"wa'alaikumsalam"jawab Sinta dan Rara
"sudah sore mandi sana bau asem tau" ucap Sinta kepada Rara
"dih mamah mh begitu. iiihh" jawabnya langsung bangun dari kursi menuju kamar
Dwi dan Sinta hanya geleng kepala saat ank gadisnya sedang merajuk entah karena apa
" Oya mah tadi papah ketemu sama sodara mamah di cafe pas papah abis rapat" ucap Dwi kepada sang istri
" papah mandi dulu ya nanti kita lanjut lagi" ucap Dwi lalu berjalan menuju kamar
disisi Rara
gadis itu terlihat lesu sekali karna tak bisa menyampaikan apa yang selama ini ia keluh kan dan ia rasakan.
hanya karna orang tua angkatnya lah ia bisa mendapat kasih sayang yang tulus
Rara memasuki kamar sambil bergumam
"mau sampe kapan mereka gk mau terima gw sebagai kluarga" sambil menghela nafas"gw harus bisa mandiri dari sekarang, karena gw gk mau merepotkan papah dan mamah jika terjadi sesuatu," sambil berfikir rencana apa untuk awal berusaha mandiri
lalu Rara mengambil handphone yang ada di dalam lemari yang selalu tersimpan rapi dan tak seorang pun tau ada apa isi dalam handphone itu
Tutt,, Tutt,, Tutt,,
Rara menghela nafas lagi" adu ini anak kemana sih, heran deh gw klo di telpon itu selalu begini" gerutu Rara masih lanjut memanggil nomor yang ia hubungi
"ya darling ada apa, tumben nih telpon Abang kangen yaaa" goda orang yg di sebrang telepon
"assalamualaikum Abang"saut Rara sambil ngedumel
lalu orang yang ada di sebrang telepon itu cuma cengengas cengenges aja"hehehe wa'alaikumsalam adikku sayang yang manis yang cantik dan yang paaaaaling kecil" ketawa orang d sebrang langsung pecah, karna sudah bikin Rara kesel
" emang ya dasar Abang kurang ajaran ?? begini nih??" gerutu Rara macam orang baca mantra komat Kamit terus
sontak mendengar ucapan sang adik langsung pecah, Karena menurut orang yang di telpon itu sangat sangat lah puas karna sudah bikin kembarannya itu mau bicara lagi tehadap diri nya, dulu sempat menyukai Rara gak tau nya mereka adalah kakak adik
selama ini Rara adalah anak orang kaya, dulu Rara hilang saat di taman bermain bersama anak-anak sekolah, saat itu pula Dwi lah yang menolong Rara sampai di bawa pulang dan menjadikan Rara anaknya
dan di saat Rara memasuki sekolah menengah pertama di saat itu pula Rara bertemu sang Abang Abang nya yang ada di sekolahan tersebut. ada yang mengajar dan ada juga yang sekolah
"bang jooo ,, bang wilLie nya ada gk,," tanya ny dengan Nada menggoda
"dih ,, kenapa nada ny bikin merinding aja" ucapny dalam hati sambil bergidik. karna dia tau kalo adiknya bicara dengan nada seperti itu pasti ada yang ingin dia lakukan
" kenapa tanya sama gw, kan bang wilLie punya handphone sendiri?" jawab nya"bukannya Sono telponnya malah kesini lo"
" aduh ni Abang satu ini bener bener deh hhmmm" gerutunya dalam hati, lalu berkata seperti anak yang menginginkan permainan tapi tidak pernah ia dapatkan
" kan bang jo tau sendiri gimana bang wilLie" dengan muka yang di buat buat walau pun orang yang di telpon tidak melihat
"bang wilLie masih di kantor ada juga gw sama si batang kayu nih"ucapnya , padahal dia sendiri langsung di lemparin sepatu oleh orang yang ia sebut batang kayu
"dasar adik laknat"teriak marah orang d sebrang telepon
" ya sudah kalo gk ada, nanti gw tlp lagi ??! bay" ucap Rara sambil mematikan telepon genggamnya
setelah mematikan telepon genggamnya ia taroh lagi dilemari yang paling dalam. lalu ia mengingat apa yang terjadi dulu sebelum bertemu dengan saudaranya itu.
dimana dia selalu di siksa ketika kedua orang tua angkatnya tidak ada di rumah ia mengingat apa yang mereka katakan
"dasar anak jalanan berani beraninya kamu masih tinggal disini,mau menghabiskan harta adik saya kamu hah???" teriak marah "pergi kamu dari rumah ini" teriak lagi.
Rara kecil menahan tubuhnya yang bergetar karna sangkin takutnya terhadap Kakak dari ibu Sinta itu , hingga saat ini pun Rara masih mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari mereka
disaat Rara kecil, keluarga dari Sinta tidak ada yang setuju jika Rara itu di adopsi oleh mereka apa lagi saat itu Dwi Dan Sinta belom memiliki seorang anak dan Rara lah pewarna hidup mereka sampai saat ini
##
pagi pun telah tiba Rara masih malas untuk bangun dari kasur
tok tok tok
" Rara,, ada Wulan di depan " ucap Sinta" Rara,, Rara,," cklek Sinta membuka pintu kamar Rara yang tidak di kunci
" anak perawan jam segini masih tidur"berjalan menuju kasur sang anak angkat
"Rara ada Wulan sayang" tangannya memegang pipi Rara sambil menepuk pelan pipi nya
" tapi Rara masih ngantuk mah" Rara menarik selimutnya lagi
"kalo Rara gk bangun mamah panggil Pati yah"ancamnya supaya bangun
tak berselang lama Rara langsung melotot tepada mamah nya
" iih amit amit amit amit,,"mendengus" mamah mh kalo manggil orang itu yang bagus dikit Napa mah," sambil menggerutu
"memangnya kenapa sama Pati" tanyanya bingung
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments