Pulang dari pesta ulang tahun Baron, penampilan Andrea sudah sangat kacau. Tidak ada lagi wajah manis dan anggun yang ada hanyalah wajah pucat dan sembab karena terlalu lama menangis.
Ayah Andrea yang saat itu ada di rumah langsung menghampiri putri kesayangannya itu. Ayah Ardiaz yang juga asisten dari Qabil pun turut serta ada disana.
"Apa yang terjadi pada putri ayah?" tanya Domonic, Ayah dari Andrea.
Andrea langsung saja menangis dalam pelukan ayahnya.
"Siapa yang berani menyakiti putri ayah?" tanya Dominic lagi yang merasa kasihan pada putrinya.
"Aku patah hati ayah" curhat Andrea.
"Siapa laki-laki yang berani menolak cinta putri kesayangan ayah? Siapa orangnya?" Dominic bertanya dengan lembut. Tidak ingin membuat anaknya semakin sedih.
"Ardiaz ayah, dia pacaran dengan Aruna hu hu..." Andrea kembali menangis dalam pelukan ayahnya.
Seketika saja Austine, Ayah dari Ardiaz berubah tegang. Ternyata anaknya yang menjadi penyebab kesedihan dari Andrea.
Ck. Austine berdecak sebal.
"Ardiaz..." batinnya geram.
Dominic mengelus rambut putrinya dengan sayang.
"Biar ayah yang urus semuanya. Sekarang kamu kembali ke kamar dulu" titah Dominic.
Andrea pun mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya. Mengisakan Dominic dan Austine disana.
"Sepertinya kita harus bicara" kata Dominic tegas.
Austine pun mengangguk patuh.
Dominic dan Austine berbicara berdua di ruang kerja milik Dominic.
“Aku minta maaf padamu atas apa yang sudah putri ku ucapkan tadi. Dia memang kekanakan. Tapi sebagai Ayah aku juga ingin meminta Ardiaz bisa lebih bersabar dengan Andrea. Dia gampang rapuh. Kalau memang Ardiaz menyukai wanita lain tidak masalah, tapi aku mohon bersabarlah sampai Andrea bisa jatuh cinta dengan laki-laki lain” mohon Dominic.
“Aku punya usul, bagaimana kalau kita jodohkan mereka sampai Andrea bisa menemukan pria lain?. Setelah itu Ardiaz bisa kembali pada cintanya. Hanya sementara. Aku yakin putriku tidak benar-benar menyukai Ardiaz” kata Dominic memberi saran.
“Bukankah kau ingin Ardiaz melanjutkan pendidikan sebagai abdi negara? Aku bisa menggunakan kuasa ku agar dia bisa lulus tanpa mengikuti serangkaian tes” Dominic kembali memberi tawaran.
“Hanya sementara sampai Andrea menemukan cinta sesungguhnya” lanjut Dominic.
“Kalau kamu setuju minggu depan pertunangannya bisa kita laksanakan” Dominic memaksa dengan cara halus.
“Dan kalaupun akhirnya mereka bersama selamanya, bukankah kamu akhirnya mendapatkan menantu yang sempurna?” Dominic kembali berucap.
Dalam hati Austine sebenarnya tidak ingin memaksakan Ardiaz dalam memilih pasangan. Tapi kalau dibiarkan terus seperti ini Andrea akan semakin mempengaruhi ayahnya dan mungkin saja Ardiaz tidak diterima sebagai abdi negara.
Austine menghela nafas sebelum menjawab.
“Baik tuan, saya menerima tawaran tuan” jawab Austine pasrah.
…
Dengan wajah suntuk Austine memasuki rumahnya. Kepalanya terasa berat karena harus mengorbankan anaknya. Dia tidak ada pilihan lain karena kelangsungan hidup keluarga bergantung pada keluarga Andrea. Ternyata sampai rumah Ardiaz belum juga menampakkan hidungnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Austine menunggu putranya di ruang keluarga. Tak lama setelah itu Ardiaz masuk ke dalam rumah dengan wajah sembab dan penampilan acak-acakan.
“Apa yang terjadi padamu?” tanya Austine marah.
Ardiaz hanya menunduk, dia tidak mungkin menceritakan tentang kematian nenek Aruna. Dari dulu Ayahnya sudah melarang Ardiaz untuk berteman dengan Aruna. Hanya Ibunya lah yang selalu mendukung Ardiaz. Tapi sekarang Ibunya sedang ada dikamar dan tidak bisa membelanya.
Austine berdiri dan mendekati putanya. Dia pegang kedua pundak Ardiaz.
“Jawab” bentak Austine.
Dengan terpaksa Ardiaz pun menceritakan yang terjadi kalau dia membantu Aruna dalam proses pemakaman neneknya.
Austine sebenarnya kasihan mendengar kisah Aruna. Gadis miskin, yatim piatu dan sekarang ditinggal oleh satu-satunya keluarganya. Tapi selain dia tidak bisa mengorbankan masa depan Ardiaz, Austine tidak berani jamin kalau Dominic tidak akan berbuat macam-macam pada Aruna.
“Dengarkan Ayah. Kamu menyayangi Aruna bukan?”.
Ardiaz pun mengangguk.
“Kalau kamu menyayangi Aruna. Jauhi dia” kata Austine.
Seketika tubuh Ardiaz menegang mendengar perkataan Ayahnya.
“Ini demi Aruna. Andrea marah pada kalian dan mengadu pada Ayahnya. Kamu tau kan apa yang bisa mereka lakukan?”.
“Tapi aku tidak melakukan apapun ayah” sangkal Ardiaz.
“Iya, tapi dia cemburu. Kalau kamu memang sayang dengan Aruna maka kamu harus jauhi dia. Apa kamu tega dia diperlakukan tidak baik oleh pengawal Qabil?”.
“Tapi dia baru saja kehilangan neneknya. Hanya aku sahabat satu-satunya Ayah” Ardiaz sampai mengatupkan tangan di dada. Memohon belas kasihan Ayahnya.
“Hidup Aruna ada di tangan kamu. Kalau kamu masih ingin bertemu dengan sahabat mu itu dalam kondisi hidup. Jauhi dia dan bertunanganlah dengan Andrea”.
“Apa? Mana mungkin aku bertunangan dengan Andrea Ayah. Aku hanya akan bertunangan dengan orang yang aku cintai. Bukan dia” Ardiaz berkata dengan suara meninggi.
“Tuan Qabil sudah mengancam Ayah. Apa kamu mau kehilangan semuanya?”.
Ardiaz terdiam. Dia tau Dominic memang berkuasa. Selain karena dia seorang Qabil dia juga mempunyai koneksi yang besar. Ardiaz tidak mau terjadi sesuatu pada Aruna.
“Baiklah Ayah” jawab Ardiaz penuh keterpaksaan.
"Ini hanya pertunangan sementara sampai Andrea menemukan belahan jiwanya. Bersabarlah" Austine menepuk-nepuk bahu putranya. Ardiaz mengangguk kemudian meninggalkan ayahnya.
Di dalam kamar Ardiaz membayangkan akan seperti apa jadinya Aruna tanpa dirinya. Baru saja dia berjanji akan selalu ada untuk Aruna tapi belum da 24 jam janji itu sudah dia ingkari.
Ardiaz mengutuk Andrea dalam hatinya.
"Kamu memang egois!" umpat Ardiaz marah.
Dari dulu dia sudah menahan diri berteman dengan Andrea. Putri Qabil yang manja dan berpura-pura baik.
"Arrggh...." teriak Ardiaz kencang.
"Maafkan aku Aruna, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau saja aku keturunan Usha, aku pasti melindungimu dengan Zanna yang ku miliki. Maafkan aku Aruna" Ardiaz terus meminta maaf pada Aruna walau Aruna tidak mendengarnya.
Semalaman Ardiaz tidak bisa tidur, Dia sudah membayangkan bagaimana kehidupan Aruna yang sebatang kara.
"Aku akan menghubungi Harmony, aku rasa dia bisa menjadi teman yang baik untuk Aruna".
Ardiaz kemudian menghubungi Harmony saat itu juga. Dia menceritakan semua yang terjadi tanpa ada yang dia tutupi. Ardiaz juga memohon untuk merahasiakan ini dari Aruna. Dia tidak ingin Aruna semakin kepikiran.
"Ya Tuhan, kenapa Andrea bisa seperti itu?" tanya Harmony tidak habis pikir.
"Aku juga tidak mengerti jalan pikirannya. Aku mohon temani Aruna sampai dia bisa melupakan kesedihannya pada neneknya" mohon Ardiaz.
"Kamu tenang saja, aku akan selalu ada untuk Aruna."
"Terima kasih Harmony".
"Kapan kamu bertunangan?" tanya Harmony.
"Minggu depan" jawab Ardiaz malas.
"Bagaiamana perasaan Aruna kalau tau kamu bertunangan dengan Andrea?".
"Entahlah.. Yang penting adalah dia terhindar dari bahaya" sahut Ardiaz.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments