"Menikah?" tanya Angga memastikan.
"Iya pak, jadi bagaimana saya bisa dikasih cuti pak?" tanya Firda meminta kepastian.
"Baiklah saya izinkan, semoga lancar sampai waktunya tiba ya." jawab Angga.
"Iya pak, terima kasih, saya izin dulu untuk melanjutkan pekerjaan." pamit Firda dan dibalas anggukan cepat oleh Angga.
Angga sedikit terkejut saat mendengar perkataan karyawannya akan menikah karena yang ia tahu sahabatnya Dandi telah jatuh hati pada waniya itu. Ia merasa bingung dengan siapa wanita itu akan menikah? Mungkinkah menikah dengan Dandi? Angga yang merasa penasaran tingkat tinggi dengan segera menghubungi Dandi untuk menanyakan pernikahan wanita itu.
Angga mengambil ponsel dari saku celanannya dan dicarinya nomor sahabatnya untuk melakukan sambungan panggilan.
"Hallo Dandi!" sapa Angga dari balik teleponnya.
"Ada apa?" sahut Dandi dingin.
“Aku mau bertanya sama kamu, apa benar kamu mau menikah 2 minggu lagi?” tanya Angga to the point.
"Menikah? Kata siapa?" tanya Dandi dengan membulatkan kedua matanya merasa kaget.
"Tadi Firda meminta izin cuti besok, katanya mau menyiapkan acara nikahnya yang akan diadakan 2 minggu lagi." jawab Angga jujur.
"Apa? Firda mau menikah 2 minggu lagi?” Dandi benar-benar murka mendengar informasi dari temannya. Untunglah temannya memberitahunya kalau tidak wanitanya menjadi milik orang lain.
“Baiklah, terima kasih atas informasinya, aku tutup dulu,” ucap Dandi dengan menutup sambungan panggilan telepon secara sepihak.
"Hallo.. Dan... Hallo..." Angga menatap layar ponselnya yang ternyata sambungan telepon dimatikan secara sepihak.
“Dasar gak punya sopan santun, main tutup secara sepihak.” umpat Angga merasa kesal.
Setelah mendapatkan cuti dari atasannya, hari ini Firda berencana untuk melakukan fitting baju pengantin dan melakukan beberapa persiapan lain untuk pernikahannya 2 minggu lagi. Ia tidak menyangka akan menikah dengan Rico secepat ini, ia hanya merasa pasrah, mungkin Rico memang jodoh yang dikirimkan Tuhan untuknya.
"Sayang, nanti aku jemput jam 9 pagi ya, kamu bersiap-siaplah dulu," ucap Rico melalui sambungan masuk dari ponselnya.
"Iya kak, lagian ini masih jam 6 pagi, masih lama juga." sahut Firda.
"Hehehe... Maaf sayang, rasanya sudah nggak sabar pengen cepat ketemu kamu." balas Rico gombal.
"Kakak memang begitu, gombal mulu nih," ucap Firda berpura-pura kesal.
"Ya tidak apa-apa, aku gombalnya sama tunangan sendiri.” sahut Rico tak mau kalah.
"Ya sudah, aku mau masak dulu kak, aku mau beresin rumah dulu terus bersiap-siap juga."
“Baiklah, sampai ketemu nanti sayang, love you."
Sedangkan Dandi yang telah memantapkan niatnya untuk merebut wanita kesayangannya, ia akan melancarkan aksi gilanya.
“Aku akan merebutmu dari dia sayang, setelah itu kamu akan menjadi milikku. Aku janji akan membuat kamu bahagia,” ucap Dandi pada foto Daisy yang di cetak ukuran besar dan di taruh di dalam kamar rumahnya.
Hari ini Dandi berencana akan menculik Firda dan membawa wanita itu sejauh-jauhnya dari Rico. Terserah orang akan mengaggap dirinya gila, terobsesi atau apalah, hal terpenting baginya adalah bisa memiliki Firda.
Tok! Tok! Tok!
"Iya, sebentar aku sudah bersiap-siap pergi kok,” ucap Firda dan membuka pintu rumah kontrakkannya.
Ceklek!
"Kamu?" Firda sangat kaget melihat siapa yang datang di pagi hari ini.
"Kamu ikut saya sekarang," ucap Dandi sambil menarik tangan Firda secara paksa.
"Hei... Apa maksud kamu? Saya tidak kenal dengan kamu, jangan mengira saya takut hanya karena kamu sahabat bos saya. Biarpun saya dipecat nanti saya tidak peduli, yang jelas saya tidak sudi di paksa-paksa sama kamu." umpat Firda merasa kesal dan ia mencoba memberontak dari tarikan tangan Dandi.
Dandi yang marah dengan penolakan Firda, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil alih rencana lain yang sudah ia bumbui dengan obat bius dan segera membekap hidung Firda agar tidak memberontak. Seketika Firda jatuh pingsan dalam pelukan Dandi.
“Maafkan aku sayang, aku terpaksa melakukan semua ini dan aku tidak ada sedikit pun niat buat nyakitin kamu, aku hanya ingin kamu berada disisiku, mencintaiku seperti dulu.” gumam Dandi sambil menggendong tubuh mungil Firda ke dalam mobilnya. Dengan segera ia melajukan mobilnya menjauh dari tempat itu menuju suatu tempat.
Dua jam perjalanan, akhirnya sampai di tempat tujuan. Dandi membawa wanita kesayangannya itu menuju ke villanya yang terletak di pegunungan yang pastinya jauh dari pusat kota. Sekilas, ia menoleh ke arah Firda yang masih terlelap, ia memutuskan untuk membawanya berjalan masuk ke dalam ruang kamar untuk menidurkannya di kamar utama lantai dua di villa mewahnya.
Setelah meletakkan Firda di atas kasur berukuran king size, Dandi duduk di pinggir kasur untuk memantau kondisi wanitanya yang terlihat tertidur pulas. Sudah satu jam ia duduk menatap wajah cantik wanita kesayangannya tapi tidak ada rasa bosan dari Dandi.
"Hoamm..." Firda meregangkan kedua tangannya dan membuka kedua bola matanya secara perlahan.
"Akhirnya kamu bangun juga," ucap suara berat Dandi.
***
"Kamu? Saya dimana? Mengapa kamu membawa saya di tempat ini?" tanya Firda sambil menarik selimutnya sampai ke leher dan menatap ke arah ke sekelilingnya yang terasa asing baginya.
"Kamu ada di villa saya, tenang saja saya tidak berniat untuk menyakitimu." jawab Dandi tersenyum tulus.
"Lalu, apa tujuanmu membawa saya kesini?" tanya Firda lagi. Ia merasa takut pada pria tampan yang tersenyum itu sikapnya yang aneh dan agresif membuatnya untuk berhati-hati.
"Saya hanya tidak ingin kamu menikah dengan pria itu." mendengar perkataan pria itu sontak saja membuat Firda merasa terkejut. Bagaimana bisa pria ini dapat mengetahui tentang pernikahannya? Mengapa pula pria ini tidak ingin dirinya menikah dengan pacarnya? Memangnya dia siapa?
"Oh begitukah, lalu, apa hakmu melarangku menikah dengannya? Kamu itu bukan orang tuaku, saudaraku, bukan pula kekasihku ? Kita tidak ada hubungan yang spesial dan kamu tidak berhak melakukan hal-hal aneh padaku lagi.” umpat Firda merasa kesal dan untuk saat ini ia benar-benar sangat marah.
"Kamu hanya boleh menikah denganku, mau atau tidak mau akan tetap menikah denganku," ucap Dandi tidak menerima bantahan apapun.
"Tidak, kamu tidak bisa memaksaku." tolak Firda dengan pendiriannya.
Sungguh wanita yang duduk di hadapannya ini keras kepala membuat Dandi benar-benar merasa marah mendapat penolakan terus-menerus seperti ini dari wanita kesayangannya.
Dengan emosi yang memuncak saat itu juga Dandi mendekati wanita itu dan menciumnya.
Cup!
"Emm... Mmm... Lepasin!" racau Firda di sela ciuman panas itu.
Dengan berbagai penolakan kerasnya, akhirnya ia mencoba melepaskan diri dari ciuman itu hingga membuat Firda merasa kehabisan nafas akibat perbuatan Dandi.
"Kamu gila ya? Apa yang kamu lakukan, hah?” ucap Firda sedikit membentak dengan menghapus bibirnya dari ciuman Dandi.
"Ingat baik-baik, kamu itu milikku, sampai kapanpun akan tetap sama menjadi milikku. Jika ada yang berani mendekatimu, maka dia akan hilang segalanya." ancam Dandi terdengar tidak main-main, kemudian melangkah pergi dari ruang kamar yang ditempati Firda lalu menguncinya dari luar ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments