#14

Kamu tidak ada tato nya, brarti bukan kamu" Rara yang baru tersadar dari apa yang ia lakukan dan katakan menepuk keningnya

"(ampun kenapa gw ngomng ke dia, dasa bego Lo Rara)"rutuk dalam hati sambil mengetuk kepalanya terus, Rara pun berusaha bersikap biasa lagi

tersenyum manis pada Alex,☺️ " maaf ya tadi aku menyentuhnya, aku hanya ingat orang yang jahitanya bintang adalah jodohku" berbohong sedikit pada Alex. memang ia sudang mengklaim bahwa pemuda yang dulu ia tolong adalah jodohnya, dan ia sengaja menjahit dengan bentuk bintang agar ia bisa mengenalinya saat nanti bertemu kembali.

keberuntungan memang ada pada Rara, jodoh yang ia klaim sendiri memang benar-benar berjodoh.

" ekhem ekhem* Dwi sengaja berdehem agar suana tidak canggung karna masalah Rara memegang bahu lelaki tersebut

" papah"

"kenapa ada calon papah gak di suruh masuk, " tanya Dwi pada Rara, sedangkan Rara terbengong dengan apa yang di katakan papah nya

" aish,, ini pasti ulah mama" merengut karna merasa kesal pada mamahnya yang mengadu pada papahnya

Alex yang melihat Rara merengut pun hanya tersenyum miring saja, karna sangkin gemesnya pada Rara ingin rasanya ia membawa Rara pergi dan mengurung dalam kamarnya saja

Alex merapikan pakaian nya yang sempat ia buka untuk melihat luka di bahunya

" tidak apa apa tuan, saya pun akan segera berangkat kekota" menolak halus pada orang tua Rara

" bukannya ini hari libur" tanyanya" main saja dulu di sini" menawarkan lagi

" tidak usah tuan terima kasih "

" jangan panggil tuan panggil ajj papah sama seperti Rara"😊

" baik tuan eh papah, saya permisi dulu nanti saya mampir lagi kalo sempat" melihat Rara dengan mata sendu, ia pun sebenarnya tak tega melihat Rara akan menangis, entahlah perasaan hatinya tidak tenang

berjalan memasuki mobil, ia menoleh melihat Rara menjatuhkan air mata hati dia sedikit bimbang

" jalan"

sedangkan Rara sudah masuk kedalam kamarnya ia mengambil foto seseorang yang dulu pernah ia tolong, ia memfotonya saat orang tersebut masih tertidur karna obat bius

" kamu sudah datang sendiri kesini, jangan harap bisa pergi lagi 😏 tunggu aku darling" tersenyum sendiri dan memeluk foto tersebut

" akhirnya aku bertemu kamu, kamu memang jodohku," mengelus foto yang ia pegangi, lama kelamaan tertidur karna memang ia sudah mengantuk

waktu sudah menunjukan malam lagi, sedangkan gadis yang sedari siang tidur belum menunjukan tanda-tanda akan bangun, Rara bangun di kagetkan oleh dering ponselnya sendiri yang dimana tiga ponsel ia jejerkan di atas nakas

"(woy bangun jangan molor ajj, angkat tu telpon lu)"

akhirnya Rara bangun dari tidur panjang nya, belum juga terkumpul nyawanya sudah di kagetkan lagi oleh anak buahnya

" hallo" suara khas orang bangun tidur

"hormat Queen, king terkena tebasan oleh musuh saat king melakukan parjalanan "

" apa!!!!!" teriaknya hingga suara nya keluar dari dalam kamar

" ada apa sayang" tanya Sinta dan Dwi panik karena mendengar teriakan rara dalam kamar, mereka didepan pintu kamarnya tapi tidak bisa masuk karena rara kunci saat ingin tidur siang

" gak apa apa mah" teriaknya lagi, lalu kembali berbicara pada bawahannya, ia mengaktifkan kan mode kedap suara dalam kamarnya

" Dimana king kalian berada" tegasnya

" kami ada di kota A queen,"

" baik kirim lokasi kalian, saya segera datang"

mematikan teleponnya lalu mengambil nomenekan nomor kontan atas nama Liam

Tut Tut Tut

" ya halo"

sedangkan Rara melihhat kembali ponselnya untuk memeriksa benar apa salah nomor yang ia tekan

" Jonatan, dimana bang Liam" tanya. Rara pada jonatan

sedangkan orang yang mengangkat ponsel Liam pun bingung, ia langsung bangun dan melihat ponselnya

" ini kan ponselnya bang Liam" gumamnya" kemana bang liamnya, ponsel gw kemana" bicara sendiri dan bingung sendiri karena ponselnya tidak ada" apa aku lupa naroh hpnya ya" menggaruk kepala sendiri

"jonataaaan,,," teriak Rara karena greget pada jonatan yang di tanya malah ngomong sendiri

" apa sih Lo, Jonatan Jonatan, Abang dong "cemberut

" ogah"

" dimana bang Liam" tanya Rara lagi

" gw gak tau dimana bang Liam coba kamu tlp no gw, mungkin bang Liam salah membawa ponselnya" ujarnya lalu mematikan ponsel

"dasar kupret adik kurang asem" mengerutu kesal pada adiknya yang gak pernah mau memanggil nya Abang

" eh tapi bang Liam kemana ya" bertanya sendiri, Jonatan lantas bangun dari ranjang kamar Liam, Jonatan memang sengaja tidur dengan Liam karena ia bosan menunggu Abang yang satunya belum juga pulang ke apartemennya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!