JyRu
...|JyRu 01|...
Dia itu ... sangat unik dan cantik. Kulitnya putih bersih, wajahnya oval dengan alis mata yang begitu indah bak bulan sabit, mata bulat dengan pupil oranye, hidung kecil namun tinggi, bibir yang begitu menawan berwarna peach, dan yang terlihat mencolok dari dirinya adalah, rambut oranye nya yang panjang dan sedikit bergelombang. Sangat unik menurutku. Karena kenyataan sebagian penduduk Louksemborg memiliki rambut berwarna pirang dan hitam, dia justru memiliki warna menyala yang begitu menyilaukan mata.
Sepanjang perjalanan setelah melihatnya berdiri di salah satu koridor kampus dan berpapasan tanpa sengaja tadi, aku sempat bertanya-tanya, apa dia seberani itu mewarnai rambutnya dengan warna cerah begitu? Atau, itu memang warna asli rambut miliknya.
Selain itu, warna pupil matanya juga sangat berbeda dari kami semua. Dia memiliki warna mata yang sama dengan warna rambutnya, padahal kami disini rata-rata memiliki warna pupil coklat kehitaman. Softlens kah?
Ya, dia benar-benar unik jika itu semua asli.
Aku terus berjalan mengikuti arah penunjuk jalan yang akan membawaku ke sebuah ruangan administrasi. Aku perlu mengurus biaya masuk ke kampus baru ku ini.
Alasan kepindahan ku masih sama, Papa mendapat tugas yang memaksa kami harus kembali menempati sudut kota lain di Louksemborg. Dan disinilah aku, mama, dan adik perempuanku yang berusia dua tahun lebih muda dariku, terdampar. Sebut saja kami terdampar karena terus terombang-ambing kesana kemari, dari satu tempat ke tempat lain. Kami harus hidup seperti orang jaman dulu yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Nomaden istilahnya kalau tidak salah. Lagi-lagi, papa penyebabnya.
Papa seorang dokter dan untuk saat ini, mendekati usia pensiunnya, dia harus menerima nasib di pindah tugaskan di tempat terpencil ini. Folk, nama desa yang kami singgahi dan mungkin akan menjadi pelabuhan terakhir keluarga kami.
Desa ini terasa lebih lembab dari kota yang sebelumnya aku tinggali. Disini juga dingin dan selalu di guyur hujan diatas jam dua belas siang. Sudah tiga hari aku mengamati sejak menginjakkan kaki disini. Hujannya selalu turun tepat di menit pertama setelah jam dua belas siang. Aneh kan?
Tapi mau bagaimana lagi, aku masih harus hidup dengan hasil keringat dan kerja keras papa. Jadi aku tetap akan bertahan sampai aku berhasil menyelesaikan pendidikan S1 ku disini, lalu kembali ke kota untuk mencari pekerjaan. Itu rencana ku. Tapi entah kedepannya, lihat saja nanti.
Hingga pada akhirnya aku sampai didepan sebuah ruangan yang terlihat sepi. Oh wow, aku baru sadar jika bangunan ini terkesan menakutkan karena terlihat seperti bangunan kuno. Ah, aku pasti akan mengeluh ke papa nanti.
Aku menoleh ke kanan dan kiri. Ku telusuri setiap detail bangunan mulai dari lantai, dinding, hingga atap yang benar-benar seperti kuno sekali.
Oke, aku harus bergegas karena beberapa mahasiswa lainnya mulai berdatangan dan aku menjadi pusat perhatian mereka. Aku benci diperhatikan tanpa alasan, apalagi oleh orang yang tidak aku kenal.
Ku dorong pintu utama ruangan tersebut. Didalamnya ada meja-meja berjejer rapi. Dan didekat pintu yang baru saja ku dorong terbuka itu, ada sebuah meja panjang membetuk huruf L, dan di ujung paling dekat denganku, terdapat papan duduk kecil dengan tulisan Informasi.
Yaeh, aku hanya perlu bertanya di sini bukan?
Lalu, seseorang mengejutkan ku karena tiba-tiba berdiri dan menatap dingin ke arahku.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya. Aku tidak tau namanya karena ID card nya menggantung cukup jauh dari jangkauan mataku.
“Ah, iya. Saya mahasiswa baru disini. Dimana saya bisa membayar administrasi—”
Wanita itu menunjuk sebuah meja bahkan sebelum aku selesai bicara.
Aku menggaruk tengkuk leherku, mengangguk sebagai tanda terima kasih, lantas berjalan ke arah meja yang ditunjuk wanita yang bertugas memberi informasi itu. Sungguh pelayanan yang buruk. Jika itu di kampusku dulu, aku tidak akan segan menyerang forum kampus dengan kata-kata kejam hingga menjadi trending topik di sana. Ya, aku pernah melakukan itu, dan besoknya, aku kena skors dua minggu. Lucu sekali.
Masih kosong, petugasnya belum datang, jadi aku memutuskan untuk duduk di kursi tunggu yang disediakan didepan meja tersebut. Lagi-lagi aku mengedarkan pandangan menilai sekeliling.
Didalam sini, kesan kuno jauh lebih kental. Jika sekarang aku ada dalam cerita film horor, adegan hantu muncul secara mengejutkan dan menyerang seseorang pasti sedang terjadi. Oh maaf, otakku terlalu terkontaminasi oleh film-film horor yang akhir-akhir ini ku lihat.
Aduh, kenapa papa malah memintaku pindah dari universitas yang sebelumnya sih? Disana jauh lebih modern dan pasti sistem pembelajaran nya jauh lebih maju dari pada disini.
Lalu, lamunan yang sedang merutuki keputusanku ikut bersama papa ke sini, harus terputus karena aku mendengar suara derit kursi yang ditarik mundur oleh orang yang sudah lama aku tunggu kedatangannya. Aku sedikit heran, mengapa Orang-orang disini selalu muncul secara tiba-tiba dan mengejutkan?
“Kamu mahasiswa baru itu ya?” kata wanita berambut hitam seperti milikku itu sambil meletakkan tas kerjanya di kursi, kemudian melepas jaket kulit tebal yang membungkus tubuhnya. Ia terlihat tergesa-gesa.
“Ah, iya.”
Dia tersenyum lantas memujiku. “Kamu sangat tampan.”
Yeah, I know. Tidak sedikit yang berkata demikian padaku. “Terima kasih.”
Tidak membuang waktu lebih lama, aku diminta segera memberikan semua persyaratan yang harus aku penuhi untuk menjadi mahasiswa di sini, termasuk biaya yang harus aku bayar sampai satu semester kedepan. Dan nominal yang aku serahkan pada wanita itu, cukup banyak. Entah, apa yang membuat kampus ini begitu mahal. Karena terpencil kah?
Tak lama setelah itu, wanita ini berkata banyak sekali tentang apa yang harus aku lakukan disini. Tentang apa yang boleh dan tidak boleh aku lakukan mengikuti aturan yang ada, menghargai sesama, dan kompak. Dan juga—
Pintu berderit dan wanita didepanku itu tersenyum.
“JyRu.” sapanya akrab pada sosok yang baru saja muncul itu.
Nama yang unik. Aku sampai tertarik ingin melihat siapa yang memiliki nama tersebut. Dan pupil mataku melebar melihat gadis itu sekali lagi.
“Namanya JyRu.” bisik wanita itu didepanku.
Kali ini dia berjalan mendekat ke arahku—ralat—ke arah wanita yang memanggilnya, lantas tersenyum ke arah wanita yang ia tuju setelah manik mata kami sempat bertemu.
“Iya, madam.”
Madam?
“Kelas kalian sama. Tolong ajak pemuda tampan ini bersamamu, oke?!”
Gadis berambut oranye itu tersenyum lantas mengangguk patuh.
“Nah, Arthur. Ikut bersamanya. Kalian berada di kelas dan jurusan yang sama.
Beruntunglah aku memilih jurusan seni karena bisa bertemu dengan gadis unik seperti ... eum ... siapa namanya tadi? JyRu. Ah ya, JyRu.
“Baik, madam.” ucapku yang sebelumnya memanggil dia Miss. Aduh, ada apa dengan kampus ini?
Aku berdiri, menggendong tas punggung berisi beberapa buku materi, dan berjalan mengikuti gadis ini setelah dia meminta izin sebentar untuk meletakkan absensi kelas.
Aku berjalan di belakangnya. Dia sangat harum. Bagaimana ya mendeskripsikan aroma gadis bernama JyRu ini? Aromanya natural, seperti tidak memakai pewangi atau parfum apapun, tapi aroma yang menguar darinya begitu lembut, seperti bayi.
“Namamu Arthur?” dia bertanya sambil terus berjalan, dan aku semakin terpanah karena tekstur suaranya yang lembut dan halus untuk diterima oleh gendang telinga.
“Ya. Arthur Rhote. Tapi mama dan papa biasa panggilnya Art.” dia terkikik mendengar jawabanku. Memangnya ada yang lucu ya?
“Nama panggilanmu, sama seperti jurusan—”
“Ah, you got it.” sahutku sambil menjentikkan jari. Aku baru menyadari ini.
“Selamat datang di Routth university.“ katanya, menolah ke arahku dengan sebuah sematan senyuman yang sangat indah. Ada dua gigi lancip seperti taring yang membuatnya terlihat manis. “Namaku, Trche Jyl Ruana. Tapi, teman-teman biasanya panggil aku JyRu.” []
to be continue.
...###...
Update nya pelan-pelan,
Kalau suka boleh list favorit dan like ya ☺️
Author tunggu partisipasi kalian,
See you...
...•...
...•...
...Disclaimer...
...-Cerita ini murni imajinasi penulis....
...-Jika ada kesamaan nama visual, gambar properti, ataupun latar yang ada didalam cerita, merupakan unsur ketidaksengajaan....
...-Semua karakter didalam cerita hanya fiksi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan/watak tokoh yang menjadi Visual didalam dunia nyata....
...-Diharap bijak dalam menanggapi semua yang tertulis dalam cerita, baik itu tata bahasa, sesuatu yang bersifat mature ataupun tindak kekerasan....
...-(Point terpenting!!) Hargai karya penulis untuk tidak menjiplak/meniru tanpa izin dari penulis. Dan juga dimohon kebijakannya untuk tidak menyamakan dengan cerita lain....
...Regret,...
...Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Putu Suciptawati
aku mapir kak🙏🙏
2022-11-11
1
VizcaVida
Mampir Kuy, mana tau suka ☺️
2022-11-11
0