Hari pertunangan Ardiaz dan Andrea pun telah tiba. Aruna masih tinggal di rumah Harmony. Sebenarnya Aruna sudah ingin kembali ke rumah tapi Harmony melarangnya. Harmony ingin Aruna tinggal sampai Harmony pindah ke Ducan untuk melanjutkan studynya. 1 Bulan lagi Harmony akan pindah ke Ducan. Sepertinya memang Zanna telah memberi kutukan pada Aruna. Disaat Harmony sudah dekat dengannya kini mereka harus kembali berpisah. Aruna memang ditakdirkan untuk sendiri.
Harmony gelisah di kamar mandi. Dia diundang ke pesta pertunangan antara Ardiaz dan Andrea tapi kalau dia kesana bagaimana dengan Aruna? Apa yang harus Harmony katakan pada Aruna? Haruskan dia berbohong? Kalau suatu saat nanti Aruna tau kalau Harmony berbohong bukankah akan lebih menyakitkan?.
Harmony mendesah pelan.
“Apa yang harus aku lakukan?” batinnya.
…
Di kamar Harmony, Aruna duduk di balkon sambil membaca surat digital yang dia terima.
Dear Aruna,
Seberat apapun luka yang kamu derita, sesakit apapun yang kamu rasakan.
Percayalah bahwa Tuhan yakin kamu mampu melewatinya.
WL.
“Apa dia tau kalau nenek baru saja berpulang? Siapa sebenarnya WL ini?” batin Aruna.
Tak lama Harmony keluar dari kamar mandi dan menghampiri Aruna. Dia sudah bertekad untuk memberitahu Aruna tentang pertunangan Ardiaz dan Andrea.
Hem.
Harmony terlihat mengontrol tenggorokannya.
“Runa, ada yang mau aku bicarakan” kata Harmony dengan posisi berdiri.
Dia berkata sambil meremat tangannya yang basah oleh keringat.
Aruna mendongak memandang Harmony sambil tersenyum.
“Mau bicara apa?” tanya Aruna lembut.
Harmony menghirup udara yang banyak sebelum berbicara.
“Hem… sekarang adalah hari pertunangan Ardiaz dan Andrea. Aku akan pergi kesana” jawab Harmony takut-takut.
Diluar dugaan Aruna malah tersenyum.
“Apa aku juga diundang?” tanya Aruna pula.
Harmony membola, dia tidak menyangka dengan respon Aruna. Yang dia kira Aruna akan membeku dan menangis tapi sebaliknya dia malah terlihat tenang dan bisa tersenyum.
Harmony tidak tau saja bahwa sebelumnya Aruna begitu sakit hati dan sedih dengan berita ini tapi lambat laun dia sudah mulai ikhlas. Walau bagaimanapun dia dan Ardiaz memang tidak mungkin bersama. Di mimpi pun rasanya mustahil. Hanya satu yang masih menjadi sesak di dada Aruna, kenapa kabar bahagia ini tidak Ardiaz sampaikan padanya? Hanya itu saja, dia tidak mengharapkan lebih.
“Iya, kamu diundang. Andrea yang langsung menyampaikan padaku. Apa kamu mau kesana juga?” tanya Harmony.
Aruna pun mengangguk sebagai jawaban.
“Mereka adalah sahabat baik ku selama ini. Jadi aku ingin mendoakan yang terbaik untuk mereka” jawab Aruna.
Harmony kehabisan kata-kata.
“Ya Tuhan… dia kuat sekali. Aku yakin sebenarnya dia menyukai Ardiaz.” batin Harmony.
“Baiklah, ayo kita siap-siap. Kamu bisa pakai gaunku” kata Harmony kemudian mengajak Aruna masuk ke kamar dan mulai berdandan.
Saat Harmony sedang ke ruang ganti untuk mengganti gaunnya, Aruna menggunakan Zanna yang dia miliki untuk merias wajahnya. Aruna ingin terlihat cantik dipertemuan terakhirnya dengan Ardiaz.
Ya… Aruna sudah memikirkan untuk pindah ke kota Ducan. Dia akan mengadu nasib disana. Semoga saja dia bisa sedikit mengangkat derajat hidupnya disana. Dan di Ducan tidak ada yang mengenalnya sehingga dia bisa lebih leluasa untuk menggunakan Zanna yang dia miliki tanpa takut orang curiga.
Wajah Aruna terlihat begitu menawan ketika selesai dirias oleh Zanna yang dia miliki. Harmony yang baru saja selesai mengganti pakaian pun dibuat melongo.
“Ya Tuhan Runa… kenapa kamu cantik sekali?” pujinya tulus.
Harmony kemudian menarik Aruna untuk memilih pakaian yang cocok dengan riasannya. Baru pertama kali Harmony melihat riasan wajah yang begitu natural tapi sangat cantik seperti ini.
“Dandani aku juga seperti ini ya” mohon Harmony.
Aruna pun mengangguk seraya tersenyum.
Saat mendandani Harmony , Aruna kembali menggunakan Zanna nya. Selama itu Harmony diminta untuk menutup mata dengan alasan mempermudah pengaplikasian make-up, padahal yang sebenarnya terjadi adalah Aruna tak ingin Harmony melihat Zanna yang Aruna gunakan.
Kedua gadis muda itu sudah selesai berdandan. Mereka sama-sama terlihat memukau.
“Harusnya kamu bisa melanjutkan pendidikan sebagai perias wajah. Kamu sangat berbakat” puji Harmony.
Berkat Harmony Aruna jadi mempunyai ide setelah pindah ke Ducan untuk membuka usaha Urora saja.
“Semoga” batin Aruna.
…
30 menit kemudian mereka telah tiba di kediaman Andrea. Acara pesta diselenggarakan begitu meriah. Banyak pejabat negara yang hadir disana. Acara pertunangan ini lebih cocok dengan sebutan acara pemerintahan karena tamu yang diundang kebanyakan teman-teman Ayah Andrea yang seorang Qabil.
Aruna dan Harmony memasuki tempat acara dengan melemparkan senyum manis. Wajah keduanya sama-sama bersinar dan terlihat begitu cantik. Ardiaz yang melihat kedatangan Aruna langsung membeku di tempat.
Ada kelegaan di sudut hatinya melihat Aruna sudah tidak bersedih lagi karena kehilangan neneknya. Tapi ada juga rasa sedih dalam hatinya karena ternyata Aruna tidak merasa sakit hati walau Ardiaz tidak mengabarkan langsung perihal hari pertunangannya dengan Andrea.
Melihat kedatangan Aruna, Andrea dengan cepat merangkul lengan Ardiaz kemudian mendekat ke arah Aruna dan Harmony. Dia ingin menunjukkan kalau Ardiaz adalah miliknya.
“Hai terima kasih sudah datang” sapa Andrea ramah.
Harmony yang melihat itu dalam hati merasa heran dengan sikap Andrea.
“Halo, selamat ya untuk kalian berdua” sahut Aruna tak kalah ramah. Dia bahkan menyunggingkan senyum yang begitu mempesona.
Andrea yang melihat itu merasa telah kalah telak. Dia kira Aruna akan menangis di pojokan, tapi ternyata dia bisa hadir dan menerbitkan senyum sang fajar miliknya.
"Aruna, senang bertemu dengan mu" kata Ardiaz saat sudah bisa menghilangkan keterkejutannya.
"Aku juga senang bertemu dengan kalian. Semoga acaranya berjalan lancar" balas Aruna.
Andrea kemudian menuntun kedua temannya itu untuk bertemu dengan tamu yang lain.
Baron begitu terpesona melihat penampilan Aruna.
Tanpa sadar dia berdecak kagum.
"Wow..." ucapnya tanpa sadar.
Arsenio dan Yuanda yang ada disana melihat ke arah pandang Baron.
"Wow" Yuanda ikut terkagum. Dia bahkan bersiul saat Aruna dan Harmony sudah mendekat.
"Kalian berdua sungguh cantik. Urora mana yang mendandani kalian?" puji Yuanda.
Harmony tersenyum begitu pula Aruna.
"Ini tuan putri yang mendandani ku" jawab Harmony sambil bergelayut di lengan Aruna.
"Hebat, kamu pasti sukses kalau menekuni bidang itu" lanjut Yuanda." Benarkan Sen?" tanya Yuanda pada Arsenio.
Arsenio pun menganggukkan kepalanya.
Andrea yang melihat itu menjadi geram. Harusnya dia yang menjadi pusat perhatian tapu malah Aruna. Gadis dari kalangan kelas rendah yang tak selevel dengannya.
Ardiaz terus saja memandangi wajah Aruna. Walau lengannya digandeng mesra oleh Andrea tapi hati dan pikirannya hanya tertuju pada Aruna seorang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments