" Hay" menoel punggungnya
* Hay bangun," ia meringis menahan sakit yang ada di bahunya
gasdia remaja itu pun bangun dari tidurnya karena ada yang mengusik, ia pun kaget saat melihat pemuda yang ada di depan matanya sungguh gagah kata ia
"iya ada yang bisa saya bantu tuan"
," tidak terimakasih, saya cuma mau berterimakasih sama kamu"
" sama sama tuan, sebagai sesama manusia saling tolong menolong"
" boleh saya merepotkan nona,"
"ya"
" saya mau meminjam ponsel nona, apa boleh"
"oh,, silahkan ini pakai saja" lalu menyodorkan ponselnya
lelaki itu pun menelepon seseorang
" terimakasih sekali lagi nona"
" sama sama tuan, tak perlu sungkan"
tak lama datang helikopter, ia pun bingung siapa lagi yang datang, bukankah pamannya sudah pulang
datang seorang bawahan menghadap gadis remaja tersebut
" nona ada helikopter asing berhenti di area sini nona," melaporkan pada nonanya
" siapa mereka"
" mungkin itu anak buah saya yang datang" potong pemuda yang tertembak itu
" tuan" datang orang berpakaian hitam dan menyerobot masuk langsung memapah pemuda tersebut,
sebelum pemuda itu pergi
" namamu siapa"
" Queenara"☺️
belum pergi pemuda itu sempat melihat ada Tato bergambar burung yang kecil di lengan kirinya, ia pun hanya mengingat nama gambar tato dan matanya yang berwarna aga ke abu abuan
flashback off
" itu lah ceritanya, aku tidak tahu dia dimana sekarang" ucapnya lirih
sedangkan yang mendengarkannya pun baru mengingatnya, lalu ia berkata
" coba aku lihat bahu kirimi" Alex pun menurut saja membuka baju dan memperlihatkan tubuhnya yang kekar berotot.
Rara malah terpanah dengan tubuh lelaki di depannya
"(sadar Rara sadar)" menggeleng kepala agar tersadar
" astaghfirullah" menepuk keningnya lalu lari kedapur untuk mematikan kompor, pada saat sampai dapur kompornya sudah mati,
" loh ko sudah mati" bingung berjalan keluar lagi, sebelum sampai depan ia menabrak sang mamah yang sudah bangun karna sudah jam setengah tujuh ia kedapur ingin memasak tapi sudah siap, entah siapa yang masak Sinta tidak tahu
ia masuk dapur hanya mematikan kompor yang di atas kompor terdapat panci yang lumayan agak gede yang di dalam ada kue kukus dan bakpao
" Rara, kamu udh bangun sayang" tanya Sinta, ia tak tahu bahwa yang masak adalah Rara
" dari subuh mah Rara bangun, mamah ajj yang kaya kebo" tertawa mengejek mamahnya
" eeehh dasar anak kurang ajar ya" berkacak pinggang
Rara pun tertawa ia keluar lagi. Alex masih betah di rumah singgah rara yang masih sangat asri dan segar
" eh,," kagetnya " kirain aku sudah pergi"😁
" belum" 😊
Sinta keluar rumah karna melihat anaknya berjalan keluar rumah dan mendengar suara lelaki
"loh ada tamu ya" tanya Sinta pada Rara
😁😁"iya mah,"
" pacar Rara ya" goda Sinta pada Alex, Alex pun merasa Mali di goda oleh ibunya Rara
" bukan Tante" jawabnya
" kalo bukan pacar siapa donk" tanyanya lagi
" hanya orang mampir mah, sudah jangan goda anak orang, goda saja papah karna hari ini weekend . sana sana sana" usir Rara pada mamanya . Sinta pun cemberut ketika di suruh pergi oleh Rara ia langsung masuk kamar dan bicara dengan Dwi sang suami
"mas, Rara punya temen cowo mas" sangkin gemesnya Sinta pada Rara jika ada yang dekat pasti Rara pergi
" masa sih" ucapnya
" ayo kalo kamu gak percaya, kita liat dari jendela ruang tamu ajj" ajaknya
" emank tamunya ada dimana mah" tanya lagi.
" di luar mas" tersenyum terus
sedangkan Rara meminta maaf atas apa yang di katakan mamah Sinta pada Alex
" maaf ya mamah memang begitu,"
" no problem"😊
" Oya tadi aku hampir lupa, mana luka kamu" Rara sudah bisa memanggil dengan memakai aku kamu
Alex pun memperlihatkan bekas luka tembak yang di jahit oleh Rara dengan bentuk bintang. Rara pun tanpa sadar memegang bahu Alex, sedangkan Alex bingung sekaligus senang karena orang yang ia suka bisa menerima apa adanya, meski tubunya kekar dan berotot tapi banyak memiliki luka hanya di satu tempat luka jahitan tersebut yaitu jahitan milik queenara
sedangkan Rara mengelus dan meraba luka bekas yang dijahit sendiri, ia memang sengaja menjahit dengan bentuk bintang, jika suatu saat ia berjodoh ia akan di pertemukan kembali dengan melihat bekas jahitan tersebut
" apakah sakit saat kau tahu aku menjahit lukamu" pertanyaan Rara yang di anggap aneh bagi Alex, karna ia tak tahu bahwa Rara lah yang telah menolongnya
ia pun menjawab tanpa sadar" sangat sakit, karena setiap aki terluka aku tidak pernah dijahit, hanya memakai obat tradisional" ujarnya
"maaf kan aku, karna luka tembak itu terlalu dalam jadi terpaksa aku menyobek lagi kulit dan dagingmu" ucapny sendu
Alek pun mulai paham dan ia pun ber tanya pada Rara,
" boleh aku melihat lengan kirimu"
Rara memperlihatkan lengan kirinya tapi tidak ada apa apa
Alex pun sedih kembali, Rara yang melihat Alek sedih bertanya
"ada apa, kenapa kamu sedih" ucapnya
" kamu tidak ada tato nya, brarti bukan kamu" Rara yang baru tersadar dari apa yang ia lakukan dan katakan menepuk keningnya
"(ampun kenapa gw ngomng ke dia, dasa bego Lo Rara)"rutuk dalam hati sambil mengetuk kepalanya terus, Rara pun berusaha bersikap biasa lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments