Setelah Khayra menghilang, Ferdi baru tersadar dan mengikuti langkah Khayra keluar dari kamar itu. Ferdi melihat Khayra yang menuruni anak tangga. Berlari mengejar wanita itu. Jika apa yang dikatakan Khayra benar, jika dirinya akan melaporkan perbuatan Ferdi maka habislah reputasinya yang baik di mata keluarga besar mereka.
Saat tinggal dua langkah lagi menuju lantai, tangan Khayra di tarik dan wanita itu terjatuh. Bertepatan Barra yang akan pulang. Melihat abang-nya yang begitu kasar dengan Khayra, pria itu menjadi emosi.
Didekatinya suami istri itu, dan melepaskan cengkeraman tangan Ferdi di pergelangan tangan Khayra.
"Jangan ikut campur, ini urusan aku dan istriku!" teriak Ferdi. Dia ingin mengajak Khayra menuju lantai atas lagi. Tidak ingin mama-nya atau Barra tahu apa yang telah dia lakukan pada wanita itu.
"Bagaimana bisa aku tidak ikut campur melihat seorang pria yang berlaku kasar pada seorang wanita, terlebih itu istrinya."
Melihat Ferdi dan Barra yang sedang berdebat, Khayra menggunakan kesempatan itu untuk berlari. Ferdi yang menyadari itu langsung mengejarnya. Hal itu membuat Barra curiga. Kenapa Khayra berlari dan Ferdi mengejarnya seolah takut wanita itu melakukan sesuatu.
Barra jadi ikutan berlari, mengejar mereka.Barra harus tahu apa yang terjadi dengan suami istri itu. Pasti telah terjadi sesuatu.
Sampai di halaman rumah, Barra melihat Khayra yang sedang berusaha melepaskan tangannya yang ditahan Ferdi.
"Lepaskan! Kau harus pertanggungjawabkan perbuatanmu. Jika kau seorang pria, kau tidak akan takut dan lari. Berani berbuat harus berani tanggung jawab!" teriak Khayra.
Petugas keamanan dan supir yang sedang bermain catur menghentikan permainan mereka dan melihat pertengkaran suami istri itu. Mereka heran melihat anak majikannya berbuat kasar apa lagi itu dengan istrinya. Selama ini yang mereka tahu Ferdi begitu baik.
"Apa yang ingin kau lakukan!? Apa kau pikir bisa melaporkan aku? Kau lupa siapa aku dan siapa kamu. Laporan kamu tidak akan diproses. Aku akan tetap bebas!" ucap Ferdi.
Barra yang mendengar pertengkaran itu makin penasaran dengan apa yang terjadi. Saat jarak mereka makin dekat, Barra melihat sudut bibir wanita yang dicintainya itu mengeluarkan darah. Pipinya juga tampak memar. Mengertilah Barra dengan apa yang terjadi.
Darah Barra mendidih melihat dan mengetahui semua itu. Tanpa di duga Barra langsung melayangkan tinjunya ke rahang Ferdi. Hal itu membuat Petugas keamanan dan supir kaget. Salah seorang dari mereka berinisiatif memanggil Mama mereka.
Ferdi yang tidak siap dengan serangan Barra terhuyung dan melepaskan pegangannya di tangan Khayra. Barra menangkup wajah wanita itu dan melihat dengan jelas memar di wajahnya.
"Apa yang telah Ferdi lakukan denganmu? Kamu jangan hanya diam jika dia melakukan kekerasan. Kamu ingin melapor? Biar aku yang menemani!" ucap Barra.
Saat Barra dan Khayra akan melangkah, Mama datang dengan jalan tergesa. Melihat anak dan menantunya akan pergi dia berteriak memanggil.
"Tunggu! Mau kemana kalian berdua?" ucap Mama. Wanita paruh baya itu mendekati Barra dan dengan spontan menampar anaknya itu.
Barra dan Khayra kaget melihat apa yang mama lakukan. Kenapa Barra yang di tampar? Bukankah seharusnya Ferdi.
"Dasar anak tidak tahu malu. Kalian berdua beraninya berselingkuh di depan Ferdi. Di mana rasa malu kalian? Beruntung Ferdi anak yang baik, membiarkan kalian berdua? Jika dia melaporkan kalian ke polisi atas dasar perselingkuhan kalian bisa apa?" ucap Mama dengan berteriak.
Barra mengerti sekarang. Mama pasti mengira dia meninju Ferdi karena pria itu marah dan melarang dia berselingkuh dengan Khayra. Barra melepaskan pegangan tangannya dengan Khayra. Ferdi masih berdiri dibelakang mama.
"Aku memang akan ke kantor polisi, Ma. Untuk membuat laporan KDRT yang Ferdi lakukan pada Khayra. Lihatlah ini, Ma!" ucap Barra menunjuk pipi dan sudut bibir Khayra.
Mama memperhatikan itu dan melihat pipi Khayra yang memar dengan sudut bibir yang berdarah. Dia baru sadar apa yang terjadi. Mama langsung mendekati Khayra.
"Kita bisa bicarakan semua ini di dalam. Malu jika tetangga melihat!" ucap Mama mencoba membujuk Khayra.
"Aku nggak mau, Ma. Sudah cukup Mas Ferdi lakukan ini denganku. Dari kemarin sudah berapa kali dia menamparku. Jika Mas Ferdi memang tidak mencintai aku, bisa ceraikan aku. Jangan lakukan kekerasan. Beraninya hanya denganku, karena dia tahu aku tidak ada tempat mengadu!" ucap Khayra.
Ferdi maju dan berdiri di samping ibunya. Dia menggenggam tangan wanita itu. "Ma, aku melakukan itu karena Khayra selalu membantah saat aku meminta dia menjauhi Barra. Apa salah aku menampar istri yang tidak mau mendengar ucapan suami!" ucap Ferdi.
Mama mengusap lengan putranya itu untuk memberi dukungan dan kekuatan atas apa yang terjadi. Mama menganggukan kepala meminta Ferdi tenang.
"Apa yang Ferdi lakukan memang salah karena melarang kamu dengan kekerasan. Namun, yang kamu dan Barra lakukan jauh lebih salah. Berselingkuh dengan adik ipar sendiri. Apa kamu tidak bisa mencari pria lain untuk jadi selingkuhanmu?!" tanya Mama dengan penuh penekanan.
Khayra memegang dadanya yang terasa sesak mendengar ucapan Mama mertuanya itu. Kenapa jadi dia yang salah? Apakah begini nasib jadi orang tak punya? Selalu saja salah apa yang dia kerjakan.
Khayra menarik napas dalam sebelum bicara. "Kenapa aku yang jadi disalahkan? Apa Mama dan Mas Ferdi ada bukti jika aku berselingkuh dengan Barra?" tanya Khayra. Dia menjeda sebentar ucapannya sebelum melanjutkan lagi ucapannya.
"Di sini pelakunya anak mama Ferdi, tapi dia seolah menjadi korban. Dan mama percaya begitu saja tanpa mencari bukti. Aku akan bawakan bukti perselingkuhan Mas Ferdi pada Mama. Biar Mama tidak hanya menyalahkan aku saja!" Khayra bicara dengan penuh penekanan.
Mama memandangi Khayra dengan mata melotot. Tidak percaya jika menantunya itu berani bicara begitu. Dia mengira Khayra anak yang lugu dan penurut seperti yang ibu tirinya katakan.
Sebenarnya Mama sudah mulai tahu jika anaknya Ferdi tidak sebaik yang dia pikirkan. Itulah alasan mengapa mama cepat menikahkan putranya. Mama mencari wanita yang lemah lembut berharap dapat membuat Ferdi berubah kembali menjadi anak yang baik seperti selama ini yang dia dan keluarga besar tahu.
Ferdi tampak tidak terima dengan ucapan Khayra yang seolah menyalahkan dirinya dan mama. Bagi Ferdi tidak ada yang boleh menyalahkan Mama. Ferdi maju ingin mendekati wanita yang telah menjadi istrinya itu. Melihat Ferdi yang mendekati Khayra, Barra juga maju dan melindungi wanita itu di belakang tubuhnya.
Ferdi langsung bertepuk tangan melihat Barra yang melindugi Khayra. "Lihatlah Ma. Bukti apa lagi yang bisa aku berikan? Mama lihat sendiri jika putra mama langsung melindungi kekasihnya, takut aku menyakiti dia!" ucap Ferdi.
...****************...
Selamat malam. Selamat beristirahat. Semoga kita semua dalam keadaan sehat. Aamiin. Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lilisdayanti
top markotop bara,,membela diri sendiri tidak SALAH,,bawa jauh kaiyra,,memang eneg rasanya di beda2 kan,,sama kaya suamiqu,,kalau masalah kerjaan suamiqu yh pertama di pangil,,, giliran ada rezeki suamiqu di lupakan,,,tapi aqu bersukur suamiqu berhati lapang,,walau sakit dia pendam sendiri,,, aqu pernah melihat suamiqu mengis dalam diam,,karna ketidak adilan ORANG tua,,merasa kecewa,,tapi takut durhaka,,diam solusi terbaik,,,
2022-12-04
1
Fhebrie
gemes keluarga apaan begitu
2022-12-01
0
Aminah Adam
lanjuut thor
2022-11-28
0