Heru Cokro merasa pusing karena tidak memiliki orang dengan talenta spesial seperti arsitek, pandai besi dan pedagang. Itupun ada misi yang paling urgen adalah benteng yang perlu dibangun, aula makan dan toilet.
Lahan pertanian tidak terburu-buru untuk dibuka. Sedangkan rumah kayu dasar dan tambang batu dasar adalah urutan konstruksi prioritas kedua. Adapun kamp tentara, populasinya terlalu kecil sehingga tidak perlu terburu-buru untuk dibangun.
Rancangan pembangunan pemukiman telah diatur. Heru Cokro datang ke sayap timur. bertemu Pusponegoro dan kawan-kawan yang sedang mengobrol, setelah menyelesaikan makan siang. Ketika mereka melihat kepala pemukiman masuk, mereka bangkit sembari menyapa.
Heru Cokro tersenyum dan merespons mereka satu persatu, “Bagaimana apakah kalian sudah merasa nyaman?”
“Nyaman, nyaman. Ini lebih baik daripada tempat kami dulu tinggal.” Pusponegoro menjawab dengan hormat.
“Syukurlah. Pertemuan singkat tadi saya mohon maaf! Bisakah kalian sekarang memperkenalkan diri!” Ucap Heru Cokro.
“Penguasa, pemukiman kami sebelumnya bernama Pemukiman Grissee yang terisolir dari dunia. Dua minggu yang lalu, seorang penjarah yang terluka secara tidak sengaja masuk ke pemukiman. Awalnya, kami tidak tahu situasi yang sebenarnya. Tubuhnya penuh luka. Lantas, ia tinggal di pemukiman untuk memulihkan lukanya. Setelah baikan, pria itu segera pergi. Namun ternyata pada hari berikutnya ia kembali membawa banyak orang
untuk merampok pemukiman. Seluruh pemukiman yang berisi 300 orang telah meninggal, hanya menyisakan kami yang berhasil melarikan diri. Dalam sepuluh hari terakhir, kami berkeliaran di alam liar. Beruntungnya, kami bertemu penguasa yang rela merawat kami.” Ungkap Pusponegoro
“Oke, orang mati sudah pergi, kita harus belajar dan berjuang untuk masa depan. Pusponegoro, apa pekerjaan kamu sebelumnya?” Heru Cokro tidak tahu bagaimana menghibur orang yang sedih, dan mengalihkan subjek percakapan.
“Menjawab penguasa. Saya adalah kepala Pemukiman Grissee.”
Ini merupakan kejutan tidak terduga, saya tidak berharap memiliki orang dengan talenta administratif. Lihat properti Pusponegoro.
[Nama]: Pusponegoro (Golongan II)
[Status]: Warga pemukiman Jawa Dwipa
[Profesi]: Pejabat sipil
[Loyalitas]: 75 poin
[Komandan]: 15 [Kekuatan Milter]: 20
[Inteligensi]: 20 [Politik]: 30
[Evaluasi]: Kepala Pemukiman Grissee, memiliki kepemimpinan yang baik, memiliki tata kelola yang baik, dan bagus dalam pengelolaan agrikultur.
Perkenalan berlanjut. Dari sembilan lainnya, ada dua bersaudara yaitu Suronegoro dan Astronegoro, yeng bekerja sebagai petani. Joyonegoro seorang tukang kayu serta ada tukang batu yang dipanggil Buminegoro. Lima sisanya adalah orang awam.
Setengah dari kelompok ini adalah orang dengan talenta spesial. Bukan Heru Cokro beruntung, melainkan hadiah tersembunyi dari sistem. Sistem tidak bisa benar-benar memberi 10 orang awam.
Setelah saling mengenal, Heru Cokro segera menunjuk Pusponegoro untuk menjadi kepala dari kelompok tersebut. Dia memimpin lima orang untuk membangun benteng kayu. Selanjutnya, Joyonegoro mengambil empat orang yang tersisa untuk membangun lumbung kayu dasar dan mulai mengumpulkan kayu sesegera mungkin.
Menurut permainan, setelah wilayah dipromosikan, hanya kediaman penguasa yang menigkat. Bangunan lainnya tetap sama, perlu dibangun secara manual. Sedangkan untuk rekolasi bangunan, pemain akan dikenakan biaya pada setiap bangunan yang direlokasi.
Oleh karena itu, penguasa harus berpandangan jauh ke depan, agar penggunaan sumber daya menjadi efektif dan efisien. Tentu saja, saya sebagai orang yang bereinkarnasi memiliki keuntungan yang lebih besar karena tahu bangunan mana yang akan muncul pada setiap tahapan. Seperti halnya saya yang langsung mempromosikan benteng pemukiman ketingkat selanjutnya agar keamanan pemukiman lebih terjamin. Serta desain tata bangunan yang saya siapkan sebelumnya adalah untuk pemukiman wilayah tingkat kabupaten kecil.
Setelah mengatur semuanya. Heru Cokro pergi berbelanja di pasar tingkat dasar untuk membeli sumber daya dan mungkin juga menemukan hal-hal baik didalamnya.
Pasar tingkat dasar dibangun di sebelah utara kediaman penguasa, tidak jauh dari pintu masuk pemukiman. Pasar mencakup area yang luas. Selain bangunan kecil dari kayu untuk perdagangan, ada ruang terbuka sebagai area bongkar muat barang.
Masuk kedalam bangunan kecil tersebut, tidak ada seseorangpun didalamnya. Terlihat di sisi kiri aula ada layar Metaland Mainnet persis dengan yang ada didunia nyata. Sebelah kanan adalah susunan transmisi, dengan sentuhan misteri yang tidak biasa. Dapat dikatakan sebagai tempat perkawinan peradaban teknologi dengan peradaban magis.
Kisaran perdagangan pasar tingkat dasar adalah area Pulau Jawa. Susunan transmisi tidak dapat mengirimkan objek langsung dan semua transaksi dikenakan pajak sebesar 20% yang dibayarkan oleh penjual.
Heru Cokro berjalan kearah kiri kemudian muncul panel platform perdagangan terbagi menjadi empat macam. Keduanya adalah platform perdagangan material, platform perdagangan barang khusus, platform lelang, serta platform negosiasi dan kerjasama, dua platform terakhir berwarna abu-abu yang berarti belum bisa digunakan.
Pilih platform perdagangan material, muncul item; makanan, kayu, batu, bijih, kain, garam, dan bahan lainnya. Kecuali peralatan militer seperti zirah, busur, dsb.
Satu unit makanan seharga 10 koin tembaga, satu unit kayu dengan harga 20 koin tembaga, sedangkan satu bijih besi dibandrol 100 koin tembaga. Sekarang yang paling dibutuhkan adalah sumber daya kayu, Heru Cokro langsung membeli 500 unit yang menghabiskan biaya 1 koin emas.
Dia benar-benar tertarik pada platform perdagangan barang khusus. Membuka, item khusus dibagi menjadi empat kategori, yaitu cetak biru arsitektur, manuskrip tehnik manufaktur, buku keterampilan dan item lainnya.
Selain bangunan tersembunyi, semua cetak biru arsitektur yang tersedia dengan berbagai tingkatan mulai dari dasar, menengah, lanjutan, dan spesial. Untuk bangunan tingkat lanjutan ada batasan tertentu. Sedangkan untuk bangunan lainnya dibangun selama persyaratan konstruksi terpenuhi.
Misalnya, jika anda memiliki cetak biru bordil, maka level wilayah anda harus sesuai dengan kondisi bangunan tersebut. Adapun apakah Anda dapat mengoperasikan bordil secara baik, itu adalah masalah lain. Namun demikian, sebagian besar pemain masih membangun berbagai jenis bangunan dasar, jarang yang membangun pada level ini. Karena cetak biru arsitektur tingkat lanjutan terlalu mahal.
Satu cetak biru bordil 1000 koin emas, bahkan tiran lokal didunia nyata tidak akan cukup bodoh untuk menghabiskan uang untuk membelinya.
Cetak biru yang dibeli Heru Cokro pertama kali adalah konstruksi aula makan, konstruksi toilet, konstruksi rumah kayu dasar, konstruksi pandai besi, konstruksi toko kelontong dan konstruksi kamp tentara. masing-masing seharga 2 koin emas.
Bisa dikatakan ini merupakan pemborosan. Umumnya pada tahap awal permainan, pemain tidak mau membeli cetak biru. Cara yang lebih umum adalah dengan membunuh penjarah atau menyerang benteng bandit gunung. Karena ada kemungkinan menjatuhkan cetak biru.
Heru Cokro melakukan ini untuk sepenuhnya memaksimalkan nilai 100 koin emas sebagai investasi jangka panjang konstruksi wilayah. Selain itu, ia juga menghabiskan 15 koin emas dan membeli tiga cetak biru khusus yang diantaranya adalah cetak biru kapal, cetak biru perahu nelayan dan cetak biru dermaga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 559 Episodes
Comments
Buana Lukman
bagus up
2023-07-31
1