Chapter 006 : Mencari Tahu Asal Mula Pedang di Dalam Meteorit

Bagian 1

—I-ini... benaran meteorit kan?

Kata-kata itu selalu muncul dalam benaknya.

—Apa mungkin, aku bermimpi?

Yamasaki dikelilingi oleh keraguan yang tercipta.

Matanya tidak dapat berbohong, pikiran liar selalu merasuki otaknya untuk berpikir apa yang telah dilihat hanyalah sebuah ilusi.

Bagian 2

“Hai, Yuuki, terima kasih karena sudah mentraktirku.”

“Kamu terlalu berlebihan, lagian juga kita ini pacaran bukan? Yah, kalau kamu tetap memikirkan tentang itu, traktir aku juga di lain hari.”

Di atas trotoar perkotaan.

Hayashi Yuuki tampak sedang berjalan bersama dengan seorang gadis di sampingnya. Gadis itu tidak lain ialah pacarnya yang bernama Kichida Hanashita.

Kenyataan kalau Kichida Hanashita memanggil Hayashi yang merupakan pacarnya dengan sebutan nama belakangnya, “Yuuki” dan sementara Hayashi Yuuki sendiri memanggil pacar perempuannya itu dengan sebutan “Kichida”, yang penyebutannya masih menggunakan nama keluarga.

Sejak awal mereka berpacaran.

Sebuah kontrak tidak tertulis dan menyangkut akan “ikatan batin” sudah mereka buat.

“Sepertinya itu bukan pilihan yang buruk. Namun, aku tidak menyangka kalau kamu akan membawaku ke kafe baru itu?”

“Kemarin, aku diberikan selembaran brosur mengenai kafe yang baru buka itu. Niat awal aku ingin masuk ke dalam, sih… tetapi, rasanya aneh kalau aku masuk hanya karena kafe itu baru buka.”

“Kamu aneh, ya.”

“Kalau dipikirkan kembali sepertinya perkataan kamu ada benarnya juga.”

Untuk suatu alasan, perbincangan mereka dihentikan sementara.

Pasalnya, jalan yang mereka lalui di depan mendadak dipenuhi oleh banyaknya masyarakat yang seperti tengah menyaksikan sesuatu yang menarik perhatiannya.

“Kira-kira ada apa ya?”

“Entahlah, sebuah parade mungkin?”

Pertanyaan itu seketika dijawab ragu oleh Kichida.

Menurut asumsinya, alasan banyaknya orang-orang berkumpul di sana ialah karena ingin melihat sebuah parade yang diselenggarakan di kota itu.

Yah, pernyataan Kichida sendiri masih dipenuhi ragu untuk dijadikan sebuah acuan. Namun, itu tidak menutup kemungkinan juga kalau pernyataannya mungkin saja benar. Mereka tidak akan tahu sebelum melihat kebenarannya.

Maka dari itu...

Saat hendak ingin melihat titik fokus yang dituju oleh para masyarakat yang sedang berkumpul. Pandangan Hayashi terhalang oleh banyaknya orang-orang, lalu dia pun mencoba menoleh searah dengan jalan raya di sampingnya. Sayangnya, hal itu tetap mustahil.

Kini banyaknya mobil termasuk satu buah kendaraan bus menghalangi pandangan mereka.

Kemacetan sudah terjadi sedari tadi, mereka hanya baru menyadarinya saja.

Bahkan kalau dibilang banyaknya kendaraan di sana menunggu untuk sebuah lampu lalu lintas. Lantas bagaimana dengan masyarakat yang berkumpul? Apakah di saat yang bersamaan mereka memilih untuk berkumpul juga menunggu sebuah lampu lalu lintas?

Tentu, hal semacam itu tidak mungkin terjadi tanpa adanya sebab.

Lalu kemudian, Hayashi Yuuki pun mencoba bertanya kepada salah seorang pria yang memakai jas ala kantoran di depan:

“Permisi, maaf! Saya ingin bertanya, di depan memangnya sedang ada apa, ya?”

“Sudah jelas itu sebuah parade, kan?”

Kichida tiba-tiba memotongnya dengan sebuah pertanyaan yang sama seperti yang selama ini diyakini.

“Entahlah, yang jelas itu bukan sebuah parade.”

“Ha—?”

Sontak saja, Kichida melontarkan rasa kekecewaan terhadap jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan asumsinya.

“Jadi, kalau bukan parade, lalu apa?”

“Terserah kalian mau percaya atau tidak, tetapi, katanya sih ada sesosok alien dengan sebuah meteorit yang menjadi kendaraannya jatuh tepat di tengah jalan raya. Aneh, bukan?”

““!!?””

Seketika mereka berdua dibuat terkejut sekaligus heran dengan jawaban yang diberikan.

“Apa maksud Anda dengan Alien?”

Hayashi Yuuki dalam keheranannya kembali melontarkan sebuah pertanyaan.

“Saya tidak tahu pasti, alien yang dimaksud. Saya hanya mendengar dari orang-orang yang bilang kalau di depan ada alien yang menghalangi jalan.”

Setelah jawaban yang diberikan cukup membuat dirinya penasaran. Hayashi dengan tanpa peringatan segera menggenggam erat tangan pacar perempuanya, dirinya dengan bergegas berlari, dan mengajak Kichida untuk melihat 'alien' itu secara bersama dengan menarik tangannya.

“Ayo kita lihat, Kichida!”

“Tu-tunggu, Yuuki! Kamu terlalu bersemangat! Ini sakit, tahu!”

Hayashi tidak memedulikan tangan pacar perempuannya yang kesakitan oleh genggamannya yang terlalu erat itu.

Dia hanya peduli kalau setidaknya mereka berdua bisa melihat alien itu bersama.

Lalu,

Setelah menyalip puluhan orang yang berkumpul hingga menutupi akses trotoar. Mereka berdua akhirnya dapat melihat sama seperti apa yang orang-orang saksikan. Kembali, mereka berdua dibuat terkejut, ternyata apa yang pria itu katakan sedikit ada benarnya.

Hanya saja, gambaran alien di kepala Hayashi Yuuki sebelumnya benar-benar berbeda dengan apa yang saat ini dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

“Lah, bukankah dia hanya manusia biasa?”

Yang dilihat oleh mereka, seseorang yang tampak seperti manusia biasa dengan gender yang dimiliki ialah seorang laki-laki yang memakai pakaian normalnya manusia.

Hanya saja, dengan sebuah meteorit berwarna putih sedikit ke silver-an di belakang ‘alien’ itu cukup menarik perhatian mereka. Jalanan tepat di bawah meteorit itu pun telah hancur membentuk kawah berukuran sedang.

Kichida pun lantas memberikan pendapat setelah melihat ‘alien’ itu dengan mata kepalanya sendiri.

“Jangan menilai seseorang dari penampilannya saja, Kichida! Sebuah bukti sudah ada di lokasi kejadian, sebuah meteorit yang cukup besar! Jelas, kalau dia adalah alien yang menyamar menjadi manusia! Aku yakin itu!”

“Yah, terserah kamu saja. Akan tetapi, kalau misal meteoritnya saja sebesar itu, bukankah seharusnya sebagian wilayah ini sudah hancur terkena dampaknya?”

Pernyataan Kichida terlontar dari mulutnya, membuat Hayashi terdiam menoleh melihat ke arah Kichida. Tidak cukup sampai di situ, bahkan orang-orang di sekitar mereka yang dengan tidak sengaja mendengar pernyataan Kichida barusan pun ikut terdiam memandangi dirinya.

“Ke-kenapa semua orang memandangi diriku? Apa aku sudah mengatakan sesuatu yang salah?”

Kichida merasa seperti seseorang yang bersalah.

Di sisi lain, perkataannya sebelumnya memang ada benarnya juga. Dan karena hal itulah yang membuat Hayashi Yuuki dan orang-orang di sekitar mereka seakan terlambat menyadari detail tersebut.

“Hai, Kichida! Coba tampar aku!”

*Plakk.*

Tidak ada satu detik bagi Kichida untuk menampar salah satu pipi dari pacar laki-lakinya itu.

Suara tamparannya juga terdengar begitu keras.

Hayashi yang belum sempat mempersiapkan dirinya untuk ditampar oleh Kichida, hanya bisa menahan rasa sakit dari tamparan yang begitu keras itu.

“Aw, sakit! Kenapa kamu cepat sekali dalam hal ini!”

Sambil memengangi pipi kirinya, Hayashi Yuuki masih berusaha meredam rasa perih yang dirasakan.

“Habisnya, kamu sendiri yang meminta hal aneh seperti itu kepadaku.”

“Bukan itu maksudku… tetapi, ternyata memang bukan mimpi. Dan memang aneh juga, kalau bangunan di sekitar tidak terkena dampak meteorit jatuh itu.”

Setelah berpaling dari Kichida, Hayashi Yuuki lanjut berkata sambil menganalisis laki-laki yang diduga banyak orang ialah seorang alien.

“…!!”

Tatapan Hayashi dan laki-laki diduga alien itu seketika bertemu.

Perlahan, laki-laki yang diduga alien itu mulai berjalan mengarah ke tempat Hayashi berdiri.

Dalam langkahnya yang pelan tersebut, laki-laki itu sempat merentangkan tangan kanannya ke samping. Sebuah partikel-partikel yang tidak diketahui terbang melayang mengelilingi tangan kanannya.

Sepintas, Hayashi melihat adanya perubahan dari bentuk meteorit yang telah berada jauh di belakang sang ‘laki laki’ itu yang masih melanjutkan langkahnya.

Belum adanya tanda kecurigaan untuk saat ini. Justru Hayashi merasa takjub saat berdiri dalam diamnya sambil masih memperhatikan meteorit itu yang seperti terkikis untuk menghilang secara perlahan.

Seakan menyaksikan pertunjukan sulap dengan sebuah trik yang hanya diketahui oleh pesulapnya saja. Kalau hal ini dikaitkan dengan ‘keberuntungan’, maka Hayashi termasuk orang yang beruntung karena dia merupakan salah satu dari banyaknya orang yang menyaksikan pertunjukan trik sulap yang memanjakan mata itu.

Jalanan yang sebelumnya hancur menjadi sebuah kawah pun perlahan seakan diperbaiki dengan menambalnya menggunakan partikel-partikel misterius yang sekilas berasal dari meteorit itu sendiri.

Sementara partikel-partikel yang sebelumnya mengelilingi tangan kanan daripada laki-laki itu. Seketika saja objek tersebut mulai bergabung, secara instan membentuk sebuah pedang yang langsung berada digenggamnya di saat itu juga.

“…!!!”

Hayashi merasa tersadarkan oleh sesuatu hal.

Seakan ruang waktu di sekitarnya telah berubah lalu menampar dirinya, dan karena hal itu juga pikirannya kembali tersadar. Kini apa yang dirasakannya seketika berubah menjadi sebuah ancaman yang kuat untuk beberapa menit ke depan jika dirinya tidak segera pergi dari tempat itu. Hal ini mengacu insting alaminya.

“Gawat. Kichida, ayo kita pergi dari tempat ini!”

“Ke-kenapa?”

Hayashi kembali menarik tangan Kichida, mereka pun segera pergi menjauh dari laki-laki yang membawa pedang itu sejauh mungkin.

Mereka berdua masih berlari secepat yang mereka bisa, sampai pada akhirnya mereka keluar dari keramaian di sana.

“Tunggu, Yuuki! Kenapa kita harus berlari?”

“Sudah jelas, bukan? Nyawa kita dalam terancam oleh keberadaan alien itu, tahu?”

“Ha? Apa yang kamu katakan? Alien?”

“Iya, maka dari itu kita harus pergi sejauh mungkin darinya.”

“Tu-tunggu, aku masih belum paham apa yang kamu bicarakan? Aku mohon, lepaskan tanganku!”

Perkataan Kichida dengan nada dan tempo yang pelan, seketika itu membuat Hayashi Yuuki menjadi luluh, dia menghentikan larinya dan mengabulkan permintaan Kichida dengan melepaskan genggaman tangannya.

Sejujurnya, Hayashi sendiri merasa bingung dengan Kichida yang tiba-tiba saja menyepelekan laki-laki berpedang itu, “bukankah kamu juga melihat laki-laki berpedang itu juga?”, dalam batinnya ingin mengatakan demikian kepada Kichida.

Akan tetapi, pertanyaan itu dia tahan mengingat perasaan Kichida saat ini sedang tidak baik karenanya.

“Apa yang salah denganmu, Hayashi-san?”

“…”

Pacarnya memanggil dirinya dengan akhiran “-san”—tidak, bukan itu saja. Kichida Hanashita memanggil pacar laki-lakinya dengan menggunakan nama keluarganya.

Kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Mendengar respons bernada “negatif” itu sudah pasti membuat Hayashi Yuuki sedih. Raut wajahnya yang tampak merenung seakan mengatakan kalau semua ini adalah salahnya. Dia merasa sudah sangat mengecewakan pacar perempuannya, sepatah kata pun, dia tidak berani mengeluarkannya meski hanya sebatas untuk mengklarifikasi.

Hayashi mulai melihat dirinya sendiri, semua kebingungannya terhadap Kichida sebelumnya… sudah dia tarik kembali dan berbalik, kebingungan itu dia pertanyakan kembali kepada dirinya sendiri.

“Aku akan pulang sendiri, saja! Tolong, jangan ikuti aku!”

Perkataannya menggambarkan kekecewaan mendalam, Hayashi sadar akan hal itu.

Dia telah melakukan sesuatu yang buruk yang akan berdampak rasa saling percaya satu sama lain.

Hayashi Yuuki tidak ingin itu terjadi, maka dari itu, di keesokan harinya dia berniat untuk meminta maaf kepada Kichida.

Episodes
1 Prolog
2 [Prolog] + Chapter 001 : Misi Ruang Angkasa
3 Chapter 001. 2
4 Chapter 001. 3
5 Chapter 002 : Misi Ruang Angkasa. Bagian 2
6 Chapter 002. 2
7 Chapter 003 : Keseharianku Yang Biasanya
8 Chapter 003. 2
9 Chapter 004 _ Gadis Yang Ceroboh
10 Chapter 004. 2
11 Chapter 004 : Gadis Yang Ceroboh?
12 Chapter 004. 2
13 Chapter 005 : Pertama Kali Aku Melihatnya
14 Chapter 005. 2
15 Chapter 006 : Mencari Tahu Asal Mula Pedang di Dalam Meteorit
16 Chapter 006. 2
17 Chapter 006. 3
18 Chapter 007 : Aku Menunjukan Pedang Itu Kepada Ayah
19 Chapter 007. 2
20 Chapter 008 : Kehadirannya Yang Berlandaskan Sebuah Konflik, Katanya?
21 Chapter 009 : Ambisi Manusia dan Pertentangan
22 Chapter 009. 2
23 Chapter 010 : Destinasi, Planet Bumi
24 Chapter 011 : Siswa Populer
25 Chapter 011. 2
26 Chapter 012 : "Jadi kamu masih menganggap aku adalah makhluk yang berbahaya, ya?"
27 Chapter 013 : "Aku rasa alien bisa melakukan segalanya."
28 Chapter 014 : Rencana Berlatih Pedang dan Sebuah Kekuatan
29 Chapter 014. 2
30 Chapter 015 : Masa Lalu Murakami Tesuba
31 Chapter 016 : Masa Lalu Murakami Tesuba. Bagian 2
32 Chapter 016. 2
33 Chapter 017 : Mengunjungi Tempat Kerja Ayah
34 Chapter 017. 2
35 Chapter 018 : Kantin Perusahaan
36 Chapter 018. 2
37 Chapter 019 : Anggota Keluarganya Bertambah, Sementara?
38 Chapter 019. 2
39 Epilog
40 !Pengumuman!
41 [END] Volume 001 : Meteorit Jatuh dan Humanoid Nanoteknologi | Kata Penutup
42 [Prolog] + Chapter 001 : "Percayalah dengan rekanmu!"
43 Chapter 001.2
44 Chapter 002 : Kejadian di Saat Hujan
45 Chapter 002.2
46 Chapter 002.3
47 Chapter 003 : Mengerjakan Tugas Sekolah Bersama Kagura
48 Chapter 003.2
49 Chapter 004 : Libur Musim Panas dan Tokyo
50 Chapter 004.2
51 Chapter 004.3
52 Chapter 005 : Berhadapan Dengan Tindak Kejahatan
53 Chapter 005.2
54 Chapter 006 : Kelompok Penculikan dan Perdagangan Anak Kecil
55 Chapter 006.2
56 Chapter 007 : Berkedok Sebuah Penculikan
57 Chapter 008 : Sang Malaikat Kecil
58 Chapter 008.2
59 Chapter 009 : Kamera Pengawas Tersembunyi
60 Chapter 009.2
61 Chapter 010 : Keluarga
62 Chapter 011 : Memenuhi Undangan Isao
63 Chapter 011.2
64 Chapter 012 : Pembuktian
65 Chapter 012.2
66 Chapter 013 : Pembuktian. Bagian 2
67 Chapter 014 : Wawancara
68 Chapter 014.2
69 Chapter 015 : Berbagai Pertanyaan Dilontarkan
70 Chapter 015.2
71 Chapter 016 : Latihan Tersembunyi Yang Diketahui
72 Chapter 016.2
73 Chapter 016.3
74 Chapter 017 : Perlawanan Yang Tidak Seimbang
75 Chapter 017.2
76 Chapter 018 : Humanoid Nanoteknologi Yang Tidak Dikenal
77 Chapter 019 : “Prioritaskan tawaran yang aku perintahkan!”
78 Chapter 019.2
79 Epilog
80 Epilog.02
81 [Vol. 003. Ch. 00] Prolog
82 [Vol. 003 Ch. 001] Keadilan Sesungguhnya Dalam Kehiudpan
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog
2
[Prolog] + Chapter 001 : Misi Ruang Angkasa
3
Chapter 001. 2
4
Chapter 001. 3
5
Chapter 002 : Misi Ruang Angkasa. Bagian 2
6
Chapter 002. 2
7
Chapter 003 : Keseharianku Yang Biasanya
8
Chapter 003. 2
9
Chapter 004 _ Gadis Yang Ceroboh
10
Chapter 004. 2
11
Chapter 004 : Gadis Yang Ceroboh?
12
Chapter 004. 2
13
Chapter 005 : Pertama Kali Aku Melihatnya
14
Chapter 005. 2
15
Chapter 006 : Mencari Tahu Asal Mula Pedang di Dalam Meteorit
16
Chapter 006. 2
17
Chapter 006. 3
18
Chapter 007 : Aku Menunjukan Pedang Itu Kepada Ayah
19
Chapter 007. 2
20
Chapter 008 : Kehadirannya Yang Berlandaskan Sebuah Konflik, Katanya?
21
Chapter 009 : Ambisi Manusia dan Pertentangan
22
Chapter 009. 2
23
Chapter 010 : Destinasi, Planet Bumi
24
Chapter 011 : Siswa Populer
25
Chapter 011. 2
26
Chapter 012 : "Jadi kamu masih menganggap aku adalah makhluk yang berbahaya, ya?"
27
Chapter 013 : "Aku rasa alien bisa melakukan segalanya."
28
Chapter 014 : Rencana Berlatih Pedang dan Sebuah Kekuatan
29
Chapter 014. 2
30
Chapter 015 : Masa Lalu Murakami Tesuba
31
Chapter 016 : Masa Lalu Murakami Tesuba. Bagian 2
32
Chapter 016. 2
33
Chapter 017 : Mengunjungi Tempat Kerja Ayah
34
Chapter 017. 2
35
Chapter 018 : Kantin Perusahaan
36
Chapter 018. 2
37
Chapter 019 : Anggota Keluarganya Bertambah, Sementara?
38
Chapter 019. 2
39
Epilog
40
!Pengumuman!
41
[END] Volume 001 : Meteorit Jatuh dan Humanoid Nanoteknologi | Kata Penutup
42
[Prolog] + Chapter 001 : "Percayalah dengan rekanmu!"
43
Chapter 001.2
44
Chapter 002 : Kejadian di Saat Hujan
45
Chapter 002.2
46
Chapter 002.3
47
Chapter 003 : Mengerjakan Tugas Sekolah Bersama Kagura
48
Chapter 003.2
49
Chapter 004 : Libur Musim Panas dan Tokyo
50
Chapter 004.2
51
Chapter 004.3
52
Chapter 005 : Berhadapan Dengan Tindak Kejahatan
53
Chapter 005.2
54
Chapter 006 : Kelompok Penculikan dan Perdagangan Anak Kecil
55
Chapter 006.2
56
Chapter 007 : Berkedok Sebuah Penculikan
57
Chapter 008 : Sang Malaikat Kecil
58
Chapter 008.2
59
Chapter 009 : Kamera Pengawas Tersembunyi
60
Chapter 009.2
61
Chapter 010 : Keluarga
62
Chapter 011 : Memenuhi Undangan Isao
63
Chapter 011.2
64
Chapter 012 : Pembuktian
65
Chapter 012.2
66
Chapter 013 : Pembuktian. Bagian 2
67
Chapter 014 : Wawancara
68
Chapter 014.2
69
Chapter 015 : Berbagai Pertanyaan Dilontarkan
70
Chapter 015.2
71
Chapter 016 : Latihan Tersembunyi Yang Diketahui
72
Chapter 016.2
73
Chapter 016.3
74
Chapter 017 : Perlawanan Yang Tidak Seimbang
75
Chapter 017.2
76
Chapter 018 : Humanoid Nanoteknologi Yang Tidak Dikenal
77
Chapter 019 : “Prioritaskan tawaran yang aku perintahkan!”
78
Chapter 019.2
79
Epilog
80
Epilog.02
81
[Vol. 003. Ch. 00] Prolog
82
[Vol. 003 Ch. 001] Keadilan Sesungguhnya Dalam Kehiudpan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!