Tepat pukul 9 malam, Dandi memutuskan untuk pergi dari ruang kerjanya. Ia berniat untuk mengunjungi salah satu restoran mewah untuk mengisi perutnya yang seharian belum menerima asupan makanan apapun.
Di dalam restoran mewah, Dandi memilih duduk di ruangan VVIP.
" Ada yang bisa saya bantu tuan ? Tuan mau pesan apa ?" ucap seorang pelayan wanita yang berjalan menghampiri Dandi yang sibuk memainkan ponselnya.
Dandi yang sedang membaca perkembangan saham perusahaan, ia menatap sekilas ke arah menu makanan.
"Saya mau pesan makanan spagetti saja dan minuman kopi coklat. " jawab Dandi tanpa melihat ke arah pelayan wanita itu.
"Baiklah tuan, mohon tunggu sebentar lagi,” ucap pelayan wanita itu sopan kemudian meninggalkan Dandi untuk menyiapkan pesanannya.
Dua menit kemudian, pesanan makanan Dandi sudah siap disajikan.
"Silahkan tuan, selamat menikmati. " pamit pelayan wanita yang sudah menyerahkan pesanan itu pada Dandi.
Namun, baru saja pelayan wanita itu melangkah pergi, Dandi sudah menarik tangan pelayan wanita itu hingga langsung memeluknya dengan erat.
"Akhirnya kamu kembali sayang, kamu sungguh-sungguh kembali padaku. Sedari awal aku sudah yakin kamu tidak akan pernah meninggalkan aku," ucap Dandi semakin mengeratkan pelukannya di tubuh pelayan wanita itu.
Sedangkan pelayan wanita itu masih mencoba mencerna apa yang sebenarnya yang terjadi, karena ia merasa tidak pernah mengenali pria tampan yang memeluknya.
"Maaf tuan siapa?" tanya pelayan wanita itu mencoba melepaskan pelukan dari tubuhnya.
"Daisy sayang, ini aku Dandi tunangan kamu." jawab Dandi sembari menggenggam tangan pelayan wanita itu.
“Maaf sebelumnya, sepertinya tuan salah orang, nama saya Firda tapi bukan Daisy," ucap pelayan wanita yang menjelaskan pada Dandi.
"Tidak, kamu pasti Daisy-ku, tunanganku dan sekarang ayo ikut aku pulang."
"Maaf tuan, sungguh tuan salah orang. Aku Firda tapi bukan Daisy, kalau tuan tidak percaya, saya bisa mengambilkan ktp saya." jawab Firda sembari mengambil ktp dalam dompetnya dan menunjukkan ktp pada Dandi yang memeriksa ktp miliknya.
"Benar, saya tidak bohong, nama saya Firda tapi bukan Daisy. Maaf tuan, saya permisi dulu masih banyak pekerjaan," ucap Firda pamit meninggalkan Dandi yang diam mematung.
“Tidak mungkin, aku yakin itu Firda, wajahnya sangat mirip, hanya saja yang sedikit berbeda dengan gaya rambutnya yang bergelombang tapi Daisy-ku berambut lurus. Tapi, terserah saja mau Firda atau Daisy namanya itu yang terpenting aku tidak akan pernah melepaskannya.” Dandi mengambil ponsel dari saku celananya dan ia menelpon seseorang.
"Hallo Jino, tolong selidiki identitas pelayan wanita yang bekerja di restoran bulan yang bernama Firda. Saya mau identitas yang selengkapnya!” titah Dandi pada tangan kanannya.
"Siapa Dan? Temanmu ? Atau kekasih barumu?" tanya Jino merasa penasaran.
"Sudah jangan banyak bertanya kamu, segera lakukan perintah saya. Saya tunggu setengah jam lagi harus ada datanya,” ucap Dandi dingin dan ia mematikan sambungan panggilan secara sepihak tanpa mendengar jawaban Jino.
"Pelayan, tolong bill saya," ucap Dandi.
" Iya, ini tuan."
"Terima kasih, kembaliannya buat kamu saja," ucap Dandi cepat, kemudian ia langsung pergi meninggalkan restoran itu.
“Tunggu aku sayang, nanti aku akan menjemputmu.” kata Dandi dalam hati diiringi dengan senyuman miringnya.
Seperti biasanya, pagi ini Dandi kembali menjalani kesibukannya di kantornya. Ia sibuk memeriksa hasil pengajukan berkas-berkas yang menumpuk. Konsentrasinya terganggu oleh seorang pelayan wanita di restoran itu.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk," ucap Dandi.
"Permisi tuan, saya sudah mengetahui identitas pelayan wanita itu, semua informasinya ada disini," ucap Jino dengan menyerahkan beberapa berkas pada Dandi.
"Bacakan!" titah Dandi.
"Pelayan wanita itu bernama Firda Argelia. Berusia 22 tahun dan ia mulai bekerja di restoran bulan sekitar 3 bulan yang lalu. Saat ini, ia tinggal di rumah kontrakan di jalan bunga dan saya tahu dia tinggal sendiri disana. Dia juga memiliki seorang kekasih seorang dokter spesialis bedah yg bernama Rico yang bekerja di rumah sakit Anggres.” jelas Jino panjang lebar pada Dandi.
“Bagaimana dengan masa lalunya?" tanya Dandi.
"Untuk masa lalunya, mengapa sangat sulit untuk saya lacak, sepertinya dia bukan wanita biasa.” jawab Jino.
***
"Baiklah, terima kasih. Kamu boleh kembali bekerja."
"Baik tuan, saya permisi." Jino pamit undur diri dari hadapan Dandi.
Sementara Dandi sedang memikirkan sesuatu.
“Sungguh menarik, semoga cara ini berhasil dan memang benar kamu sayang.” gumam Dandi pelan.
Hari ini, Dandi sengaja pulang cepat, ia ingin segera menemui wanita cantik yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.
Di dalam restoran mewah.
"Silahkan tuan, mau pesan apa?" ucap pelayan wanita yang berjalan menghampiri Dandi di mejanya.
“Dimana teman kamu yang bernama Firda? Saya mau dilayani olehnya." jawab Dandi dingin.
"Oh, baiklah sebentar saya panggilkan."
Beberapa menit kemudian, wanita yang diinginkan Dandi sudah datang di hadapannya membuat Dandi tersenyum bahagia.
"Ada yangg bisa saya bantu tuan?" tanya Firda ramah.
"Saya mau pesen makanan ini dengan ukuran 2 porsi dan saya mau kamu juga nanti mengantarkannya kemari." jawab Dandi masih tersenyum memandangi Firda.
"Baiklah tuan, mohon tunggu sebentar lagi."
Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya Firda datang mengantarkan pesanannya.
"Silahkan tuan pesanannya, selamat menikmati, " ucap Firda ramah sambil melangkah pergi untuk melanjutkan pekerjaan lainnya.
"Tunggu! Kamu tetap disini dan temani saya makan!" cegah Dandi yang melihat Firda akan pergi dari hadapannya.
"Maaf tuan, pekerjaan saya masih banyak, tidak enak juga jika dilihat dari karyawan lain. Mereka sibuk bekerja sedangkan saya malah duduk santai disini." tolak Firda secara halus.
"Restoran ini milik sahabat saya, jadi saya bisa memastikan tidak ada yang berani menegurmu." sahut Dandi terdengar serius.
"Tapi maaf tuan saya benar-benar masih banyak pekerjaan." tolak Firda lagi.
"Apa kamu lebih memilih saya meminta sahabat saya memecatmu atau kamu temani saya makan sekarang?" perkataan Dani kali ini terdengar tidak main-main dan tidak ada kesempatan untuk menerima penolakan apapun.
"Jangan tuan, baiklah saya temani makan." jawab Firda pasrah, ia merasa takut akan kehilangan pekerjaan ini nanti jika menolak permintaan laki-laki di hadapannya.
"Dan makanlah makanan ini dan saya tidak menerima penolakan apapun!” Firda hanya mengangguk cepat karena ia merasa takut menerima ancaman yang serius.
Firda memulai acara makan malam yang tak terduga ini.
“Dasar laki-laki aneh, kemarin memelukku, sekarang memaksaku untuk ditemenin makan.” umpat Firda dalam hati. Ia terus memakan makanan yang diberikan oleh Dandi.
Dandi yang melihat wanita kesayangannya mengikuti permintaannya membuat hatinya merasa senang karena bisa makan bersama seperti dulu.
"Baiklah tuan, saya sudah selesai. Terima kasih banyak atas makanannya, saya izin melanjutkan pekerjaan saya." pamit Firda sopan.
"Kamu pulang jam berapa?" tanya Dandi tanpa menghiraukan perkataan Firda itu.
“Mengapa tuan menanyakan hal itu?" tanya Firda merasa heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yuki Onna
Kejam banget ya kamu dandi🤣🤣🤣
2022-11-17
0