Part 4

Di sore hari ini Dandi berniat untuk bertemu dengan Firda setelah pulang kerja nanti, ia dengan semangat untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai CEO. Bahkan beberapa berkas yang diperiksanya untuk dikerjakan di rumah saja karena ia sangat merindukan wanitanya dan tidak sabar ingin cepat bertemu dengan wanitanya.

Disaat sore harinya, sebelum Dandi datang menjemput Firda, Rico datang duluan. Ia sudah menunggu Firda di depan restoran.

"Kak sudah lama ya? Maaf tadi aku bantuin temenku dulu, kasian kerepotan tiba-tiba jumlah pelanggannya membludak hari ini,” ucap Firda yang telah masuk ke dalam  mobil.

"Iya sayang, tidak apa-apa nanti malam kita jalan-jalan ya, sudah lama kita tidak jalan berdua, kamu mau ya?" tanya Rico dengan senyuman tulusnya.

"Iya kak boleh, jam 8 malam saja tidak apa-apa kan ? Aku ingin beristirahat sebentar, rasanya tubuhku terasa capek banget tadi rame banget jumlah pelanggannya." jawab Firda sedikit bercerita kondisi tempatnya bekerja.

"Boleh, nanti aku jemput ya, ya sudah ayo pulang biar kamu bisa cepet beristirahat." sahut Rico yang mulai melajukan kecepatan mobil untuk meninggalkan area pekarangan restoran.

Tanpa disadari ternyata Dandi berada tak jauh dari tempat mereka berbicara, sehingga ia bisa mendengar semua yang mereka rencanakan dan ia berencana untuk mengikuti mereka secara diam-diam nanti malam agar Rico tidak bisa berbuat apapun bahkan bermesraan dengan Firda.

Malam harinya, sesuai dengan janji antara Firda dan Rico. Mereka sedang berada di restoran mewah di pinggir danau. Suasana malam hari terasa tenang dan romantis. Ditemani bulan dan bintang yang menyinari diiringi angin yang berhembus secara perlahan untuk menyapu lembut rambut Firda yang tergerai indah sebatas pundak.

Rico yang melihat itu dengan segera membenarkan posisi rambut Firda di belakang telinganya agar rapi.

"Kamu cantik sekali malam ini." puji Rico sembari membelai rambut Firda dengan lembut.

“Memangnya, biasanya aku tidak cantik?" tanya Firda menatap penuh selidik ke arah Rico yang duduk di hadapannya.

"Cantik juga sayang, kapanpun kamu selalu terlihat cantik." jawab Rico tersenyum tulus.

"Kakak bisa saja gombalin aku.” sahut Firda dengan pipi merona merah karena merasa malu.

"Ayo makan dulu makanan yang telah dipesannya.” ajak Rico.

“Okey.”

Disaat mereka menikmati makan malamnya diiringi bercengkrama, Dandi yang memang mengawasi mereka dari jarak jauh membuat hatinya merasa kesal. Ia terpancing rasa cemburu melihat kontak fisik antara Firda dengan Rico.

“Sialan, beraninya dia menyentuh Firda.” umpat Dandi merasa kesal saat melihat Rico menghapus sisa makanan di sudut bibir Firda.

Dandi yang menikmati makanan yang dipesannya, semua makanan enak terasa hambar saat melihat adegan yang menguras hati.

Setelah acara makan malam selesai, Firda dibuat terkejut karena tiba-tiba datang seorang pemain biola dan pelayan yang berjalan mendekat ke arah mereka sambil membawakan troly makanan mewah. Pemain biola itu pun memainkannya dengan sangat merdu, menambah kesan romantis di tempat itu.

"Kak ini ada apa sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ada orang yang membawa---" perkataan Firda terhenti disaat Rico mengarahkan jari manisnya di bibir Firda.

"Firda, kamu tahu kan aku sangat mencintaimu lebih dari diriku, aku sudah lama untuk merencanakan ini semua karena aku ingin kita bisa terus bersama seperti saat ini. Aku tidak ingin kehilangan kamu karena kamulah kebahagiaanku," ucap Rico terdengar serius. Kemudian ia membuka tudung troly makanan itu  dan mengambil isinya. Dengan segera ia mengambil sesuatu dan menunjukkannya di hadapan Firda sambil membuka pelan kotak beludru berwarna merah itu.

"Firda, Maukah kamu menikah denganku?" ucap Rico yang sudah berjongkok di hadapan Firda.

Firda yang menerima perlakuan romantis dari sang pacar membuat dirinya terharu. Walaupun tidak ada rasa cinta sedikitpun tapi Firda sangat menghargainya.

"Kak, kenapa secepat ini melamarku? Ayo berdiri dulu kak, malu dilihat banyak orang." sahut Firda dengan menarik tangan Rico agar berdiri dari posisi jongkoknya.

"Tidak mau Firda, aku akan berdiri kalau kamu mau menerima lamaranku, kamu pasti mau kan menjadi istriku?”

"Terima… Terima… Terima.... " ucap orang-orang yang tengah asik melihat drama lamaran romantis mereka.

"Iya, aku mau menjadi istri kakak.” jawab Firda pasrah. Lagi pula tidak ada salahnya menerima pria baik seperti Rico. selama ini Rico juga selalu ada disaat ia merasa senang maupun susah. Meskipun sebenarnya ia belum memiliki perasaan lebih pada pria itu, ia juga merasa bingung mengapa tiba-tiba menjadi pacar dari pria tampan seperti Rico.

Sementara di tempat lain yang terlihat Dandi yang sudah sangat marah, ia tak menyangka wanita itu akan menerima lamaran dari pria lain yang ia tahu sebagai pacarnya. Setelah ini ia akan melakukan berbagai cara untuk menghancurkan hubungan mereka. Dandi sungguh-sungguh akan merebut Firda dari tangan Rico, sekalipun harus mengorbankan citra baik dari dirinya sendiri ia sudah tidak peduli lagi. Hal penting itu pada akhirnya Firda harus menjadi milik Dandi selamanya.

Pagi harinya, Dandi merasa gelisah yang teramat dalam di dalam ruang kantornya. Bahkan kesalahan kecil karyawannya pun mendapat makian dan bentakan keras dari dirinya. Banyak karyawan yg membuat laporan ulang yang beberapa laporan sebenarnya tidak ada kesalahan apapun.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" ucap Dandi dan seketika pintu dibuka oleh seseorang dari luar.

"Maaf pak, saya mau memberikan laporan hasil pertemuan kemarin yangg bapak minta revisi, mohon diperiksa lagi pak,” ucap Siska sebagai sekertaris Dandi.

Dandi mengambil berkas laporan yang berada di atas mejanya, dibukanya berkas laporannya sekilas. Lalu, dihempaskannya berkas laporan itu di atas meja membuat Siska merasa terkejut bercampur takut.

"Sudah berapa lama kamu bekerja sama saya? Kenapa membuat laporan begini saja kamu tidak becus? Mau saya mutasi ke negara terpencil kamu, hah?" gertak Dandi yang menatap tajam ke arah Siska yang menunduk ketakutan.

"Ma-maaf pak, maafkan saya, saya akan revisi lagi laporan ini, saya permisi pak." Sahut Siska karena merasa takut saat meligat pertama kalinya diirnya dimarahi habis-habisan oleh atasannya.

“Dasar semua karyawan tidak becus bekerja, arghhh...” umpat Dandi sembari melemparkan barang-barang ke sembarang arah.

Di luar ruangan CEO Perusahaan Richard.

"Kamu kenapa pucat begitu, Sis?” tanya Jino yang melihat Siska berjalan keluar dari ruangan Dandi.

"Itu sepertinya suasana hati pak Dandi sangat buruk, meskipun setelah saya memeriksa berulang kali laporan ini tidak ada masalah apapun. Tapi, ketika beliau memeriksa dia mengatakan laporan saya salah dan saya tidak becus bekerja, bahkan terancam mutasi saya ke negara terpencil." jelas Siska panjang lebar di hadapan Jino.

"Hm… Ya sudah, kamu turuti saja mau beliau, saya akan berusaha mencari tahu apa penyebab ia kembali mengamuk." sahut Jino dan dibalas anggukan oleh Siska yang setelah itu pamit undur diri.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," ucap Dandi.

"Maaf pak, jika saya lancang pada bapak, saya hanya merasa khawatir sama kondisi bapak yang seperti ini. Apa sebenarnya yang terjadi pak?" tanya Jino hati-hati pada Dandi.

"Aku benar-benar frustasi Jino, Firda. dia menerima lamaran pria itu, dia akan menikah Jino, aku tidak rela sampai itu terjadi.” Dandi mengeluarkan isi hatinya pada sahabat dekatnya membuat Jino merasa terkejut.

"Apa yangg harus aku lakukan sekarang?" lanjut Dandi dengan tatapan tajam untuk meminta jawaban dari Jino yang duduk di hadapannya.

***

"Saranku, lebih baik kamu melupakannya Dan, aku tahu kamu begitu mencintai sosok Daisy yang terlihat dalam diri Firda. Tapi dia itu Firda, Dan. Dia punya kehidupan dan pilihannya sendiri, kamu tidak berhak atas memaksa memilikinya." jelas Jino membuat Dandi merasa tidak terima dengan kenyataan pahit itu.

"Tidak, dia tetap Firda milikku, hanya aku yangg boleh bersamanya, tidak dengan pria lain." sahut Dandi.

"Tapi dia akan menikah dengan pacarnya, Dan. Jika dia menerima lamaran pria itu yang berarti dia sangat mencintainya, kamu pun nantinya tidak akan bahagia jika memaksakan dia untuk mencintaimu karena yang dia cintai bukan kamu." balas Jino.

"Aku tidak peduli, setidaknya aku bisa memiliki raganya saja, setidaknya dia terus bersamaku dan tidak akan ada yang bisa menyentuh dia selain aku," ucap Dandi terdengar egois dan keras kepala karena ia tetap memiliki wanita yang mirip dengan wanita kesayangannya.

Jino hanya menghela nafas panjang saat mendengar perkataan sahabatnya yang akan menjadi kenyataan.

“Lalu, apa rencanamu untuk merebut dia dari tunangannya?" tanya Jino.

"Aku akan menculik dia dan mengurungnya seumur hidup bersamaku." jawab Dandi enteng tanpa merasa bersalah.

"Kamu jangan gegabah dulu Dan, perbuatan itu ilegal, aku tidak mau nanti kamu terlibat dengan hukum pidana." sanggah Jino mengenai ide gila Dandi yang benar-benar konyol hanya berniat memiliki satu wanita. Memangnya tidak adakah wanita lain di dunia ini sehingga merebut wanita orang lain.

"Atau aku buat dirinya hamil saja, dengan begitu mau tidak mau dia akan meminta pertanggung jawabanku dan akhirnya akan menikah denganku." lanjut Dandi santai.

"Wah, kamu memang sudah benar-benar gila, Dan," ucap Jino hanya geleng-geleng kepala saat mendengar rencana gila dari sahabatnya.

"Iya, dia berhasil membuat aku gila seperti ini." sahut Dandi enteng.

Berbeda di tempat lain, Firda berencana untuk menemui atasannya di ruangannya.

"Pak Angga, saya mau izin cuti sehari besok, apakah boleh? Untuk minggu depan saya tidak perlu dikasih libur," ucap Firda sopan di hadapan atasannya.

"Kalau boleh tahu apa alasannya untuk meminta cuti? Jika masuk akal akan saya setuju." sahut Angga menatap intens menuju ke arah Firda.

"Saya mau mempersiapkan pernikahan saya, pak. Saya akan menikah 2 minggu lagi,” ucap Firda jujur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!