Khayra kaget mengetahui kenyataan jika Barra mantan kekasihnya ternyata adik iparnya. Yang lebih membuat dia syok, malam pertama yang seharusnya dilewatkan dengan suaminya namun ditemani sang adik ipar.
Khayra tidak tahu harus berkata apa jika Ferdinan suaminya mengetahui jika kesuciannya telah direnggut adik kandung pria itu.
Khayra langsung mengusir Barra dan tidak meminta penjelasan apa lagi mengenai kejadian tadi malam.
Khayra melihat tempat tidur. Ferdinan suaminya belum juga pulang. Inikah yang dinamakan malam pertama malam terindah.
Bagi Khayra malam pertamanya, malam terburuk dalam hidupnya. Dia berhubungan dengan adik iparnya sendiri. Apa yang akan orang katakan jika mengetahui semua ini?
Khayra berjalan keluar kamar setelah mandi dan berdandan. Baru saja dirinya akan keluar kamar, terdengar suara ketukan. Khayra ragu membukanya. Takut Barra yang berada di balik pintu itu.
Ketukan makin keras terdengar. Khayra berjalan dengan ragu, dan membuka pintunya. Baru separuh terbuka, orang itu mendorong keras pintu hingga Khayra ikut terdorong.
"Mas, kenapa pagi baru pulang?" tanya Khayra lembut.
"Bukan urusanmu. Aku sudah katakan, jangan kunci pintu kamarnya! Jika ada yang bertanya tentangku, katakan saja aku keluar subuh karena ada kepentingan. Jangan sampai kau katakan jika aku keluar dari malam! Ingat itu!" ancam Ferdinan.
Pria itu langsung membaringkan tubuhnya. Khayra membukakan sepatu pria itu. Setelah yakin Ferdinan tertidur, Khayra kembali melangkah menuju ke dapur.
Di meja makan telah berkumpul kedua mertua dan Barra, adik iparnya. Khayra menunduk, tidak berani memandangi wajah Barra. Saat ini hatinya masih belum bisa menerima apa yang telah Barra lakukan.
"Ferdi-nya mana Khayra. Kenapa nggak di ajak sarapan sekalian?" tanya Ibu Ferdi.
"Masih tidur, Bu!" ucap Khayra.
"Masih tidur apa baru pulang dari klub," ujar Barra. Dia tahu betul kelakuan abangnya itu. Namun dia tahu, ibunya pasti akan terus membela anak kesayangannya.
Barra tidak tinggal se atap dengan kedua orang tuanya karena mereka lebih menyayangi Ferdianan. Setiap yang dilakukan pria itu selalu benar di mata kedua orang tuanya.
"Jangan ngomong sembarangan. Itu abangmu. Khayra nanti bisa percaya. Pasti ada kepentingan yang membuat dia harus keluar malam." Ibu masih terus membela Ferdinan.
Setelah sarapan, Khayra masuk ke kamar dan membersihkan kamar. Terutama jejak malam pertamanya dengan Barra, adik iparnya.
Setelah semua beres, Khayra keluar dari kamar. Berjalan menuju taman belakang. Wanita itu duduk termenung sambil memandangi kupu-kupu yang terbang menghinggapi bunga di taman.
Satu minggu Khayra mengambil cuti. Dan masih tersisa tiga hari lagi. Wanita itu tidak tahu apa yang harus dikerjakan di rumah mertuanya ini. Semua telah ditangani pembantu. Kedua mertuanya juga telah pergi kerja.
"Cantik, seperti bunga di taman," ucap Barra dan duduk di sebelah Khayra.
"Menjauhlah! Aku nggak ingin terjadi salah paham jika ada yang melihat."
"Kenapa mereka salah paham? Apa salah seorang adik ipar akrab dengan kakak iparnya?" tanya Barra lagi.
"Kenapa kau lakukan itu, Barra? Tidak cukup selama ini kau menyakitiku?" tanya Khayra dengan menahan air mata.
"Maafkan aku, Khayra. Aku salah karena memilih wanita lain. Sekarang aku sadar kamu yang terbaik. Jika mengenai malam tadi, aku memang sengaja melakukan karena Bang Ferdinan tidak pantas mendapatkan kesucianmu! Aku yang mencintaimu."
Barra tahu jika Ferdinan terpaksa menerima pernikahannya dengan Khayra hanya untuk membuktikan jika dirinya anak yang berbakti.
Ferdinan sendiri tidak pernah setia dengan satu wanita. Setiap malam dihabiskan bersama wanita berbeda di klub.
Awalnya Barra tidak mau datang di hari pernikahan abang-nya. Dia dan Ferdinan tidak pernah akur. Namun, Barra tidak ingin banyak yang bertanya tentang ketidak hadirannya.
Dengan terpaksa pria itu hadir, dan sangat terkejut saat melihat wanita yang menjadi istri Ferdinan adalah wanita yang hingga saat ini masih dicintainya.
"Hubungan kita telah berakhir sejak kau menduakan aku. Apakah ini yang dikatakan cinta jika kau sendiri menduakan aku.Cinta itu tidak pernah berbagi, karena itu tidak akan utuh lagi."
Khayra masih ingat saat dirinya melihat Barra berjalan berdua dengan wanita lain. Yang lebih menyakitkan lagi, Barra mengakui jika wanita itu kekasihnya.
"Maafkan aku, Khayra. Aku menyadari jika kamu yang terbaik. Aku ingin kita menjalin hubungan kembali. Kita bisa memulainya lagi," ucap Barra.
Khayra langsung membalikkan tubuhnya menghadap Barra. "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan itu? Aku ini kakak iparmu. Cukup sekali aku melakukan kesalahan. Itu juga karena aku tidak tahu jika yang aku layani kamu. Jangan buat aku seperti kamu. Berselingkuh!"
Khayra berdiri setelah mengucapkan itu. Dia sudah tidak ingin bicara dengan adik iparnya lagi. Namun, tangannya di tahan Barra.
"Khayra, aku serius. Aku masih mencintaimu. Kau tak pantas dengan Ferdinan. Kau hanya milikku!"
Khayra menyentakkan tangannya hingga pegangan tangan Barra terlepas. Dengan mata menyala Khayra menatap pria itu.
"Aku tidak akan mengkhianati pernikahanku. Perbuatan kamu tadi malam saja sudah cukup membuatku merasa hina karena mengkhianati suamiku!"
Setekah mengucapkan itu, Khayra berjalan dengan cepat meninggalkan Barra. Pria itu memandangi kepergian Khayra hingga hilang dari pandangannya.
"Aku akan mendapatkan kamu kembali. Tidak peduli statusmu saat ini adalah kakak iparku. Kamu wanita yang aku cintai," gumam Barra dengan dirinya sendiri.
Barra dan Khayra menjalin hubungan selama tiga tahun. Mereka berkenalan di tempat Khayra kerja. Hubungan kandas satu tahun lalu karena Barra berselingkuh dengan wanita lain.
Setelah berpisah Barra tidak pernah bertemu ataupun komunikasi dengan Khayra lagi. Barra baru menyadari jika dia sangat mencintai Khayra.
Khayra melihat suaminya telah berpakaian rapi. "Mau kemana, Mas?" tanya Khayra melihat suaminya yang sedang berdandan.
"Bukan urusanmu. Walaupun kita telah menikah bukan berarti semua kegiatanku kamu berhak tahu. Kita memiliki privasi. Lagi pula, kita baru berkenalan. Aku belum tahu pribadimu!" ucap Ferdi ketus.
Khayra hanya menarik napasnya mendengar ucapan Ferdi. Jika saja ayah dan ibu tirinya tidak memaksa menikah dengan alasan membayar hutang budi, Khayra juga tidak akan menerima perjodohan ini.
"Aku mengerti, Mas. Mungkin sulit bagi Mas menerima pernikahan ini. Namun, bagaimanapun aku saat ini adalah istrimu. Tidak ada salahnya aku tahu kemana kamu pergi'kan?" ucap Khayra dengan sedikit penekanan.
"Salah! Karena aku tidak pernah mencintaimu. Aku menerima pernikahan kita hanya karena aku tidak mau menjadi anak durhaka. Jadi jangan pernah mengharapkan pernikahan seperti di drama-drama yang penuh kebahagiaan!"
Ferdi mengambil dompetnya dan langsung keluar dari kamar meninggalkan Khayra yang masih bingung. Dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan pria itu.
...****************...
Selamat Pagi. Mama gemoi hadir dengan karya terbarunya. Jangan lupa Favoritkan dan like ya. Lope-lope sekebon jengkol. 😘😘😘💓💓💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fhebrie
menyayangkan dulu kenapa Barra selingkuh
2022-12-01
1
RONALD WILKINSON
Aku siap gantikan posisi mu Ferdiboy
2022-11-26
0
Tiahsutiah
kasihan khaira, semoga aja dia cepat mendapat kan ke babahagiaan nya
2022-11-15
0