...|JyRu 04|...
Menurut mitos yang aku dengar dari tetangga yang rumahnya memiliki jarak paling dekat dengan rumah papa, desa ini dulunya merupakan desa yang gersang. Lalu, salah satu tetua desa membangun sebuah pendopo yang digunakan untuk pemujaan dan juga tempat menyerahkan persembahan untuk meminta hujan.
Karena do'a-do'a itulah, apa yang mereka sembah memberi mereka sesuatu yang tidak pernah mereka duga. Menurut cerita, mereka diberi seorang bayi serigala yang menyerupai manusia. Atau lebih tepat jika disebut manusia serigala.
Dan tidak diketahui berita itu benar atau salah, konon katanya jika bayi manusia serigala itu menangis, hujan akan turun. Deras, dan membawa berkah hingga tanah Folk menjadi subur. Tanaman sayur dan padi mulai tumbuh subur. Pohon-pohon yang kering mulai tumbuh tunas dan kembali memiliki daun yang hijau. Serta sumur dan ladang warga mulai terpenuhi kebutuhan airnya. Masyarakat senang sekali akan berkat yang mereka terima ini. Dan mereka pun terus memberikan persembahan sebagai rasa terima kasih.
Namun ternyata semua itu tidak gratis.
“Tau tidak jeng, sekarang manusia serigala itu sedang mencari tumbal.”
“Eh, benarkah Jeng?”
Aku tau peringai mama. Mama akan heboh untuk satu atau dua jam kedepan, setelah itu, flat. Semua akan berjalan seperti semestinya.
“Iya. Katanya sih, manusia serigala nya sedang mencari pasangan untuk kawin.”
Aduh, ini obrolan orang dewasa. Aku harus pergi dari sini.
“Mam, Art mau ke kamar dulu, mau menyelesaikan tugas.”
“Oh iya. Pamit dulu sama bibi Ketty.”
Aku menuruti mama, aku menunduk untuk pamit pada bibi Ketty dan putrinya, setelah itu aku naik ke lantai atas menuju kamar.
Disini, aku merasa nyaman karena tidak lagi mendengar cerita mitos yang menjurus ke cerita dewasa itu. Memang sih, wajar-wajar saja mereka cerita. Tapi apa mereka melupakan aku yang masih perjaka? Tidak patut di tiru.
Aku menarik kursi belajar, lalu duduk dan membuka buku tehnik menggambar wajah manusiaa tiga dimensi. Paragraf demi paragraf ku baca hingga mataku mulai terasa panas. Demi mengalihkan rasa jenuh dan mata yang mulai lelah, aku raih buku tugas dan mulai mengerjakannya.
Namun, disela konsentrasi ku, aku kembali mendengar suara ketukan benda halus dan cakaran kuku di pintu balkon. Sama seperti semalam.
Aku berjalan perlahan penuh perhitungan. Seingatku, tadi aku hanya menutupnya asal dan tidak menguncinya. Dan ketika aku berdiri didepan gorden yang masih tertutup seadanya, aku melihat serigala itu duduk tenang tepat didepan pintu kaca. Untung saja pintunya menutup sempurna.
Tau bagaimana ketika seekor anjing duduk menunggu tuannya? Ya, Serigala itu melakukan hal yang sama. Duduk tenang tanpa pergerakan. Hanya mata dan kepalanya yang mengikuti arah gerakan ku.
Aku memperhatikannya lekat. Dan dia kembali menjulurkan lidah sejenak, kemudian bibirnya terbuka dengan eyesmile yang begitu lucu. Nah, ini yang aku sebut serigala sedang tersenyum. Wajahnya yang terkesan garang itu terlihat lucu ketika tersenyum.
Penasaran, aku beranjak dari depan pintu balkon, kemudian berjalan menuju meja dan mencari sesuatu yang bisa aku gunakan untuk mengetahui serigala ini buas atau tidak.
Aku kembali membawa sebuah penggaris tipis yang bisa menerobos sela bawah pintu. Kemudian ku gerakkan penggaris itu ke kanan dan kiri untuk menarik perhatian serigala tersebut.
Awalnya dia hanya melihat lurus pada penggaris yang masih aku gerakkan. Hingga pada akhirnya, dia menggerakkan satu kaki depannya merespon. Dia bermain lembut dan tidak kasar dengan mencakar. Aku kagum, akan tetapi masih ragu untuk menyapanya dengan pintu terbuka dan tangan kosong. Takut tiba-tiba sisi buasnya muncul, lalu menyerang ku dengan brutal.
Aku berhenti, dan kepala serigala itu kembali mendongak dan menatapku. Bibirnya sedikit terbuka dan terlihat tersenyum lagi padaku.
Okey, mari coba.
Aku bergerak gelisah ketika pintu dorong itu sudah ku raih. Aku menggesernya perlahan, dan serigala itu bangkit dari duduknya. Seketika itu mataku melebar dan aku menutup keras pintu geser yang aku buka karena terkejut.
Jantungku berdebar, tangan ku berkeringat. Aku tidak berbohong, aku takut tiba-tiba dia menyerang ku jika tetap nekat berdiri di sana.
Begitu pintu itu tertutup, dia kembali duduk dengan posisi awal. Lalu, aku mencobanya sekali lagi, dan serigala itu kembali bangkit. Terkejut dan takut untuk ke dua kalinya, aku kembali menutup pintu geser ku.
Oh, astaga. Aku bisa saja semakin membuat serigala itu marah karena mempermainkannya. Tapi, aku masih saja penasaran.
Okey, percobaan terakhir.
Ku geser pintu sedikit lebar, dan serigala itu kembali bangkit. Aku membeku ditempat, tidak melakukan pergerakan apapun menunggu pergerakan serigala itu. Tapi dia tetap ditempatnya, dia hanya berdiri menatapku yang sekarang mengambil langkah melewati pembatas pintu. Aku membawa dua kakiku keluar sepenuhnya, berjalan mendekat, dan tidak ada gerakan mencurigakan.
Ternyata, ukuran serigala ini cukup besar jika dilihat dari dekat. Bulunya terlihat halus dan mengkilat. Telinganya berdiri tegak dan wajahnya terlihat menggemaskan. Gila, mengapa aku sekarang malah menganggap serigala itu lucu? Atau bisakah disebut sedang jatuh cinta?
Aku mencoba mengulurkan tangan dan menyentuh sisi atas kepalanya. Sumpah, bulunya terasa sangat lembut dan dia tidak terlihat ingin menyerang ku. Dia memilih duduk dengan posisi awalnya, seperti seekor anjing.
“H-hai.” sapa ku, gugup bukan main.
Aku memposisikan diri dengan duduk bertumpu pada satu kaki di lantai. Mengusap kepalanya semakin intens, kemudian tersenyum lega karena dia tidak buas seperti dugaan ku. Dia, jinak.
“Apa kamu lari dari tuan mu?”
Serigala itu bergerak dan membuat aku jatuh terduduk karena terkejut. Aku pikir dia akan menyerang dan menerkam daging ku, tapi dia hanya memangkas jarak, dan meletakkan satu tangan depannya menyentuh tanganku.
Astaga, ini menggemaskan. Jadi, apa aku tidak perlu takut?
Dia menggosokkan kepalanya di tanganku dan aku sukses tersenyum.
“Apa kamu punya nama?” tanya ku ingin tau meskipun dia tidak akan bisa menjawab. Dari perawakannya, serigala ini terlihat berjenis kelam-in betina.
“Tidak ada nama?” tebak ku. “Bagaimana kalau aku yang akan memberimu nama? Eumm...”
Aku berfikir keras memikirkan nama untuk serigala menggemaskan ini. Lalu, satu nama terbesit ketika mengingat bagaimana menggemaskannya serigala liar namun jinak ini.
“Kamu lucu, cantik dan menggemaskan seperti temanku.” kataku menatap lekat mata oranye nya yang berkilat indah di bawah siraman sinar bulan purnama. “Aku tidak tau kamu akan suka atau tidak dengan nama yang aku berikan. Tapi, apa kamu keberatan jika kuberi nama ... JyRu?”
Serigala itu kembali bangkit dan kini merapatkan diri disampingku.
“Jadi, kamu suka?”
Serigala itu mengeluarkan suara ringikan terlampau kecil, pelan dan lucu. Aku tertawa dan mengusap kepalanya penuh kasih sayang.
Aku mengubah posisiku menjadi duduk sedikit berjongkok, lalu meraihnya untuk ku usap wajahnya. “Jyru itu, nama temanku. Dia unik dan sangat cantik. Aku belum pernah melihat gadis seperti dia selama hidupku.” ku usap punggungnya. “Matamu, berwarna sama dengan matanya. Mata kalian begitu unik.” lanjutku memberi penjelasan meskipun dia tidak akan paham. “Dan kamu harus—”
Fokus kami teralihkan pada pintu kamar ku yang berderit. Langkah seseorang terdengar memasuki ruang kamar ku. Aku menoleh ke arah JyRu, dan ternyata dia sudah tidak ada di sampingku bersamaan dengan suara mama yang menginterupsi.
“Katanya belajar! Lalu kenapa malah jongkok-jongkok di balkon rumah begitu?”
Ah, ya. Mungkin ini aneh bagi mama. Tapi mama tidak tau apa yang baru saja aku lakukan. Ma, putramu ini baru saja memberi nama seekor serigala.
“Aku sedang berolah raga, Mam.”
“Olahraga? Malam-malam begini?”
“Ya.” jawabku cepat sambil mengangguk, kemudian mengambil posisi untuk melakukan push up.
Aku mendengar helaan kasar nafas mama sebelum meninggalkan aku. Sedangkan aku, tidak berhenti melakukan push up sebelum terdengar pintu kamar kembali mengatup.
Hingga akhirnya kubiarkan tubuhku ambruk kelelahan diatas lantai karena sudah lama tidak pernah berolahraga. Aku mendengus lega karena mama percaya padaku kali ini.
Aku terkikik geli mengingat momen bersama serigala yang ku beri nama JyRu itu.
“JyRu ya? Sepertinya aku mulai suka dengan nama itu.” []
...To be continue ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
YuWie
JyRu itu serigala..kipikir singa karena penampakan pick nya seperti singa
2022-12-08
1