#05

"dasar punya kembaran begini amat sih"😤 Jonatan

"gak ad sopan sopannya Lo Ama gw"

"ya kali gw sopan Ama Lo." jawabnya" kita cuma beda 7 menit ya bukan 7 tahun, paham Lo?!" ujarny sinis pada kembarannya

"hhhhh" memutar bola mata malas

"rara yang manis dan imut,, " kata yang dibuat semanis mungkin" begini. kita memang kembar walau beda tujuh tahun gw yang lebih dulu lahir jd gw Abang, ngerti Rara"mengedipkan mata agar terlihat manis

"uuwweeek" ingin muntah setelah dengar perkataan kembarannya"jijik gw klo denger Lo ngomng gitu. . iiihhh" bergidik dan menghindar dari Jonatan

"bang ayo kita pergi berdua ajj, yang lain biar liat liat lebih dulu yok"menyeret wilLie supaya menjauh dari Jonatan

" eh ,, !!? Lo mau kemana sama abang" teriak Jonatan saat Rara sudah menjauh darinya

"keepo" Rara pun ikut berteriak

" hhhhh, gini nih klo udh di tinggalin hah" menghela nafas, berjalan ingin keluar

"mau kemana kamu" ucap dingin Liam

Jonatan melirik Liam "mau kecafe depan dulu" lanjut jalan

" bareng" ucapny Liam pada jonatan

, Jonatan mengangkat alis sebelah" mo ikut kecafe bang"tanyanya

"gk, saya mau kembali kekantor untuk menghandle perusahaan, karna Abang meliburkan rapat hari ini demi adik kita" ucapnya panjang

Jonatan melongo takut salah mendengarkan, abangnya ngomong panjang, biasanya cuma ya, hmm, apa, tidak

"(mungkin Abang sudah bisa menerima semua yang lalu)"ucap dalam hati. menghela tersenyum karna ada perubahan terhadap abangnya walau sedikit

dua gadis yang sedari tadi berdiri tidak di gubris oleh dua pemuda tampan yang satu kaki yang satu songong"lan sebenernya kita mau ngapain sih kesini, kok cuek ajj mereka"ayu kebingungan karna dia pun tak tau bila ikut akan seperti ini

" haahh,,, " menghela pelan"mereka memang begitu yu, makanya klo sering di ajak Rara tuh mau, jadi gk kaya gini Lo bingung sendiri kan hmmm" tersenyum jawabnya pertanyaan ayu yang kebingungan

" ya kali gw ikut kalian sedangkan gw males kalo keluar klo ada nyokap sama bokap gw" ayu mendengus

"kita keliling area sini ajj yu"kata Wulan

"oke,,,, ayo" seru ayu

###.

Rara menggandeng lengan panjang wilLie, berjalan menyusuri lorong yang luas melihat lihat ada sejarah apa dalam museum ini

Rara mulai ke mode serius jika menyangkut mereka berdua Liam dan Jonatan

"bang" panggil Rara serius

" hhmm"wilLie menjawab

"apa tak sebaiknya memberitahukan pada mereka" ujar Rara

"apa"

"mereka perlu tau tentang aku bang" Rara bingung harus apa

"tak perlu dek, nanti mereka tahu sendiri" wilLie berhenti di sebuah pintu yang ukurannya pas untuk satu orang masuk

orang lain tidak akan tahu bahwa itu adalah pintu menuju tempat dimana organisasi yang terkenal bisa membantu rakyat dan pejabat yang jujur

klik

pintu pun terbuka Willie masuk terlebih dahulu baru Rara, sebelum mereka masuk melihat kanan kiri agak tak ada yang melihat mereka pergi

"Queen, king" kaget Bimo sang asisten andalan wilLie di organisasinya" ada kebutuhan apa king dan Queen datang kemari," tunduk Bimo

"hanya ingin memberi misi" jawab Queen

"baik Queen" hormat Bimo

"kumpulkan semua orang yang ada di sini" tegas wilLie

"siap king" Bimo mengundurkan diri untuk memanggil tim organisasi yang handal untuk berkumpul di aula

Bimo mencari Bima dan Rayan, mereka adalah tangan kanan kin dan Queen mereka

Bimo menuju kamar Bima, krna ia tahu dijam segini Bima sedang di kamar untuk tidur siang

tok tok tok

"ma ,, Bima" panggil Bimo masih mengetuk pintu

"ada apa" jawab Bima

"dipanggil king dan Queen di aula untuk berkumpul" jawabnya

"tunggu gw ambil baju dulu" menyuruh Bimo untuk menunggu Bima mengambil baju di dalam

"jangan lama takut Queen marah"ucapnya sedikit takut

" tenang ajj," ucap Bima santai berjalan merangkul pundak Bimo

" Lo gk tau kalo Queen marah"dengus nya karna kesal tehadap Bima

"eh itu Rayan" tanya Bimo

"y emank itu si Rayan, Lo kira dia demit apa"terkekeh

" maklum mata gw agak sedikit rabun" Bimo cengengesan

" makanya ganti baru kacamatanya, biar jelas Mandang orang dari jauh"meledek Bimo

"hhmm😤 Lo mah gampang ngomng"dengus "tabungan gw belom cukup buat operasi, apa lagi beli baru"muka tampak sendu karna perekonomian keluarga Bimo sedang menurun jadi Bimo yang turun tangan selaku tulang punggungnya

" yang tabah" menepuk punggung Bimo menguatkan

"terimakasih sob"tulus mengucapkan terimakasih hanya mereka yang selalu membantu menguatkan satu sama lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!