Flashback sehari sebelum menonton teater.
"Apa itu Aruna?" tanya Ardiaz pada Aruna yang sedang menerima surat digital.
"Ini surat untukku" jawab Aruna. Wajah Aruna nampak bingung karena ini bukan kali pertama dia mendapatkan surat.
"Ungkapan perasaan?" tebak Ardiaz dan Aruna mengangguk sebagai jawaban.
"Orang yang sama?" tanya Ardiaz lagi. Entah kenapa dia sangat penasaran dengan siapa pengirim surat digital itu dan apa isinya.
"Boleh aku lihat?" tanya Ardiaz yang tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
Aruna pun menyerahkan surat digital itu pada Ardiaz dan dengan tidak sabaran Ardiaz membaca surat itu.
"Walau hatimu tak bisa ku gapai, walau ragamu jauh di sana, tapi aku berusaha mencari jalan ke singgasana hatimu. Haruskah aku menyerah?"
WL
"WL?" batin Ardiaz. Ardiaz nampak menebak-nebak siapakah yang memiliki nama berinisial WL. Diantara teman-teman Aruna yang Ardiaz tau tidak ada yang berinisial nama WL.
"Apa kamu punya kenalan yang beriniasal nama WL?" tanya Ardiaz pada Aruna.
Aruna pun menggeleng.
"Aku rasa ini hanya iseng semata. Tidak mungkin ada yang menyukaiku dengan penampilan ku yang seperti ini. Apalagi aku berasal dari keluarga kelas bawah" ucap Aruna seraya tersenyum. Sudah lebih dari 10 surat yang dia dapat selama setahun belakang ini dengan inisial nama WL dan selama itu pula tidak ada pria yang mendekatinya. Jadi Aruna menganggap itu hanya surat iseng saja.
Walau berusaha menerima apa yang dikatakan Aruna tapi dalam hati Ardiaz masih terusik dengan surat-surat itu.
...
Andrea putri tunggal dari Qabil (Walikota) Galen memiliki paras yang cantik dan sedikit manja karena dari kecil apapun keinginannya selalu dituruti. Andrea sedang memilih pakaian yang akan dia kenakan untuk jalan-jalan bersama Ardiaz dan Aruna. Walau Andrea yakin penampilannya pasti akan lebih cantik dari Aruna tapi tetap saja dia merasa kalau perhatian Ardiaz hanya tertuju pada Aruna. Andrea tidak habis pikir kenapa Ardiaz mau berteman dengan orang miskin seperti Aruna. Bahkan bukan hanya berteman biasa tapi bersahabat sangat dekat. Ardiaz rela diolok-olok temannya demi membela Aruna. Terurama ejekan dari Baron yang mengatakan kalau Aruna tidak selevel dengan mereka.
"Bagaimana kalau yang ini nona?" saran asistennya pada Andrea.
Dress hitam pilihan asistennya memiliki design yang sangat elegan dengan belahan dada lumayan rendah.
"Ardiaz tidak suka dengan perempuan yang berpakaian terlalu terbuka. Pilih yang lain ya" ujar Andrea lembut. Walau manja tapi Andrea selalu memperlakukan bawahannya dengan lembut.
Asistennya yang bernama Nina pun mengangguk. Nina mulai memilihkan beberapa dress sesuai keinginan Andrea.
"Pilihkan juga baju santai karena aku akan menonton teater terlebih dahulu ya" titah Andrea pula.
Saat sedang memilih pakaian yang akan dia kenakan besok, Wizz keluaran terbaru milik Andrea berbunyi. Nada panggilan yang digunakan memang khusus bila Ardiaz yang menghubungi. Jadi ketika nada khusus itu yang terdengar Andrea langsung tau kalau itu Ardiaz yang menghubungi.
"Halo Diaz" sapa Andrea lembut sekali. Dia ingin selalu tampil sempurna di depan Ardiaz.
"Halo An" terdengar sahutan dari Ardiaz.
"Ada apa?" tanta Andrea karena tidak mungkin Ardiaz menghubungi kalau memang tidak penting.
"Maaf untuk besok kita tidak bisa jalan-jalan bersama. Aku harus menemati Ibu ke kota Laiz" ujar Ardiaz berbohong. Sejujurnya dia memang hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan Aruna. Semenjak Aruna mendapatkan surat digital itu entah kenapa Ardiaz ingin tau siapa pengirim surat itu. Siapa tau kalau mereka pergi berdua besok si pengirim surat digital itu menampakkan diri dan Ardiaz bisa tau siapa penggemar rahasia daru Aruna. Kalau ada Andrea pasti Andrea akan merusak rencananya. Belum lagi Ardiaz ingin mendandani Aruna sebelum ke pesta Baron. Andrea akan sangat banyak protes ini dan itu bila Ardiaz berniat membelanjakan Aruna dan Ardiaz tidak suka itu.
"Apa Ibumu tidak bisa pergi dengan saudaramu yang lain?" tanya Andrea dengan nada kecewa. Dia sangat berharap bisa jalan-jalan dengan Ardiaz.
"Kami akan pergi sekeluarga" jawab Ardiaz beralasan.
"Lalu bagaimana dengan pesta Baron?".
"Aku tidak yakin bisa ikut. Tapi akan aku usahakan untuk datang" jawab Ardiaz lagi-lagi berbohong. Dia berharap dengan mengatakan itu Andrea tidak jadi datang ke pesta Baron.
"Baiklah" kata Andrea pasrah.
"Maafkan aku An, nanti kita jalan-jalan bertiga lagi".
....
Di Pesta Baron
Saat Aruna ditarik oleh Harmony untuk menikmati kudapan yang telah disediakan oleh Baron. Andrea menghampiri Ardiaz yang nampak sedang membicarakab rencana pendidikannya dengan Arsenio. Itulah kenapa mereka yang tidak terlalu dekat sekarang terlihat terlibat obrolan serius. Rencananya mereka berdua akan mendaftar pendidikan menjadi abdi negara.
"Ardiaz.." panggil Andrea pelan.
Ardiaz pun menoleh ke arah Andrea dengan menaikkan alis menandakan dia sedang bertanya ada apa?.
"Bisa bicara?" tanya Andrea lembut.
Ardiaz pun mengangguk dan menyudahi orbrolannya dengan Arsenio.
"Apa apa?" tanya Ardiaz. Sebenarnya dia sudah tau Andrea akan bertanya apa dan dia sudah menyiapkan jawaban atas kemungkinan pertanyaan yang akan diajukan oleh Andrea.
"Kenapa kamu bisa datang dengan Aruna?" tanya Andrea masih menahan diri. Walau dia merasa kecewa karena Andrea telah berbohong. Apalagi tadi dia sudah menanyakan langsung pada Ayah Ardiaz kalau dari pagi mereka sekeluarga tidak kemana-mana. Apalagi bepergian ke kota Laiz.
"Dan apa kamu yang mendandani Aruna?" tanya Andrea beruntun.
Ardiaz nampak menghela nafas sebelum menjawab.
"Kamu tau kan Baron dulu sering menghina Aruna? Aku ingin menunjukkan kalau Aruna tidak seburuk itu" jawab Ardiaz.
"Lalu kenapa kamu harus berbohong? Kenaoa tidak mengajakku?" tanya Andrea lagi. Dia tidak suka dengan jawaban Andrea.
"Aku tidak mungkin mengajakmu ke tempat seperti itu. Ayahmu pasti tidak setuju. Aku mengajak Aruna ke Urora sederhana di dekat sini. Apa kata Ayahmu bila kamu masuk ke tempat seperti itu?" jawab Ardiaz yang memang sudah menyiapkan jawaban dari kemarin. Sebelum dia membatalkan janji pada Andrea.
Andrea berusaha mengerti dengan penjelasan Ardiaz walau dalam hati Andrea masih sangat meragukannya.
Perasaan Andrea yang awalny sudah bisa sedikit menerima kembali tercabik-cabik kala melihat Ardiaz begitu perhatiannya pada Aruna yang nampak cemas. Dia rela meninggalkan pesta yang belum usai demi mengantar Aruna pulang.
"Apa specialnya Aruna hingga dia bisa mendapatkan perhatian dari Ardiaz seperti itu?" batin Andrea.
Setelah kepergian Aruna dan Ardiaz. Baron menghampiri Andrea.
"Apa Aruna dan Ardiaz berpacaran?" tanya Baron pada Andrea.
"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" jawab Andrea dengan pertanyaan.
"Karena saat masuk ke gedung mereka datang saling menautkan tangan" jawab Baron.
Deg.
Andrea merasa sakit mendengar fakta kalau Ardiaz dan Aruna sudag berani kontak fisik
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Cute Mijin
penasaran 🤔
2022-11-15
0
Wiki nos
lanjut othorrr
2022-11-15
0