Mama dan Papa tampak kaget mendengar pengakuan Khayra dan Ferdi. Bagaimana mungkin putranya tidak memberikan nafkah dengan istrinya. Semua juga tahu, saat ini perusahaan yang di pegang Ferdinan sedang maju.
Mama takut nanti Khayra bicara jujur saat ada yang bertanya, kenapa dirinya yang memiliki suami seorang pengusaha masih saja bekerja sebagai kasir di sebuah super market.
Seharusnya gaji satu bulan yang Khayra dapat itu hanya diberikan buat satu minggu atau 3 hari uang belanja. Bagi Mama uang yang Khayra dapat sebagai upah gajinya satu bulan, hanya cukup untuk 2 hari kebutuhannya.
Papa yang sebagai kepala keluarga tidak kalah kagetnya karena dia tahu bagaimana kebutuhan rumah tangga yang selama ini dia penuhi. Belum lagi buat kebutuhan pribadi istrinya.
Papa ingin Ferdi melakukan hal yang sama. Dia tidak mau nama baiknya tercemar jika ada yang tahu kalau putranya itu tidak pernah memberikan nafkah buat istrinya.
"Khayra, maafkan Ferdi. Dia belum tahu jika semua kebutuhan rumah tangga dan juga kebutuhan kamu saat ini telah menjadi tanggung jawab dirinya. Papa akan memberikan sejumlah uang yang seharusnya Ferdi berikan. Mulai besok kamu berhenti bekerja!" ucap Papa.
Tampak papa menarik napas dalam menahan sesak di dadanya karena malu mengetahui anaknya yang tidak bertanggung jawab.
Barra hanya tersenyum dalam diam, dia tahu saat ini pastilah papa dan mama sangat malu mengetahui putra kesayangannya telah melakukan kesalahan yang sangat memalukan.
Bukan maksud Barra membuat kedua orang tuanya malu. Dia hanya ingin papa dan mama membuka mata, jika anak yang dianggapnya paling baik dan sempurna juga pernah melakukan kesalahan.
Barra bukannya sakit hati atau dendam dengan orang tuanya. Cuma dia masih belum bisa menerima perlakuan tidak adil dari orang tuanya. Semua hanya karena dia tidak mau mengikuti kemauan kedua orang tuanya untuk dia masuk sekolah yang diinginkan dan dipilih Papa dan Mama. Barra juga lebih memilih usaha yang berbeda dari kedua orang tuanya.
Jika orang tua Barra pengusaha di bidang properti, Barra lebih memilih menjadi pengusaha yang menyediakan dan menyewa alat berat. Orang tua Barra dulu menginginkan putranya menjadi pengacara agar bisa menjadi pelindung perusahaan.
"Khayra, apa yang Papa katakan itu benar. Sebaiknya kamu berhenti bekerja. Jika Ferdi belum memberikan uang yang cukup, kamu bisa minta dengan papa dan mama. Jangan bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan kamu. Jika ada yang tahu, pasti nama kami sebagai orang tua yang akan jelek."
Ferdi tampak mengepalkan tangannya marah. Selama ini di mata kedua orang tuanya, Ferdi adalah anak yang baik dan penurut. Hal ini membuat nama baiknya tercemar di mata papa dan mama.
Ferdi menatap Barra dan juga Khayra secara bergantian. Dia tidak mau jika malu sendiri. Pria itu juga harus mempermalukan kedua orang itu juga.
"Aku setuju, Ma. Khayra memang harus berhenti bekerja dan aku juga ingin pindah dari apartemen itu!" ucap Ferdi dengan penuh penekanan.
"Kenapa kamu harus pindah. Kamu ingin rumah yang besar. Papa, Ferdi benar. Seharusnya kalau kita telah berkeluarga itu, tinggalnya di rumah bukan apartemen. Papa belikan rumah buat Ferdi," ucap Mama.
"Bukan itu alasannya, Ma!" ucap Ferdi dengan tersenyum licik.
"Jadi apa alasan kamu ingin pindah dari apartemen itu?" tanya mama dengan penuh keheranan. Kenapa Ferdi pengin pindah jika bukan menginginkan rumah yang lebih besar.
Papa juga memandangi Ferdi dengan wajah tanda tanya. Apa yang menjadi alasan bagi putra tersayangnya menginginkan pindah dari apartemen dan ingin tinggal di rumah lain.
Barra memandangi Ferdi dengan penuh curiga. Entah kenapa antara dirinya dan Ferdi dari dulu tidak pernah akur. Ferdi selalu menjadi prioritas utama bagi kedua orang tuanya. Itu yang membuat Barra sebagai anak menjadi iri.
Setiap ada acara keluarga nama Ferdi yang selalu dibanggakan. Memang diakui Barra, abangnya itu pintar dibidang akademis. Namun, dirinya juga tidak bodor. Juara 3 di kelas sering juga dia dapat walau juara 1 memang belum pernah di raih.
Ferdi selalu saja mendapatkan juara 1. Tentu saja. Karena dirinya dimasukan les privat dengan guru akademisnya. Sedangkan Barra hanya les di bimbingan belajar.
Pernah Barra bertanya, kenapa orang tuanya lebih menyayangi Ferdi. Jawaban Papanya, sejak mama-nya hamil Ferdi, rezeki melimpah dan perusahaan berkembang. Ferdi pembawa rezeki. Dan ketika hamil Barra, perusahaan sempat bangkrut. Mungkin bagi kedua orang tuanya, Barra pembawa sial.
"Apa alasan kamu, Fer?" tanya Mama lagi. Mama bertanya kembali melihat Ferdi hanya diam tanpa menjawab pertanyaan darinya dan suami.
"Aku tidak mau Barra masih mendekati Khayra!" ucap Ferdi dengan tersenyum licik.
Papa dan Mama jadi saling berpandangan. Tidak mengerti maksud dari ucapan putranya itu. Kenapa dan apa hubungannya dengan Barra?
Sedangkan Barra dan Khayra menjadi terdiam. Khayra sudah bisa menebak kok Ferdi pasti menjadikan ini senjata buat membalas sakit hatinya karena tadi Khayra mempermalukan dengan mengatakan jika dia tidak memberikan nafkah baginya.
Khayra sudah tidak peduli lagi, apa yang akan suaminya katakan. Baru wanita itu sadari jika Ferdi sangat licik dan sering playing viktim. Seolah korban padahal pelaku. Seolah paling teraniaya, padahal dia yang kejam.
Barra memandangi wajah Khayra. Yang pria itu takutkan hanya Khayra. Dia tidak ingin nama wanita itu menjadi jelek di mata kedua orang tuanya. Jika hanya dirinya yang disalahkan bagi Barra itu telah terbiasa. Dia pasti akan bisa menerimanya.
Barra menatap Ferdi, mata mereka beradu. Sama-sama memandang dengan mata tajam seolah ingin saling membunuh. Barra mengepal tangannya menahan amarah.
"Apa maksud ucapanmu? Kenapa Barra tidak boleh mendekati Khayra? Sebagai adik ipar bukankah seharusnya Barra mendekatkan dan mengakrabkan diri?" tanya Mama lagi.
Papa dan Mama menantikan jawaban yang jelas dan pasti. Bukan mengambang begini. Sangat ambigu bagi Mama Ferdi.
"Aku tidak mau cinta lama diantara mereka bersemi lagi." Papa dan Mama langsung melihat dan menatap Barra mendengar jawaban Ferdi. Apakah benar semua itu? Kenapa mereka tidak tahu. Apakah Barra sengaja menyembunyikan Ini?
Barra berusaha tenang dan tidak terbawa emosi mendengar ucapan abang Ferdi. Dia tahu pasti ini semua akan diketahui juga akhirnya. Cuma yang menjadi pertanyaan Barra siapa yang mengatakan pada Ferdi tentang hubungannya dengan Khayra di masa lalu?
Barra yakin apa yang di dengar Ferdi tentang hubungannya itu tidak benar semuanya. Pasti ada yang ditambah. Mama dan Papa masih tampak bengong mendengar jawaban dari Ferdi. Mereka ingin penjelasan yang lebih dari kedua putranya. Apakah di antara mereka terjadi cinta segi tiga?
...****************...
Selamat Siang semuanya. Terima kasih buat yang telah mampir dan memberikan dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fhebrie
ferdi itu cinta buta sm kaina makanya selalu percaya sm ucapan naina
2022-12-01
0
@ntie
tenang barra pikirkan jawaban yg cemerlang, orang licik dibalas dengan yg licik lagi, tapi harus main aman
2022-11-11
0
Jasmine
ferdi licik bgt lihat bola muntahan akan kembali pdmu
2022-11-11
0