertentu. Tiba-tiba, sosok raja sapi liar terlintas di benaknya.
Ya, “panduan tehnik domestikasi sapi liar” dijatuhkan dari raja sapi liar, apakah itu juga menunjukkan bahwa sapi liar ada di dekatnya? Bagaimanapun, pantas dicoba, semoga tebakan saya benar.
Setelah satu jam, dia melambai ke Andika yang tidak jauh darinya. “Andika, sini.”
Andika langsung berlari dan berkata, “penguasa, anda mencari saya ?!”
“Ya, kita harus mengubah strategi pencarian ini. Saya memutuskan bahwa kita langsung pergi ke tempat raja sapi liar muncul kemarin. Karena ada kemungkinan besar terdapat banyak sapi liar disana. Apakah anda mengerti yang saya maksudkan? “
“Mengerti!”
“Pergi, panggil semua orang, ayo berangkat sekarang!”
Barisan telah tiba ditempat pertempuran dengan raja sapi liar kemarin. Heru Cokro menginstruksikan Andika untuk membuat formasi serangan yang terdiri dari enam tentara, dalam sepanjang langkah, mereka perlahan maju.
Setelah berjalan setengah jam, Heru Cokro mulai mencurigai bahwa spekulasinya salah. Tidak jauh terdengar suara yang familiar, suara ini sangat mirip dengan teriakan raja sapi liar kemarin.
Melanjutkan dengan hati-hati, hanya setelah belasan meter berjalan, sebuah gua muncul di depan semua orang. Tinggi gua tiga meter dengan lebar lebih dari dua meter. Melalui lubang, mereka dapat melihat sapi liar besar berbaring di tanah.
Sapi liar ini lebih besar dari sapi liar rata-rata, tetapi tidak sebesar raja sapi liar. Yang lebih memuaskan adalah bahwa di sisi sapi liar, lebih dari selusin anak sapi terbaring sejajar. Heru Cokro menggunakan tehnik observasi dasar untuk menyelidiki properti sapi liar.
[Nama]: Sapi liar mutan (elit)
[Level]: Level 8
[Keahlian]: Sapi gila
[Evaluasi]: Ini adalah sapi liar betina mutan yang dibiakkan untuk melahirkan keturunan raja sapi liar.
Ternyata itu adalah istri dan anak dari raja sapi liar kemarin. Level 8 sekaligus elit, dengan kekuatan Heru Cokro saat ini, cukup sulit dihadapi serta akan merepotkan untuk dilawan sendiri.
Cara termudah adalah dengan menyerang mereka bersama tentara. Namun, pada saat yang sama ada kemungkinan tidak bisa menangkap anak sapi liar tersebut dan membawanya kembali ke pemukiman, tentu ini tidak selaras dengan tujuan mereka.
Cara lain adalah menginstruksikan tentara menarik perhatian sapi liar betina agar keluar dari gua. Kemudian menyergapnya dari kedua sisi. Sehingga pekerjaan dapat lebih mudah dan dapat menangkap kembali anak sapi liar tersebut. Namun, ini juga ada resiko yang mengharuskan kehati-hatian agar tidak sampai mengundang sapi liar lain yang mungkin ada disekitar lokasi.
Pada saat kritis ini, Heru Cokro memutuskan untuk mengambil metode kedua. Probabilitas metode pembunuhan yang pertama terlalu besar resikonya. Untuk kelompok sapi liar ini, ada baiknya mengambil risiko dengan keuntungan maksimal. Selain itu, selama tidak terluka serius atau mati di tempat dapat disembuhkan dengan obat sakit emas Dharmawan.
Rencananya telah diputuskan, dua tentara pergi untuk merayu sapi liar, sisa lainnya menyergap dibalik semak-semak di kedua sisi. Tentara mengambil batu dari tanah dan berlari ke gua, melemparkan batu di tangannya ke arah sapi liar betina. Karena sapi liar diserang tanpa alasan, maka ia tidak dapat menahan amarahnya. Dia membanting dan bergegas keluar dari gua, bersumpah untuk memberitahu pencuri kecil agar tidak main-main dengannya. Ketika tentara melihat sapi liar bangkit, dia berlari kembali ke area penyergapan yang telah direncakan.
Tak lama, sapi liar berlari ke lokasi penyergapan. Kelima tentara dengan cepat menusukkan pedang mereka kearah sapi liar dan mundur dengan cepat. Namun ternyata terjadi kecelakaan. Sebuah pedang tentara terjebak diantara tulang sapi liar. Ketika dia mencoba menarik, sapi liar yang marah sudah bereaksi terlebih dahulu.
Pada saat ini, Heru Cokro telah bereaksi. Dia maju dan membuat tebasan ke arah kaki sapi liar. Sapi liar yang diserang dari belakang, berhenti, bersiap berbalik untuk menghadapi bajingan di balik serangan itu.
Andika yang melihat Heru Cokro bergegas kembali, bereaksi dan maju untuk menebas sapi liar. Setelah banyak putaran tebasan tentara, sapi liar akhirnya tidak tahan, terluka parah dan jatuh ke tanah.
Heru Cokro memerintahkan tentara agar tidak bertindak gegabah dan menunggu sapi liar itu berdarah dan mati. Karena dia tahu bahwa binatang liar yang terluka serius sangat berbahaya dan serangan sebelum kematian bukanlah lelucon. Para pemburu yang luar biasa harus memiliki kesabaran, sedangkan orang yang impulsif akan menjadi makanan binatang liar.
“Pemberitahuan sistem: selamat kepada pemain Jendra berhasil membunuh sapi liar mutan (elit) dan memberi hadiah pengalaman 1000 poin.”
“Pemberitahuan sistem: pemain Jendra level dipromosikan ke level 8!”
Lampu warna-warni berkedip, Heru Cokro dengan lancar naik ke level 8, dan tentara juga naik ke level 7. Setelah pencarian disekitar tubuh sapi liar, Heru Cokro mendapatkan dua kulit sapi liar.
Kulit sapi liar: Kualitas 6, kulit lanjutan yang dikumpulkan dari raja sapi liar, dapat digunakan untuk membuat alat pertahanan.
Setelah mendapatkan jarahan dengan tenang. Sekelompok orang masuk kedalam gua, belasan anak sapi yang berkerumun bersama penuh kebingungan. Heru Cokro dengan hati-hati menghitung, ternyata ada 12 anak sapi liar, ini benar-benar panen besar. Tentara tersebut mengepung anak sapi, menangkap semuanya dan memasukkannya kedalam kandang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 559 Episodes
Comments