"Saya mau jemput kamu." jawab Dandi tenang.
"Tidak usah tuan, sungguh, saya tidak ingin merepotkan tuan, rumah saya dekat sini kok."
"Ya sudah, lebih baik saya tanya bos kamu saja,” ucap Dandi kemudian melangkah pergi menuju pintu ruangan khusus di restoran.
“Dasar laki-laki aneh, gila, tukang maksa. Ah… Apa dosaku Tuhan sehingga aku bertemu dengan laki-laki gila itu.” gerutu Firda sembari melanjutkan pekerjaannya.
Tepat pukul 11 malam, Firda melangkah keluar dari restoran. Ia berencana memesan ojek online untuk mengantarkannya pulang. Namun sebelum sempat ia memesan, ada suara laki-laki dari arah belakang yang membuatnya merasa kaget.
"Ayo saya antar pulang, kamu mau pulang kan?" tanya Dandi ramah.
"Aduh... Saya sudah bilang tuan tidak perlu repot-repot mengantar saya pulang. Saya bisa pulang sendiri, lagian kita juga tidak saling mengenal satu sama lain." jawab Firda menolak tawaran Dandi.
“Saya kenal kamu Firda Argelia, usia kamu 22 tahun dan tinggal sendirian di kontrakan berada di jalan bunga. Kamu mulai bekerja disini sekitar 3 bulan yang lalu, benar kan?" tanya Dandi memastikan.
"Kok tuan bisa tahu? Jangan bilang tuan termasuk para penguntit?"
"Saya sudah bilang bos kamu itu sahabat saya."
"Oh maaf saya lupa."
"Sekarang, ayo ikut saya, saya antar kamu pulang." ajak Dandi lagi.
"Maaf tuan tidak usah, saya pulang sendiri saja." Firda menolak lagi membuat Dandi mulai murka.
"Saya antar pulang atau kamu kehilangan pekerjaan!" ancam Dandi.
"Huh… Dasar tukang maksa, baiklah." jawab Firda pasrah, sungguh ia tidak berdaya melawan pria tampan di hadapannya ini yang memiliki kekuasaan tinggi.
Dandi dengan cepat membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Firda masuk ke dalam. Setelah melihat wanitanya sudah masuk ke dalam, barulah, Dandi menutup pintu mobil dan masuk ke dalam mobil untuk melajukan mobilnya meninggalkan area restoran.
“Aku sangat merindukanmu, sayang.” gumam Dandi pelan sambil melirik wanita duduk di sampingnya.
Malam sudah berganti pagi dan seperti biasa orang-orang melakukan aktivitas untuk mengais rezeki.
"Hallo sayang, maaf kemarin aku tidak bisa bertemu denganmu. Aku sedang ada jadwal operasi, nanti aku antar berangkat kerja, selain aku ke rumah sakit," ucap seorang pria dari sambungan ponsel Firda.
“Iya kak, tidak apa-apa kok aku bisa pulang sendiri semalam. Jaraknya juga dekat dengan kontrakanku.” sahut Firda.
"Ya sudah, kamu siap-siap dulu, sebentar lagi aku jemput."
"Baiklah kak, aku tutup dulu telponnya."
Setengah jam kemudian sudah terlihat mobil Rico yang menunggu di depan kontrakan Firda.
"Pagi kak, udah lama menungguku?" sapa Firda.
"Nggak kok baru saja, kamu sudah sarapan?" tanya Rico dan Firda menggeleng cepat.
"Belum kak, nanti mau sarapan di restoran saja sebelum masuk."
"Baiklah ayo berangkat." dengan segera, mereka menaiki mobil menuju tempat restoran Firda bekerja.
Tanpa disadari dari jarak jauh terlihat mobil Dandi yang ingin bertemu dengan Firda tadi. Namun, hal itu di urungkan niatnya dan memilih melihat ada mobil yang lebih dulu datang membawa Firda.
Sungguh, Dandi benar-benar merasa kesal, marah dan cemburu melihat Firda pergi berdua dengan pria lain. Dengan perasaan campur aduk itu akhirnya Dandi memutuskan pergi menuju kantornya bekerja.
Di sebuah perusahaan Richard yang bangunan megah dan terkenal terkaya nomor dua di dunia. Dapat terlihat jelas seorang CEO tampan tampak murka atas kekesalannya melihat wanitanya bersama pria lain.
“Sialan, itu pasti pacarnya Firda. Huh, aku tidak akan membierkan dia mengambil Firda dariku. Lihat saja nanti, aku akan merebut milikku kembali padaku.”
Hari ini Dandi bekerja dengan tidak fokus, pikirannya terbagi dengan apa yang terjadi tadi pagi. Beberapa karyawannya terkena imbasnya, ia menjadi lebih pemarah dan sensitive.
Jino yang melihat hal itu ikut geram pada tuan mudanya, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya apa yang membuat emosi Dandi meningkat.
"Maaf tuan, saya terlihat lancang, dari tadi saya perhatikan tuan tidak seperti biasanya. Tuan kurang fokus dan lebih sensitif pada karyawan lain. Apa yang terjadi tuan?" tanya Jino sopan.
"Kamu tahu pelayan wanita yang tempo hari aku suruh cari identitasnya?"
"Iya saya tahu tuan, kenapa?"
"Kamu tahu mengapa saya memintamu mencari tahu pelayan wanita itu?"
"Setelah saya perhatikan baik-baik, wajah nona Firda sangat mirip dengan nona Daisy, tuan. Maaf kalau saya salah persepsi."
"Tidak, kamu memang benar dan itulah yang mengganggu pikiran saya akhir-akhir ini. Namun jika dia memang Daisy, kenapa dia bisa melupakan saya?"
"Tapi mana mungkin tuan, kita sudah memastikan bahwa yang dulu meninggal itu memang Nona Daisy.”
"Iya, saya merasa bingung, mengapa saya bisa bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan Daisy? Saya merasa nyaman saat dekat dengannya seperti saya sedang bersama Daisy dulu."
"Sudahlah tuan, lebih baik tuan ikhlaskan saja agar nona Daisy bisa tenang di alam sana. Dia pasti sangat sedih melihat kondisi tuan yang seperti ini."
"Baiklah, kamu boleh keluar dan lanjutkan pekerjaanmu.” usir Dandi tanpa menerima saran dari Jino.
“Mungkinkah aku telah jatuh cinta pada Firda? Atau itu karena dia sangat mirip dengan Daisy? Daisy sayang apa kamu akan bahagia jika aku bersama dengan wanita lain ? Bahkan dia sangat mirip denganmu.” lirih Dandi dengan raut wajah sedihnya.
Dandi belum bisa benar-benar melupakan sosok Daisy dalam hidupnya. Dengan sejuta kebahagiaan dari Daisy kepada seorang pria yang dingin seperti Dandi. Namun, pada akhirnya dia yang berhasil menghempaskan Dandi jauh ke dalam rasa keterpurukan.
Sementara di tempat lain, Firda yang sedang beristirahat di jam kerjanya menerima notifikasi panggilan masuk dari ponselnya. Ia melihat tampilan tulisan sayang dari layar ponselnya dan dengan cepat diangkatnya sambungan panggilan masuk itu.
"Hallo sayang, pulang jam berapa? Aku jemput ya?" tanya Rico melalui sambungan masuk dari ponsel Firda.
"Jam 5 kak, baiklah sampai bertemu nanti, aku tutup dulu ya telponnya masih banyak pekerjaan." sahut Firda.
"Iya , semangat sayang bekerjanya." Firda mematikan sambungan panggilan secara sepihak.
“Betapa beruntungnya aku bisa memilikimu, Fir. Aku sudah tidak sabar lagi untuk memilikimu seutuhnya.” lirih Rico pelan. Saat ini, ia berada di ruang kerjanya sebagai dokter, dengan hatinya yang sangat bahagia. Ia berencana akan melamar wanitanya dengan segera karena ia merasa takut suatu saat nanti akan kehilangan wanita yang sangat dicintainya. Ia tidak ingin kehilangan wanitanya lagi, cukup satu kali saja dan jangan terulang kembali rasa sakit yang teramat dalam saat mencintai seseorang tapi ia pergi untuk selama-lamanya dalam hidupnya. sungguh sakit tak berdarah itu yang dirasakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yuki Onna
Jangan2, mereka saudaraan🤔🤔
2023-02-11
1