07

...|JyRu 07|...

”Mau mengingkari takdirmu? Jangan pernah bermimpi.”

Ia berhenti untuk sebuah harapan, lalu memutuskan untuk tetap diam di tempatnya berada.

Folk dan kesendirian.

...—————...

Sebuah laman pencarian menemani belajarku malam ini. Karena penasaran dengan mitos yang dikatakan tetangga rumah tempo hari, aku mencoba menelusuri kisah Folk di laman internet. Muncul beberapa informasi yang bisa aku baca dengan berbeda-beda versi. Aku sudah membaca dua blog, dan dua-duanya berbeda. Lalu, yang mana yang bisa aku jadikan referensi yang benar untuk mitos itu?

Aku kembali menekan laman blog yang ketiga. Kulihat beberapa komentar yang sependapat dengan akun yang terlihat terpercaya ini. Nama pemilik akunnya berinisial TJR. Beberapa komentar yang tertera disana setuju dengan blog pribadi menurutku sedikit memiliki jiwa seni ini. Apa pemiliknya seorang pelukis?

Wah, benar-benar bagus.

Folk.

Desa gersang yang kini berubah menjadi lembab akan tangisan langit yang tiada pernah berhenti.

Aku melihat ada kesedihan di tulisan bergaya Book Man Oldstyle itu.

Bukan mitos. Tapi itu nyata, karena aku melihatnya sendiri bagaimana gadis itu menangis, dan hujan pun turun membasahi bumi Folk.

Jika orang-orang berfikir ini hanya mitos, mereka tidak salah karena mereka hanya mendengar, tidak melihatnya. Dan aku, adalah orang yang percaya jika Folk bukanlah mitos.

Apa mereka juga tau tentang kehidupan gadis kecil yang kini sudah dewasa itu?

Ya, mereka tidak tau dan tidak akan pernah tau.

Gadis itu hidup sendirian. Tidak memiliki seseorang yang bisa ia jadikan teman untuk setiap kesedihannya. Dia hanya harus bersembunyi dari siapapun. Dia hanya harus membuat semua kenyataan ini seolah-olah hanya bualan yang tidak ada bukti kebenarannya.

Dan taukah kalian tentang sebuah kematian karena penghianatan?

Mungkin itu juga terjadi di jaman sekarang. Tapi untuk gadis itu, akan terus menjadi suatu hukuman yang harus ia terima karena memilih hidup di bumi, sebagai seekor serigala yang bisa mengubah wujudnya di bulan purnama.

Ya, hanya di bulan purnama dia akan menjadi wujud sesungguhnya.

Adakah kaca dirumah kalian?

Jika iya, kalian yang bisa membuatnya tertarik untuk menjadi seorang teman, kalian akan melihat wujud aslinya ketika malam bulan purnama datang.

Akan tetapi, jangan pernah mengkhianati pertemanan kalian jika sudah melihat wujud aslinya. Karena ...

Karena itu akan membunuhnya.

End.

Written by TJR.

Aku mengerutkan kening. Sepertinya sumber ini mengetahui sesuatu. TJR, siapa dia?

***

JyRu menungguku di salah satu koridor kampus. Kami berjalan bersama dan dia bertanya sesuatu pada ku.

“Kamu betah tinggal disini?”

Tidak buruk, aku hanya membutuhkan penyesuaian lebih lama.

“Eummm yeah. Folk tidak buruk.”

Dia tersenyum saat mendengarnya.

“Ekspresi di wajahmu tidak bisa berbohong, Art. Kamu tidak suka tinggal di sini.” tembaknya tepat sasaran, dan aku berakhir menggaruk pelipis ku yang sama sekali tidak terasa gatal.

“Ah, terlihat sangat jelas ya?” tanya ku mencoba mencari celah agar tak menyinggung siapapun, termasuk JyRu yang sudah menjadi penduduk Folk sejak lama.

“Ya. Sangat jelas.”

Oh What?! Mengapa dia memperjelas semuanya? Aku jadi merasa tidak enak padanya dan juga penduduk Folk lainnya.

“Tidak begitu buruk kok. Hanya aku butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan cuaca dan situasi disini yang sangat sepi.” aku-ku ingin berterus terang. Tidak ingin berbohong lebih jauh, apalagi pada JyRu yang sudah aku anggap teman.

JyRu semakin tertawa. Aku baru ingat!

“Oh ya. Beri aku nomor ponselmu, please.”

JyRu tersenyum lembut dan menundukkan kepalanya menatap sepatunya sendiri yang menapak diatas lantai.

“Aku tidak punya.”

Oh hei girl, apa kamu bilang? Hei, jangan menggodaku dengan permainan kekanakan seperti itu. Come on.

“Nenek melarangku memiliki benda yang kamu sebutkan tadi.”

Ah, dia tidak bercanda. Ini serius.

“Kenapa?”

JyRu menatapku masih dengan senyuman mengembang di bibirnya. “Karena nenek menyayangiku.”

Lantas, apa hubungannya antara sayang dan ponsel? Bukankah terlalu kolot jika sampai anak jaman sekarang tidak memiliki benda canggih itu? Sekarang, dunia dikuasai oleh robot pencarian informasi canggih itu.

“Lalu, bagaimana kamu bisa berhubungan dengan orang lain tanpa ponsel?”

“Apa kamu lupa? Aku tidak memiliki teman, Art. Aku sendirian.”

Sendirian. Mengapa terdengar menyedihkan? Aku jadi teringat akan cerita Folk, dimana gadis serigala itu merasa selalu sendirian.

“Mau aku belikan?”

JyRu menoleh kasar dan menggeleng cepat. “Tidak. Nenek akan marah padaku jika sampai aku—”

“Kamu bisa menggunakannya secara sembunyi-sembunyi.”

Oh Tuhan. Maafkan aku yang sudah membuat gadis polos seperti dia menjadi seorang pendosa seperti ku.

“Sembunyi-sembunyi?”

Aku mengangguk. “Kalau kamu setuju, ikut aku ke pusat perbelanjaan pulang kuliah sore ini. Aku akan membelikan untukmu agar kamu juga lebih muda mengerjakan tugas kuliah.”

Gila. Tapi aku tidak tega melihat JyRu yang seperti terkurung dalam sangkar yang dibuat sang nenek.

“Aku, tidak punya uang.” jawabnya malu-malu.

Aku mengusap lengan kanannya, lalu berkata. “Aku akan membayarnya untukmu. Kamu tidak perlu menggantinya. Anggap saja sebagai hadiah pertemanan kita.”

JyRu lagi-lagi menatapku, kali ini dengan kedua matanya yang sendu. Lantas ia mengangguk pelan dan menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga.

***

Dan seperti yang sudah aku janjikan padanya, aku mengajak JyRu menuju sebuah pusat perbelanjaan yang ada di Folk. Hanya ada satu disini, dan barang-barang yang disediakan pun, terbatas jumlahnya.

Contohnya ponsel. Aku ingin membelikan JyRu ponsel keluaran terbaru yang canggih dan memiliki ukuran RAM besar yang bisa ia gunakan untuk menyimpan banyak data dalam ponselnya nanti. Itu tujuan awal ku. Tapi harus kandas karena disini, hanya menjual beberapa ponsel dengan spek yang tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan.

Akan tetapi, JyRu terdiam dan terlihat lugu. Ia menatap beberapa ponsel yang di pajang didalam etalase. Apa ini pertama kalinya dia pergi ketempat seperti ini?

“Tidak ada yang seperti aku harapkan. Aku akan pergi ke kota dan membelikan kamu disana saja.”

JyRu menoleh. “Tidak perlu. Beli seadanya saja, yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi.”

Kita? Ah, aku terdengar seperti seorang kekasih sekarang.

“Kamu yakin?” tanyaku memastikan, dan dia mengangguk antusias.

Dan pada akhirnya pilihan jatuh pada sebuah ponsel baru keluaran tahun lalu yang memang bisa dipergunakan untuk beberapa aplikasi dan masih bisa dikatakan layak pakai, sih.

Aku dan JyRu berjalan keluar pusat perbelanjaan itu ketika hari sudah berubah gelap. Aku berjalan menuju parkiran dan JyRu dengan setia mengekor dibelakangku. Kami pun berkendara pulang yang akan memakan waktu sekitar satu jam lamanya.

“Dimana rumahmu?”

“Turunkan aku di pos depan itu saja.”

“Hei, nenekmu akan menggantung ku jika sampai terjadi sesuatu pada mu.”

“Tidak. Aku akan baik-baik saja. Tolong turunkan saja aku disana.” pintanya dengan nada suara seperti ketakutan. Aku tidak bisa berbuat banyak dan menuruti keinginannya.

Setelah turun dari sepeda, dia memasukkan ponsel tanpa kotak itu kedalam tasnya setelah tadi aku sempat membantunya mengubah menjadi mode fibrate.

“Terima kasih atas kebaikanmu, Art.” katanya buru-buru memakai tas selempang nya yang terlihat usang.

“Tidak masalah, besok ayo belajar fitur-fitur dari ponsel itu bersamaku. Sekarang, pulanglah. Aku akan menunggu disini sampai kamu—”

“Kamu pulang saja. Aku tidak apa-apa.”

Baiklah. Aku tidak akan memaksanya lagi. Aku menaikkan standart samping motor dan menyalakan mesin motor. Bersiap menarik gas tangan setelah berpamitan pada JyRu.

Tapi satu hal yang membuatku terkejut. Ada sesuatu yang terlihat mendekat dan ingin menyerang JyRu. Sontak aku turun kembali dari motor dan berlari sebisaku untuk menjangkau JyRu kedalam pelukan.

Kami jatuh di atas aspal bersama-sama. Dia mengaduh karena tertimpa bobot tubuhku yang memang cukup besar untuk ukuran tubuh JyRu yang terkesan kurus.

“Astaga. Apa itu tadi?” tanyaku dengan wajah panik yang tidak bisa aku sembunyikan.

Sesuatu itu, seperti kain terbentang yang melayang di udara. Warnanya segelap malam, dan kecepatannya tidak jauh lebih cepat dari langkah kakiku ketika berlari.

JyRu meronta ingin melepaskan pelukanku. Ia bahkan segera menjauhkan diri setelah pelukanku padanya terlepas.

“Kamu harus cepat-cepat pulang, Art. Aku juga akan pulang.”

Tapi fokus ku sekali lagi teralihkan oleh sesuatu. Terlihat dari jarak yang tidak terlalu jauh dari kami, sosok berbaju putih dan berambut tak kalah putih, menatap kami di sana. Aku sudah hampir menarik JyRu untuk pergi dari tempat ini, tapi semua terhenti ketika suara JyRu menginterupsi kepanikan ku.

“Nenek?” []

...To be continue...

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

TJR singkatan nama JiRu kan itu,
JiRu gadis yg ditemukan nenek, yg mjdkan desa Folk subur

2023-07-06

0

YuWie

YuWie

dan nenek JyRu adalah sosok entitas apakahhh

2022-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!