#04

"sudah Bu jangan bertengkar sama Tante Bu, kasian Tante jadi nangisin si anak pungut sialan itu" ucapan keponakan sendiri saja sudah sama seperti orang tuanya. memang buah jatuh tidak jauh dari pohon ny itu lah mereka

melihat Sinta menangis pun merasa puas dalam hati dia

"ya sudahlah gk jadi saya main kerumah Kamu?? ayok sayang kita pulang" ajakny lalu berjalan meninggalkan rumah tersebut setelah bekata kepada sinta

"dasar anak jalanan sialan sudah berapa kali aku katakan tapi tetap saja"sungut nya

sedangkan Sinta sudah menangis saat kakaknya mengatakan bahwa dia tidak bisa punya anak melainkan mandul.

ya disaat pertama bertemu Rara seperti memiliki semangat hidup dan ingin berjuang supaya mendapatkan apa yang diinginkan nya.

sudah berobat dengan cara apapun masih tetap sama, sampai akhirnya pasutri itu menyerah untuk memiliki seorang anak dari rahimnya

##

rara pergi dengan Wulan dan ayu menuju museum dimana dia sudah ada janji dengan sang Abang nya. mereka bersahabat dari SD hingga kini mereka telah memasuki akhir sekolah menengah atas itu,

mereka bersahabat tak mengenal kasta dan sosial

Rara sampai museum langsung turun dari mobil. melihat lihat dimana keberadaan Abang ny itu

" nyari siapa sih Lo Ra"tanya Wulan

"gw nyari badut?? kenapa?"jawab Rara

"ya elah,,, badut aja Lo cari, mending nyari pacar biar gk dibilang jomblo sama anak sekolah"ketus ayu

" CK"

"Lo yah sukanya nyari ribut aja Lo Ama gw?? temen b***s**? anjir nih anak bikin kesel aja dari tadi" serang Rara pada ayu

"ya lagian Lo nyari nya badut,gk skalian aja Lo yang jadi badut ny"ketawa ayu, Wulan hanya terkekeh saat melihat pertengkaran mereka.

Wulan adalah penengah mereka disaat sedang adu mulut

"sudah sudah gk usah branten gitu aja ribut"Wulan melerai mereka

" dia duluan yg nyolot " jawab ayu

"iy sudah kenapa sih malu di liatin banyak orang? shut die" memelototin mereka

"ekhem" deheman orang yang sedang berjalan menuju Rara

Rara,Wulan dan ayu langsung menengok kearah suara tersebut

" ih Abang Mh" Rajuk Rara

"dih nih anak kenapa lagi" tanya ayu, Wulan memupuk pelis nya trus geleng kepala, heran melihat teman nya gk pernah mau akur kalo sedang jalan bersama

"kalian kenapa masih diparkiran" tanya Abang Rara yang benama Liam

Rara yang merajuk hingga bibir kecilnya itu sampai maju kedepan

"hai bang Liam,," sapaan Wulan dan Rara

"hhmm" dehemnya

" ayo Abang wilLie sudah ada didalam"ajak Liam pda adiknya

"ih ,, bisa manis dikit Napa sama adek sendiri" sungut Rara

Liam menghela nafas lalu berkata" nanti Abang coba" ucapnya lalu menggiring adik dan temannya masuk kedalam museum

"woy Abang laknat,? kenapa Lo bisa ikut kesini" ucap Rara sambil berteriak ketika melihat kembarannya.

Jonatan hanya melirik Rara tidak menjawab apa yang Rara ucap tadi

" Anjir nih anak pengen di tabok juga tu kepala"kesel Rara Karan gk di jawab

"Adek abang bareng temen lagi ,hm" tanya wilLie . Abang yang paling manis saat ada Rara tapi tidak dengan Liam

perbedaan Willie dan Liam sangat lah jauh,

"iy bang, Rara lagi gk mau bawa kendaraan nanti ketauan sama mamah Sinta lagi gimana"ucap Rara kepada Abangnya.

Rara pernah diintrogasi bagaikan tahanan oleh Sinta dan Dwi.

"ya udah yang penting kendaraan kamu sekarang masih aman sayang"ucap Willie lembut

"mhhh"angguk Rara

" emang motor Lo kemanain sama mobilnya"tanya Jonatan, setahu Jonatan Rara tidak punya tempat buat menyimpan barang kesayangannya itu

"ada lah,,, "ucap Rara

Jonatan mengangkat alisnya sambil berpikir kemanakan kendaraan yang dimiliki oleh Rara

"dah lah gk usah banyakan mikir nanti tambah tua baru tau rasa Lo"🤣🤣 Rara

"dasar punya kembaran begini amat sih"😤 Jonatan

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!