03

|JyRu 03|

“Kami berteman, nek.”

Lampr menghentikan adukan selai di dalam panci sederhana yang ada diatas tungku. Ia mematung disana mendengar jika JyRu memiliki teman. Selama ini, gadis itu tidak pernah mau menjalin pertemanan dengan siapapun. Tapi, seperti apa rupa si pemuda ini hingga bisa menarik jiwa omega JyRu untuk menerimanya? Lampr takut jika gadis yang sudah ia besarkan selama dua puluh tahun ini akan berakhir menyedihkan ditangan seorang pria.

“Jauhi dia. Jangan pernah berteman dengan siapapun. Atau kamu harus menjalani takdirmu jika sampai laki-laki itu menghianati dirimu.” tegas Lampr untuk JyRu.

Dengan wajah lembut yang terlihat lelah, JyRu berkata. “Dia pemuda baik, nek.”

“Kamu tidak pernah mengenal dia. Jadi jangan pernah menganggap siapapun baik di dunia ini.”

Ya, Lampr hanya perlu menekankan itu pada JyRu agar gadis itu tidak mempercayai siapapun yang akan menghancurkannya.

“Dia ba—”

“Tidak. Kamu tidak boleh berteman dengan siapa pun.”

JyRu kecewa dan menatap sendu bayangannya diatas bak berisi air yang ia pergunakan untuk mencuci pakaian. Wajah Arthur kembali terbayang dalam ingatannya hingga senyumannya terbentang begitu saja.

Bahkan dia tidak bisa menahan rasa penasarannya dan mendatangi kediaman Arthur semalam.

***

Kamis.

Seperti yang sudah menjadi kesepakatan antara aku dan JyRu, dia membawa kotak bekal berisi roti selai dua rasa. Potongannya masih sama, hanya jumlahnya ia lebihkan. JyRu menepati janjinya untuk membawa roti bakar untukku.

Tapi, aku bisa melihat di kejauhan jika wajah cantiknya itu sedang murung. Entah karena apa. Dan sialnya, hujan turun lebih cepat hari ini. Lebih tempatnya, hujan turun saat aku sudah sampai di kampus. Beruntung, karena aku membawa motor dan tidak membawa mantel hujan.

“Hai.” sapa ku menarik atensi JyRu. Dia menoleh dan tersenyum padaku tanpa suara.

“Hai Art.” jawabnya penuh kelembutan. Mereka semua aneh jika tidak mau berteman dengan gadis sebaik JyRu. “Aku membawa roti untukmu juga.”

Sekarang aku yang dibuatnya tersenyum. Dia membuka kotak bekalnya dan menyodorkan didepan lengan yang ku lipat diatas meja.

“Oh wow, terlihat lezat. Boleh aku mengambil dua potong dengan rasa berbeda?”

Dia mengangguk antusias, dan aku mengambil satu potong, langsung aku makan dengan lahapnya karena jujur, aku lapar. Mama benar-benar tidak memasak apapun pagi ini, dan aku berangkat ke kampus tanpa sarapan. JyRu menatap setiap gerakan yang aku lakukan. Merasa kurang nyaman karena terus diperhatikan, aku pun membuka suara.

“Kenapa kamu tidak makan?”

Oh, hujan diluar sudah reda.

“Ah, iya. Aku akan makan.”

Entah mengapa, wajah JyRu terlihat tertekan diantara senyuman yang terbit di bibirnya. Apa dia sedang ada masalah?

“Hujannya turun lebih cepat hari ini.” kataku sambil mengunyah roti yang mungkin akan menjadi makanan favoritku selain masakan mama.

Ku lirik JyRu yang juga sedang memakan roti dengan rasa yang sama denganku. Coklat. “Kenapa disini selalu turun hujan ya? Kamu tau alasannya?” tanyaku dengan mulut penuh makanan. Kuharap JyRu tidak jijik melihatnya.

JyRu mengehentikan kunyahan di mulutnya. Dia terlihat menatap kosong pada meja nya dengan ekspresi berubah datar.

“Aku heran karena aku orang baru disini.” Sebenarnya ini hanya basa-basi, tapi aku serius dengan pertanyaan yang aku berikan ini. “Apa kamu tau mengapa hujan setiap hari turun?”

“Disini memang cuaca dan suhunya rendah, Art. Jadi, tidak menutup kemungkinan hujan selalu turun dan membuat udara disini menjadi lembab.”

Masuk akal, tapi mengapa tepat di jam dua belas siang? Di jam makan siang para mahasiswa yang akan membuat mereka bahagia dan tertawa karena akan segera mengisi perut mereka yang lapar?

Bagi sebagian mahasiswa yang nekat, mereka akan tetap menerobos hujan dan pergi ke kantin meskipun hujan turun deras tanpa ampun. Tapi bagi sebagian lagi yang sama seperti aku, mereka akan lebih memilih diam dikelas menahan lapar sampai hujan reda.

“Aku tidak membawa mantel hujan hari ini. Aku harap sore nanti tidak hujan. Setidaknya, sampai aku tiba dirumah.” ucapku jujur didepan JyRu.

Setengah jam sudah jam makan siang berlalu, tapi aku dan JyRu masih menikmati waktu istirahat yang tersisa. Berbeda denganku yang menggunakan waktu untuk melamun tidak tentu arah, JyRu menggunakan waktu itu untuk membaca buku, atau mengerjakan tugas yang tadi diberikan dosen.

Aku menghela nafas, menarik kepala yang sebelumnya bertumpu di atas telapak tangan.

“Kamu memang suka belajar?” tanyaku penasaran, dia terlalu fokus dan tidak menghiraukan aku yang ada dihadapannya.

Dia mengangguk antusias dengan senyumannya yang manis. Entah mengapa, melihat JyRu yang selalu penuh semangat seperti ini, membuatku iri. Pasti ayah dan ibunya sangat bangga memiliki putri seperti dia.

“Eumm.” jawabnya singkat sambil mengangguk, masih dengan senyuman yang baru aku sadari, ada dua lesung pipit yang mempercantik senyumannya.

“Wah, pasti papa sama Mama kamu bangga punya anak rajin seperti kamu.” kataku dengan mulut sedikit menganga karena kagum.

Aku melihat rona di wajahnya. Ia menyelipkan beberapa helai rambut yang jatuh didepan wajahnya. “Ayah dan ibu, aku tidak memilikinya.”

Astaga. Apa yang sudah aku katakan?

Wajahku berubah panik.

“Ma-maaf. Aku tidak tau kalau kamu—.”

JyRu menoleh padaku. “Tidak apa-apa.”

Aku menggaruk pelipis ku karena merasa tidak enak atas perkataan yang baru saja aku ucapkan. Sungguh, aku tidak tau jika dia tidak memiliki ayah dan ibu.

“Aku, dibesarkan nenek sejak bayi.”

Aku kembali menatapnya yang masih saja tidak lelah menyuguhkan senyuman. Dilihat lama, senyuman JyRu bukan hanya manis, tapi juga lucu. Sepertinya dia memang murah senyum, tapi aku tidak melihatnya tersenyum pada orang lain, selain aku.

“Nenek ... menemukan aku di perbatasan antara hutan dan desa.”

Jadi,

“Aku tidak tau siapa kedua orang tuaku.”

***

Sepertinya do'a ku didengar Tuhan. Sore ini, meskipun langitnya mendung, hujan tidak turun. Benar-benar tidak ada tetesan air langit dan aku bisa berkendara dengan nyaman.

Ini agak aneh, tapi biarlah, aku suka seperti ini. Setidaknya hujan tidak turun sampai aku tiba dirumah. Tapi, tiba-tiba aku ingat tentang serigala yang ada dibalik semalam, dan juga kenyataan bahwa JyRu tidak memiliki orang tua. Dia dibesarkan oleh nenek yang menemukannya di pinggir jalan.

Ternyata, nasib ku jauh lebih beruntung dari dia.

Aku kembali membayangkan ketika serigala itu tersenyum padaku. Ah, bagaimana mengatakannya ya? Dia memang terlihat tersenyum padaku. Dan sumpah, itu sangat lucu. Tapi aku takut karena serigala termasuk spesies predator. Dia memangsa daging, dan aku takut menjadi santapannya. Untuk itulah aku hanya membiarkan dia diluar dengan senyumannya yang lucu itu.

Aku bahkan berandai jika serigala itu akan datang dan tersenyum lagi padaku. Sial, aku ingin memiliki serigala itu.

Karena terlalu menikmati alur lamunan, aku hampir saja menerobos lampu merah yang ada di belokan perempatan dan pasti surat tilang akan sampai dirumah, lalu papa marah dan menyita motor karena aku teledor.

Aku meregangkan punggung yang terasa sedikit kaku. Motor sport memang melelahkan, tapi mobil dipakai papa. Hmmm.

“Sst. Sst!”

Aku mendongak. Aku kira yang menggodaku adalah gadis-gadis yang tidak aku kenal hanya karena kagum dengan motor yang aku bawa. Tapi, senyuman mengembang di bibirku. Aku membuka kaca helm dengan cepat ketika mendapati JyRu didalam bus dan melambaikan tangan ke arahku. Ternyata kami searah, tapi entahlah rumahnya dimana. Aku tidak paham dengan rute jalan dan daerah Folk.

Aku membalas senyumannya, dan bicara sedikit berteriak. “Hati-hati.”

Dia mengangguk dan menjawab ku dengan suara penuh antusias. “Kamu juga hati-hati. Sampai jumpa nanti.”

Lampu berubah merah dan aku menarik gas dengan kecepatan lumayan tinggi. Namun ucapan JyRu kembali terbesit dalam ingatan ku.

Sampai jumpa nanti.

Aku mengerutkan kening. Nanti?

Mungkin dia salah bicara. Mungkin seharusnya dia berkata ‘Sampai jumpa besok.’ []

...To be Continue...

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

klo gak salah ingat ada lomba karya mistis ya...apakah JyRu ikutan....😀😃

2022-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!