Sehari Bersama Diaz

Bila kerlipan bintang melambangkan keindahan , maka bagiku kamu lah bintang itu.

Bila hembusan angin melambangkan kesejukan, maka bagiku kamu lah angin itu.

Kamu dan selalu kamu. Kamu adalah Ardiaz bintan dan angin di dalam hati ku.

Aruna yang larut dalam pikirannya tidak menyadari kalau teater telah berakhir. Ardiaz sampai mengibaskan tangannya di depan wajah Aruna untuk menyadarkan Aruna dari lamunannya.

“Kamu sakit?” tanya Ardiaz khawatir.

Aruna terkejut. Dia sangat kaget karena jaraknya begitu dekat dengan Ardiaz saat ini. Tubuhnya menegang bila terlalu berdekatan seperti ini.

Pelan dia gelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Ardiaz.

“Syukurlah. Aku lihat kamu dari tadi melamun saja. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebelum pulang?.” Ajak Ardiaz yang tentu disambut hangat oleh Aruna. Sudah lama dia menantikan saat seperti ini.

Biasanya saat jalan bertiga dia akan menjadi obat nyamuk karena Andrea akan berbicara lebih banyak dengan Ardiaz. Aruna cukup tau diri, walau Andrea mau berteman dengannya tapi dia yakin Andrea tidak tulus berteman dengannya.

Saat keluar dari gedung pertunjukan, Aruna dan Ardiaz berjalan beriringan menuju penjual pakaian yang ada di kota Ducan. Ducan memang terkenal dengan segala hal berbau fashion. Mulai dari pakaian, sepatu, tas dan pernak pernik lain. Ardiaz memang sering membelanjakan Aruna pakaian walau sudah berulang kali dia menolak. Tapi Ardiaz tidak peduli. Dia tetap membelikan Aruna pakaian dan perintilannya. Seperti saat ini Ardiaz dan Aruna masuk ke salah satu toko yang tidak hanya menjual pakaian tapi juga dilengkapi Urora (salon).

“Kak, tolong buat cantik temanku” kata Ardiaz yang disambut gelengan dari Aruna.

“Harus. Habis ini kita akan menghadiri acara ulang tahun Baron. Kamu harus menemaniku” kata Ardiaz tegas. Aruna ingin menolak tapi dia tidak tega. Tapi dia juga terkejut karena tidak ada pembahasan tentang menghadiri ulang tahun Baron. Baron adalah salah satu teman mereka saat masih sekolah. Banyak yang berasumsi kalau Baron adalah keturunan Usha. Tapi tidak ada yang berani bertanya langsung karena sejujurnya orang-orang tidak mau mencari masalah dengan pemimpin mereka. 

Pegawai urora mulai mendandani Aruna sesuai arahan Ardiaz. Mulai dari rambut, makeup juga pakaian. Semua pilihan Ardiaz. Dia ingin membuktikan pada Baron dan yang lain kalau Aruna tidak seburuk yang mereka pikirkan. Ardiaz sangat ingat bagaimana Baron sering mencibir Aruna karena dia paling berbeda diantara teman sekelas mereka dan Ardiaz tidak suka akan hal itu. Ada sisi tersembunyi yang Aruna miliki dan tidak dimiliki orang lain. Aruna bagai sang fajar yang menyinari dunia. Dia memiliki sinar yang mampu menghangatkan orang-orang disekitarnya.

Dua jam waktu yang diperlukan untuk mendandani Aruna. Ardiaz pun telah berganti baju juga sesuai dresscode yang tertera di undangan Baron.

"Diaz..." panggil Aruna pelan. Ardiaz yang berdiri membelakanginya kemudian membalik tubuhnya.

Dia seketika membulatkan matanya tidak percaya. Aruna bahkan lebih cantik dari apa yang dia bayangkan.

"Cantik" ucapnya tanpa sadar.

Aruna tersipu malu. Tidak menyangka kalau Ardiaz akan memujinya.

Aruna mengenakan dress berwarna hitam sesuai pilihan Ardiaz. Rambutnya yang berwarna hitam dibuat bergelombang. Riasannya sederhana tapi benar-benar membuat Aruna terlihat cantik. Bahkan Andrea pun kalah cantiknya dengan Aruna yang berdandan seperti ini. Aruna yang memang memiliki postur tubuh kurus tinggi semakin terlihat tinggi dengan heels yang dipakai.

"Ayo kita jalan" ajak Ardiaz saat dia sudah bisa menghilangkan sedikit keterkejutannya.

Aruna mengangguk dan mengikuti Ardiaz yang sudah berjalan buru-buru di depan. Sejujurnya dia deg degan melihat kecantikan Aruna.

Seperti biasa Ardiaz akan bertanya kesiapan Aruna saat sudah duduk di dalam Ayglo.

"Siap?" tanya Ardiaz.

Aruna pun tersenyum dan mengangguk. Saat tersenyum seperti ini wajah Aruna semakin terlihat manis.

Ardiaz kemudian mengemudikan Ayglo miliknya. Dalam sekejap saja mereka sudah sampai dipelataran gedung mewah milik keluarga Baron. Gedung yang lebih mirip hotel. Megah dan mewah, tak salah memang orang-orang mengira kalau Baron adalah keturunan Usha. Tidak mungkin ada yang memiliki kekayaan seperti Baron kecuali keluarga Usha.

"Ayo masuk" ajak Ardiaz saat mereka sudah sampai di depan pintu masuk.

Aruna sedikit ragu karena dia tidak menerima undangan.

"Ayo..." ajak Ardiaz sekali lagi. Dia bahkan sampai menarik tangan Aruna karena Aruna hanya berdiri ditempatnya.

Aruna pandangi tangannya yang ditarik oleh Ardiaz, jantungnya semakin berdetak dengan kencangnya.

"Diaz, tapi aku kan tidak diundang" kata Aruna lirih.

Ardiaz menghentikan langkahnya. Dia pandangi wajah Aruna yang nampak sedih itu.

Ardiaz tersenyum.

"Kamu diundang, dia mengundang seluruh teman sekalas" jawab Ardiaz. Dia masih menggenggam tangan Aruna dan kembali mengajaknya masuk ke dalam.

Saat sudah sampai dalam gedung semua mata tertuju pada mereka, terutama pada Aruna yang nampak sangat cantik dalam balutan busana hitamnya. Dresscode disana memang berwarna hitam. Tapi dress hitam itu terlihat bersinar di kulit putih Aruna yang memang bersinar seperti sang fajar.

Baron menghampiri mereka berdua.

"Aruna?" tanya Baron terkejut.

Aruna mengangguk sambil tersenyum begitu manis.

Baron yang melihat senyum itu seketika menjadi silau karena sinar fajar dari senyum Aruna sangat menyulaukan mata.

"Selamat ulang tahun Baron" ucapan selamat dari Ardiaz menghentikan sesaat tatapan terpesona dari Baron.

"Ah.. Iya terima kasih" jawab Baron.

Ia melirik pada tautan tangan antara Ardiaz dan Aruna.

"Apa mereka pacaran?" batin Baron penuh tanda tanya.

Aruna yang sadar kemana arah pandang Baron kemudian melepaskan tangannya perlahan dari genggeman Ardiaz.

"Ah...maaf" kata Ardiaz yang baru menyadari kalau dari tadi dia masih menggenggam tangan Aruna.

Aruna tersenyum kemudian mengangguk.

"Tak apa" jawabnya kemudian. Aruna kemudian beralih pada Baron dan mengucapkan selamat ulang tahun.

"Selamat ulang tahun Baron, semoga segala kebaikan datang padamu" ucap Aruna tulus.

"Terima kasih Aruna" balas Baron tersenyum. Untuk pertama kalinya Aruna melihat Baron tersenyum padanya.

"Apa aku harus berdandan seperti ini dulu baru aku mendapatkan pelakuan baik dari orang lain?" batin Aruna sedih.

Dia tidak mempunyai cukup uang untuk membeli barang-barang seperti ini. Dia bisa saja menggunakan kekuatannya untuk mewujudkan apa saja yang dia inginkan. Tapi hal itu akan menimbulkan tanda tanya dari mana Aruna mendapatkan semua itu. Dia tidak ingin membahayakan dirinya dan juga sang nenek atas apa yang diakibatkan oleh Zanna yang dia miliki.

"Ayo bergabung dengan yang lain" ajak Baron ramah. Dia mengantar Ardiaz dan Aruna ke tempat teman sekelas mereka berada.

"Apakah itu Aruna?" tanya Harmony dengan keterkejutannya. Disana juga ada Arsenio dan Yuanda.

Arsenio melihat ke arah yang dimaksud Harmony begitu juga Yuanda.

Yuanda sampai berdecak kagum.

"Kemana saja aku selama ini?" tanya Yuanda pada dirinya sendiri.

"Ternyata di kelas kita ada yang seindah mentari pagi" imbuhnya.

Arsenio tidak menanggapi, dia kembali dengan Wizz ditangannya hingga Baron, Ardiaz dan Aruna sampai ditempat mereka.

"Kalian disini dulu ya, aku akan menyambut tamu yang lain" kata Baron sambil tersenyum ramah dan diangguki yang lain.

Harmony langsung menghampiri Aruna.

"Aruna, apa kabar?" tanya Harmony.

Aruna tersenyum manis.

"Aku baik, kamu apa kabar juga?" jawab Aruna.

"Selalu baik" jawab Harmony semangat, "Apa kamu akan melanjutkan pendidikan?" imbuhnya.

Aruna langsung menggeleng.

"Aku akan langsung bekerja" jawab Aruna. Walau dia tersenyum tapi sorot matanya memperlihatkan kesedihan. Sebenarnya dari dulu Harmony pun ingin berteman dengan Aruna, hanya saja Harmony takut Aruna merasa terbebani berteman dengannya. Aruna adalah orang yang tidak enakan sedangkan Harmony tidak tegaan. Bila Aruna berteman dengan Harmony maka Harmony akan selalu membelanjakannya dan Aruna aka sungkan akan hal itu. Belum lagi akan ada kata-kata tidak sedap dari teman yang lain yang mengatakan kalau Aruna memanfaatkan Harmony. Sama seperti yang terjadi antara Ardiaz dan Aruna. Harmony tidak ingin seperti itu maka dia lebih memilih menjauh. Dia merasa senang karena Ardiaz memang teman yang baik dan tulus.

Ardiaz merasa kasihan pada tatapan mata Aruna. Dia ingin sekali membiayai sekolah Aruna tapi dia pasti akan menolaknya.

Ardiaz menghela nafas berkali-kali.

"Kasian sekali nasib mu Aruna" batin Ardiaz sendu.

Bersambung...

Episodes
1 Pulau Osmond
2 Sehari Bersama Diaz
3 Sehari Bersama Diaz (2)
4 Nenek Berpulang
5 Andrea
6 Ardiaz
7 Ardiaz Menghilang
8 Patah Hati
9 Selamat
10 Selamat Tinggal
11 Selamat Tinggal (2)
12 Menghilang
13 Menjelaskan
14 Marahnya Harmony
15 Tak Bisa Marah
16 Davina dan Arsenio
17 Bertemu Ardiaz
18 Zanna
19 Berpisah lagi
20 Arsenio Berubah
21 Seperti Biasa
22 Baron
23 Lulus
24 Merayakan
25 Pindahan
26 Ketahuan
27 Ada Syaratnya
28 Resmi
29 Mana kamar ku?
30 Pengantin Baru
31 Ciuman Pertamaku
32 Bingung
33 Panggil Aku Nio
34 Entah apa namanya
35 Hari Pertama
36 Tugas
37 Dijemput
38 Jangan-Jangan
39 Kamu cemburu?
40 Menjelaskan
41 Maaf
42 Saudara
43 Sejak kapan?
44 Bertemu Ardiaz
45 Bertemu Ardiaz (2)
46 Marah
47 Mengakhiri hubungan
48 Menyalahkan
49 Istri
50 Taman Usha
51 Ushi
52 Fakta Baru
53 Satu kesempatan
54 Jelaskan padaku
55 Pengirim Surat Digital
56 Mencari Mario
57 Tidak menemukan
58 Pasrah
59 Mencari tau
60 Menghilang
61 Memohon
62 Semoga Bertemu
63 Team Elang
64 Rindu
65 Maafkan Aku
66 Demam
67 Pesisir Pantai
68 Ushi sakit
69 Bertemu Ushi
70 Penolakan
71 Jatuh Cinta
72 Pemilihan Kapten
73 Kenapa?
74 Ikhlas
75 Sama saja
76 Serangan mendadak
77 Runtuh
78 Bagi tugas
79 Tak Diduga
80 Tidak menyangka
81 Perayaan
82 Hari Bahagia
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pulau Osmond
2
Sehari Bersama Diaz
3
Sehari Bersama Diaz (2)
4
Nenek Berpulang
5
Andrea
6
Ardiaz
7
Ardiaz Menghilang
8
Patah Hati
9
Selamat
10
Selamat Tinggal
11
Selamat Tinggal (2)
12
Menghilang
13
Menjelaskan
14
Marahnya Harmony
15
Tak Bisa Marah
16
Davina dan Arsenio
17
Bertemu Ardiaz
18
Zanna
19
Berpisah lagi
20
Arsenio Berubah
21
Seperti Biasa
22
Baron
23
Lulus
24
Merayakan
25
Pindahan
26
Ketahuan
27
Ada Syaratnya
28
Resmi
29
Mana kamar ku?
30
Pengantin Baru
31
Ciuman Pertamaku
32
Bingung
33
Panggil Aku Nio
34
Entah apa namanya
35
Hari Pertama
36
Tugas
37
Dijemput
38
Jangan-Jangan
39
Kamu cemburu?
40
Menjelaskan
41
Maaf
42
Saudara
43
Sejak kapan?
44
Bertemu Ardiaz
45
Bertemu Ardiaz (2)
46
Marah
47
Mengakhiri hubungan
48
Menyalahkan
49
Istri
50
Taman Usha
51
Ushi
52
Fakta Baru
53
Satu kesempatan
54
Jelaskan padaku
55
Pengirim Surat Digital
56
Mencari Mario
57
Tidak menemukan
58
Pasrah
59
Mencari tau
60
Menghilang
61
Memohon
62
Semoga Bertemu
63
Team Elang
64
Rindu
65
Maafkan Aku
66
Demam
67
Pesisir Pantai
68
Ushi sakit
69
Bertemu Ushi
70
Penolakan
71
Jatuh Cinta
72
Pemilihan Kapten
73
Kenapa?
74
Ikhlas
75
Sama saja
76
Serangan mendadak
77
Runtuh
78
Bagi tugas
79
Tak Diduga
80
Tidak menyangka
81
Perayaan
82
Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!