Menghilang

 “Ya Tuhan.. Aruna… Bagaimana bisa?” Ardiaz tercengang ditempatnya.

Ardiaz terduduk dan menangis.

“Aruna….” teriaknya kencang.

Ardiaz menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Sejak kapan kamu memiliki kekuatan itu Aruna?”.

Ardiaz memukul-mukul dadanya sendiri. Dia mulai berpikiran buruk bagaimana nasib Aruna bila orang lain tau bahwa Aruna memiliki Zanna.

“Ya Tuhan, lindungi Aruna. Semoga Aruna tidak dalam bahaya” Ardiaz berdoa dalam hati.

Di Tempat lain Aruna sudah sampai kota Ducan. Dia tidak membawa apapun. Ini semua di luar skenario. Yang Aruna harapkan hanya Ardiaz bisa menjaga rahasia ini dari siapapun.

Aruna masuk ke dalam sebuah bilik kosong dan menggunakan Zanna nya untuk mengeluarkan uang yang banyak untuknya membeli rumah. Dia memilih tinggal di desa yang lumayan terpencil untuk sementara waktu. Dia juga melanjutkan pendidikan sebagai urora di sekolah yang tidak terlalu populer. Dia akan menghilang sementara waktu sampai dia yakin situasi aman dan Ardiaz tidak menceritakan rahasianya pada orang lain.

Ardiaz berjalan lesu memasuki rumahnya. Di sana sang Ayah sudah menunggu dengan gusar. Andrea tadi sudah mengadu kalau Ardiaz menamparnya karena membela Aruna.

“Diaz….” bentak Austine pada sang anak.

Ardiaz hanya diam saja, dia sudah sangat yakin kalau Andrea pasti mengadu.

“Sudah berapa kali Ayah bilang, bersabar. Kenapa kamu susah sekali diatur?” Austine kembali membentak.

Ibu Ardiaz yang juga ada disana menatap iba pada anak pertamanya. Diana Ibu Ardiaz mendekati suaminya dan mengelus lengannya.

“Kasihan Ardiaz, tidak baik memarahi anak saat dia baru saja tiba dirumah” ucap Diana pelan.

Austine mengepalkan tangannya.

“Ayah tidak mau tau, cepat minta maaf pada Andrea sebelum kamu pindah ke Laiz” Austine kembali membentak.

Ardiaz ingin melawan dan memberontak, tapi dia tau bahwa dia hanya anak ingusan yang belum memiliki apapun. Akan penyesalan yang dia dapat bila melawan orang tuanya.

Ardia mengangguk patuh dan tanpa berucap apapun langsung menemui Andrea. Menurutnya Andrea adalah wanita yang gampang di rayu. Tinggal berikan bunga, coklat dan kata-kata manis pasti akan cepat luluh.

Dan memang benar adanya, saat dia datang dan menghadiahi semua itu, Andrea langsung memeluknya dan menerima permintaan maaf dengan begitu mudahnya.

Setelah urusannya dengan Andrea selesai Ardiaz kemudian datang ke rumah Aruna.

Rumah yang nampak sepi karena Aruna memang sudah tidak tinggal disana.

Di hari berikutnya Ardiaz kembali ke rumah Aruna dan lagi-lagi Aruna tidak ada. Bibi Fraya pun mengatakan kalau Aruna tidak pulang dari kemarin.

“Kemana kamu Aruna?” batin Ardiaz.

Sekarang hari terakhir Ardiaz di kota Galen karena hari ini juga dia sudah akan pindah ke Kota Laiz. Di hari terakhir dia bukannya bersama Andrea tapi malah mencari keberadaan Aruna.

Sudah semua tempat yang biasa dia kunjungi bersama Aruna dia datangi tapi tetap saja nihil. Harmony juga tidak tau Aruna kemana. Sejak di rumah makan beberapa hari lalu dia sudah lost contact dengan Aruna. Aruna bagai hilang ditelan bumi.

Aruna sudah menikmati hari-harinya ditempat yang baru. Di desa terpencil yang jarak antara satu rumah dengan rumah lain sangat jauh karena setiap rumah memiliki ladang yang luas.

Di desa ini Aruna mimiliki teman bernama Davina, gadis cantik dan sangat manis. Tapi setiap melihat Davina Aruna seperti mengingat seseorang tapi entah siapa.

Aruna dan Davina juga bersekolah di tempat yang sama. Sama-sama mengambil jurusan Urora.

Jarak dari rumah dan sekolah mereka adalah 1 jam. Jadi mereka harus berangkat pagi-pagi sekali supaya tidak terlambat. Inginnya Aruna menggunakan zanna yang dia miliki untuk segera sampai, tapi tentu akan mengundang kecurigaan dari Davina. Aruna tidak menyangka kalau akan ada yang satu jurusan dengannya.

"Aruna, nanti kita ketemu teman aku ya sebentar sebelum pulang" kata Davina saat dalam perjalanan ke Mariot (Kampus).

"Iya, pacarmu ya?" tebak Aruna. Karena wajah Davina nampak berseri saat membicarakannya.

Davina hanya tersenyum saja. Tapi Aruna langsung bisa menangkap bahwa mereka akan bertemu pacar dari Davina.

Akhirnya tiba waktu pulang kuliah. Aruna dan Davina sudah duduk di gedung perpustakaan Mariot mereka.

"Aruna tunggu dulu ya, aku mau menjemput teman ku dulu" kata Davina. Raut wajahnya bahagia sekali.

Aruna pun mengangguk, dia kemudian bangkit dari duduknya dan memilih beberapa buku untuk di baca.

Tak berapa lama Davina sudah kembali dengan menggandeng lengan temannya itu.

"Aruna... Ini temanku" panggil Davina pelan.

Aruna yang sedang mengambil buku kemudian membalik tubuhnya seraya tersenyum sangat cantik.

Tapi senyum itu seketika luntur ketika tau siapa teman yang dimaksud Davina.

"Arsenio..." ucap Aruna pelan dengan wajah yang begitu terkejut.

Begitu juga Arsenio, dia sama terkejutnya. Dia dan temannya sempat membantu Ardiaz mencari keberadaan Aruna yang menghilang bak ditelan bumi.

"Aruna... Kamu kenapa bisa disini? Kamu tau Ardiaz mencari-cari keberadaan mu?" tanya Arsenio beruntun.

Aruna ketakutan. Sangat takut kalau Ardiaz memberitahu temannya kalau Aruna memiliki zanna.

"Kalian saling kenal?" tanya Davina dengan wajah kebingungannya.

Aruna dan Arsenio sama-sama mengangguk.

...

Davina membiarkan Arsenio dan Aruna berbicara berdua. Karena sepertinya mereka mempunyai masalah yang harus diselesaikan.

Mereka berdua mencari tempat di taman Mariot.

"Jadi kenapa kamu pergi tanpa pamit?" tanya Arsenio dengan tatapan membunuh.

Sudah hampir tiga bulan Aruna menghilang dan ternyata dia berada di Ducan tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Tidak mungkin Aruna berkata dia menghilang karena zanna yang dimiliki. Karena sepertinya Ardiaz tidak memberitahu teman-temannya tentang zanna yang Aruna miliki, maka Aruna mulai mengarang indah.

"Aku tidak ingin Andrea semakin marah padaku. Jadi lebih baik aku menghilang. Dia sepertinya salah paham dengan hubunganku bersama Ardiaz" jawab Aruna dengan kepala menunduk.

"Apa kamu pikir kabur seperti ini adalah jalan yang terbaik? Apa kamu tidak memikirkan kami? Kami mencari kamu kemana-mana. Kenapa kamu egois?" Arsenio berkata dengan penuh emosi.

Aruna bahkan tidak berani memandang Arsenio. Arsenio memang tipikal orang yang blakblakan seperti ini. Kata-katanya sering pedas tapi sesuai kenyataan.

"Maafkan aku" jawab Aruna yang sudah tidak bisa menahan air matanya.

Sungguh bukan maksudnya seperti ini, hanya saja dia takut bila ketahuan memiliki zanna.

"Kamu tinggal dimana?" tanya Arsenio dengan nada ketus.

"Aku tinggal di desa bersama Davina" jawab Aruna masih menunduk.

"Kamu harus menghubungi Ardiaz sekarang. Kasihan dia" pinta Arsenio.

Aruna memberanikan menatap Arsenio.

Dia memberikan tatapan memohon pada Arsenio.

"Aku mohon Arsen, jangan bilang pada Ardiaz. Aku tidak mau dia kesusahan karena ku. Aku mohon" Aruna sampai mengatupkan tangan di depan dada.

Air matanya sudah sangat banjir dan membasahi wajah cantiknya.

"Aku mohon" ulang Aruna.

Bersambung...

Episodes
1 Pulau Osmond
2 Sehari Bersama Diaz
3 Sehari Bersama Diaz (2)
4 Nenek Berpulang
5 Andrea
6 Ardiaz
7 Ardiaz Menghilang
8 Patah Hati
9 Selamat
10 Selamat Tinggal
11 Selamat Tinggal (2)
12 Menghilang
13 Menjelaskan
14 Marahnya Harmony
15 Tak Bisa Marah
16 Davina dan Arsenio
17 Bertemu Ardiaz
18 Zanna
19 Berpisah lagi
20 Arsenio Berubah
21 Seperti Biasa
22 Baron
23 Lulus
24 Merayakan
25 Pindahan
26 Ketahuan
27 Ada Syaratnya
28 Resmi
29 Mana kamar ku?
30 Pengantin Baru
31 Ciuman Pertamaku
32 Bingung
33 Panggil Aku Nio
34 Entah apa namanya
35 Hari Pertama
36 Tugas
37 Dijemput
38 Jangan-Jangan
39 Kamu cemburu?
40 Menjelaskan
41 Maaf
42 Saudara
43 Sejak kapan?
44 Bertemu Ardiaz
45 Bertemu Ardiaz (2)
46 Marah
47 Mengakhiri hubungan
48 Menyalahkan
49 Istri
50 Taman Usha
51 Ushi
52 Fakta Baru
53 Satu kesempatan
54 Jelaskan padaku
55 Pengirim Surat Digital
56 Mencari Mario
57 Tidak menemukan
58 Pasrah
59 Mencari tau
60 Menghilang
61 Memohon
62 Semoga Bertemu
63 Team Elang
64 Rindu
65 Maafkan Aku
66 Demam
67 Pesisir Pantai
68 Ushi sakit
69 Bertemu Ushi
70 Penolakan
71 Jatuh Cinta
72 Pemilihan Kapten
73 Kenapa?
74 Ikhlas
75 Sama saja
76 Serangan mendadak
77 Runtuh
78 Bagi tugas
79 Tak Diduga
80 Tidak menyangka
81 Perayaan
82 Hari Bahagia
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pulau Osmond
2
Sehari Bersama Diaz
3
Sehari Bersama Diaz (2)
4
Nenek Berpulang
5
Andrea
6
Ardiaz
7
Ardiaz Menghilang
8
Patah Hati
9
Selamat
10
Selamat Tinggal
11
Selamat Tinggal (2)
12
Menghilang
13
Menjelaskan
14
Marahnya Harmony
15
Tak Bisa Marah
16
Davina dan Arsenio
17
Bertemu Ardiaz
18
Zanna
19
Berpisah lagi
20
Arsenio Berubah
21
Seperti Biasa
22
Baron
23
Lulus
24
Merayakan
25
Pindahan
26
Ketahuan
27
Ada Syaratnya
28
Resmi
29
Mana kamar ku?
30
Pengantin Baru
31
Ciuman Pertamaku
32
Bingung
33
Panggil Aku Nio
34
Entah apa namanya
35
Hari Pertama
36
Tugas
37
Dijemput
38
Jangan-Jangan
39
Kamu cemburu?
40
Menjelaskan
41
Maaf
42
Saudara
43
Sejak kapan?
44
Bertemu Ardiaz
45
Bertemu Ardiaz (2)
46
Marah
47
Mengakhiri hubungan
48
Menyalahkan
49
Istri
50
Taman Usha
51
Ushi
52
Fakta Baru
53
Satu kesempatan
54
Jelaskan padaku
55
Pengirim Surat Digital
56
Mencari Mario
57
Tidak menemukan
58
Pasrah
59
Mencari tau
60
Menghilang
61
Memohon
62
Semoga Bertemu
63
Team Elang
64
Rindu
65
Maafkan Aku
66
Demam
67
Pesisir Pantai
68
Ushi sakit
69
Bertemu Ushi
70
Penolakan
71
Jatuh Cinta
72
Pemilihan Kapten
73
Kenapa?
74
Ikhlas
75
Sama saja
76
Serangan mendadak
77
Runtuh
78
Bagi tugas
79
Tak Diduga
80
Tidak menyangka
81
Perayaan
82
Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!