Setelah berjalan selama setengah jam mereka menemui sekelompok serigala liar. Heru Cokro menggunakan tehnik observasi dasar untuk memeriksa properti monster.
[Nama]: Serigala liar biasa
[Level]: Level 3
[Keahlian]: Penggigit, pengepungan
[Evaluasi]: Ini adalah sekelompok binatang liar yang mengandalkan kerja tim untuk membunuh mangsanya, karena masing-masing memiliki kekuatan tempur yang terbatas.
Serigala liar hanya level 3, cocok untuk digunakan dalam pelatihan tentara. Ada total enam serigala liar di depan mereka. Heru Cokro memerintahkan Giri untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya pertempuran. Kemudian menginstruksikan kepada sepuluh tentara untuk membuat tim berjumlah dua orang untuk melawan satu serigala liar.
Melihat serigala liar yang berlari ke arahnya, Heru Cokro tidak mundur. Melainkan dengan tenang mengambil posisi kuda-kuda, memegang pedang ke depan, bersiap merespon serangan serigala liar. Seketika serigala liar yang sudah dekat melompat dari tanah, pedang besi datang dengan cepat dari samping menyambut leher serigala liar.
Tenang, cepat, menentukan dan penuh perhitungan membuat kagum Jendral Giri yang sedang mengawasi jalannya pertarungan. Serigala terjatuh, berlumuran darah pada bagian lehernya. Heru Cokro berdiri dengan tenang, menyarungkan kembali pedangnya.
“Pemberitahuan sistem: Selamat kepada pemain Jendra telah membunuh seekor serigala liar biasa, menerima hadiah 400 poin pengalaman.”
Menaikkan ke level 7 membutuhkan 5600 poin pengalaman, maka harus membunuh 13 serigala liar lagi. Kemudian Heru menggunakan tehnik pengumpulan dasar untuk mengumpulkan tubuh serigala liar dan mendapatkan kulit serigala liar.
[Kulit serigala liar yang rusak]: 1 poin.
Di sisi lain, Giri masih mengawasi jalannya pertempuran. Sesekali jika pertarungan berada diluar kendali, ia menembakkan panah dari samping. Pada saat ini, saya mendekati Jendral Giri berdiri berdampingan. Pertempuran selesai, zirah dan pedang berlumuran darah, terlihat juga beberapa wajah yang terengah-engah. Kembali, mereka ditegur habis oleh sang jendral karena performa tentara yang sangat buruk.
“Bodoh, kenapa kamu menjatuhkan pedang dalam pertempuran, kamu ini tentara bukan seniman beladiri. Jika masih seperti ini pulanglah dan bertani!”
“Kamu, yang menusuk serigala liar. Pedang yang kamu gunakan bukan untuk menusuk melainkan untuk menebas atau menyayat!”
“Katakan, jangan berdiri diam saja. Langkah kaki harus selaras dengan gerakan tanganmu.”
“Kalian semua belum layak menjadi prajurit. Dalam pertempuran kelompok, kalian harus bisa saling menjaga, saling menutup celah yang muncul selama pertarungan, siapa yang bertahan dan menyerang. Manfaatkan dengan baik momen dan kuantitas yang kalian miliki."
Heru Cokro apatis melihat prajurit yang kebingungan dengan wajah penuh malu. Namun, ada dua prajurit yang kinerjanya cukup baik. Salah satunya adalah Andika yang memiliki tubuh tinggi dan kekar. Ia adalah seorang anak pemburu, hari-harinya pergi berburu bersama ayahnya.
Ghozi, orangnya cukup tinggi dengan tubuh kurus. Di masa lalu, itu adalah seorang tiran di pemukiman dan semua orang memanggilnya anjing. Hasil dari pertempuran ini, semua tentara telah berhasil naik level 2.
Tiga tentara digigit serigala liar, untungnya dengan hadirnya Dharmawan dalam tim, mereka segera mendapatkan perawatan. Mengambil keuntungan dari celah ini, Heru Cokro mengumpulkan tubuh serigala liar dan mendapatkan dua kulit serigala liar yang utuh dan tiga kulit serigala liar yang patah. Lainnya terlihat seperti bubur, berserakan kemana-kemana.
[Kulit serigala liar yang baik]: 4 poin, bisa digunakan untuk membuat pakaian.
Kelompok berlanjut, sepanjang jalan, mereka bertemu banyak serigala liar. Ada yang dalam sekelompok terdiri dari 4 serigala hingga 20 serigala liar. Dibawah pengawasan dan pelatihan Giri, tidak lagi tentara yang panik, kerjasama mereka juga cukup meningkat dan tidak ada yang mati.
Waktu pagi berlalu dengan cepat, tentara telah naik ke level 4. Sedangkan Heru Cokro mendapat 2000 poin pengalaman dari level 7. Pada waktu makan siang, semua orang duduk istirahat, memulihkan luka dan mengisi perut yang telah lama kosong.
Sore hari mereka menuju kedalaman hutan. Mereka menemui sekelompok serigala liar setingkat lebih tinggi dan sapi liar yang merupakan rezeki yang tak diharapkan oleh Heru Cokro.
[Nama]: Serigala liar biasa
[Level]: 4
[Keahlian]: Penggigit, pengepungan
[Evaluasi]: Sekelompok pemburu yang sabar dan suka menyerang manusia.
[Nama]: Sapi liar biasa
[Level]: 5
[Keahlian]: Srudukan
[Evaluasi]: Mudah marah, srudukan bisa menghancurkan batu.
Serigala liar adalah tipikal hewan yang berkelompok. Sama seperti jenis sapi liar ini. Syukurnya mereka tidak bertemu kawanan besar sehingga dalam perjalanan tidak ada yang meninggal serta mendapat luka yang relatif masih bisa diterima.
Jam 5 sore, Heru Cokro telah berhasil naik ke level 7, tehnik pengumpulan juga naik ke tingkat menengah serta mendapatkan beberapa ikat kulit serigala liar dan kulit sapi liar. Tentara naik ke level 5, kekuatan tempur telah mencapai 6 poin.
Tanpa disadari, rombongan Heru Cokro telah mencapai ujung wilayah. Terlihat tablet batu berdiri di garis batas bertuliskan “Pemukiman Jawa Dwipa”. Di bawahnya ada sederet karakter kecil bertuliskan 1 Januari Tahun Pertama kalender Wisnu yang menunjukkan waktu monument tersebut lahir.
Heru Cokro yang merupakan penguasa tidak dapat meninggalkan rentang wilayah kekuasaannya. Maka setiap orang kembali melewati rute sebelumnya. Saat itu, terdengar teriakan yang tidak jauh, suara gemerisik dedauan, bongkahan kayu yang jatuh, bahkan tanah pun bergetar.
Tak berselang lama muncullah sapi liar berukuran raksasa. Ukuran tubuh dua kali lebih besar dari sapi liar biasa, otot-otot di kedua sisi kaki melotot, rambut berwarna putih berdiri seperti landak serta dua tanduk besar yang menengadah ke langit. Kesan pertama adalah beringas, kejam dan menakutkan.
Heru Cokro langsung menggunakan tehnik observasi dasar untuk menyelidik.
[Nama]: Raja sapi liar (Bos)
[Level]: 10 level
[Keahlian]: Sapi gila, getaran bumi
[Evaluasi]: Raja sapi liar adalah salah satu eksistensi kebrutalan.
Ini merupakan kejutan yang tidak terduga. Anda tahu, dalam setiap permainan bos akan menjatuhkan barang-barang yang berharga. Hal yang saya cari bukanlah peralatan ataupun uang melainkan item spesial yang nilainya tentu lebih baik daripada peralatan dan uang.
Untuk menangani raja sapi liar ini, hanya jendral yang memenuhi kualifikasi untuk melawannya. Kalau itu Heru Cokro ataupun tentara level 5 ini, hanya mencari kematian. Tentu dia tidak cukup bodoh untuk memerintahkan tentara melawan. Bagaimanapun, NPC ketika mati tidak dapat bangkit kembali. Kecuali dengan item spesial tertentu dan itupun bukan item yang banyak dan mudah ditemukan. Apalagi dalam tahap ini wilayah belum memiliki item tersebut.
Giri yang sepanjang hari merasa bosan menjadi pengawas dan pelatih. Melihat Raja sapi liar ini langsung menjadi bersemangat. Pertama, dia menembakkan panah kalamunyeng di punggungnya ke arah mata raja sapi liar.
Raja sapi liar merintih, mengamuk, berlari gila ke arah Giri. Pada saat ini, Heru Cokro dan tentara telah diam-diam mundur kedalam semak-semak dan bersembunyi. Giri bukan jendral biasa, tanpa mengambil gerakan lain dengan tenang ia menembakkan panah kedua ke arah mata lainnya, dilanjutkan dengan tebasan kebawah yang mengarah ke kaki depan raja sapi liar.
Sehingga raja sapi liar tersebut terjungkal dengan momentum yang keras menabrak tanah. Langkah terakhir sang jendral, menatap raja sapi liar yang menjerit di tanah, menebas lehernya dengan pedang kalamunyeng yang masih jernih, putih, suci tanpa noda darah.
Karena Raja sapi liar dibunuh oleh Giri seorang diri, yang lain tidak menerima hadiah poin pengalaman.
“Bagus! Jendral benar-benar hebat.” Heru Cokro melihat ke depan dengan tertegun. Berpikir dalam hatinya, apakah ini kekuatan jendral militer pangkat raja? Tubuh yang kuat, keterampilan luar biasa, kesadaran bertarung yang tepat semuanya sangat menakjubkan dan indah.
Giri yang berdiri dengan tenang tiba-tiba tertawa dan berkata: “Haha ~ ~ ~ benar-benar menyegarkan, setelah sekian lama akhirnya bisa pemanasan juga.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 559 Episodes
Comments