Chapter 002. 2

Di Kendali Misi, Bumi.

“Pusaran angin berjenis tornado telah terdeteksi. Berdiameter lima sampai sepuluh, diperkirakan akan semakin bertambah diameternya!”

Salah satu pegawai bagian satelit pemantau berseru dengan lantang.

“Sebuah tornado... tetapi, bagaimana bisa?”

Saat melihat ke arah layar komputer, matanya sama sekali tidak berkedip untuk beberapa detik ke depan. Pikirannya kini dipenuhi oleh rasa heran yang kuat setelah mengetahui fakta tersebut.

Saat ingin membuat pikirannya kembali tenang. Dalam benaknya sontak saja terlintas “ramalan buruk” dari sang lawan bicaranya si ‘nomor tidak diketahui’, di saat-saat terakhir, Kitatsuma memilih untuk menutup teleponnya.

“..!!”

Di saat itu juga dirinya tersentak terkejut.

Kitatsuma seakan terbangun dari mimpi buruk di dalam sleep paralysis yang berulang.

Bagian 3

(Semua yang kalian lakukan akan sia-sia, saja! Semuanya… kelima awak astronot yang kalian kirim ke dalam misi, tidak akan pernah bisa pulang kembali ke planet Bumi.)

“Aku tidak tahu dengan siapa aku berbicara. Yang aku tahu, aku sedang berbicara dengan seorang penilik yang dengan rasa tidak tanggung jawabnya meramalkan takdir seseorang. Jangan salah paham, aku tidak percaya dengan hal yang seperti itu. Biarpun kamu meramalkan nasib terburuk yang akan menimpaku.”

Setelah perkataannya yang terdengar tidak lebih dari sebuah pernyataan akan tantangannya.

Lawan bicaranya spontan hanya tertawa geli dengan nada yang rendah.

Tawa yang terdengar menggelitik itu juga tidak lebih dari sebuah jawaban atas tantangan “secara tidak langsung” oleh Kitatsuma Kamoto.

(...baiklah, kalau kamu mengatakan seperti itu, dengan senang hati akan aku layani. Ah, tidak! Aku bahkan telah menjawab perkataanmu sebelum kamu mengatakannya. Setelah pembicaraan ini, kalian akan mendapati kelima awak astronot itu mengalami kejadian yang tidak mereka duga sebelumnya, dan hal itu membuat mereka tidak dapat bisa pulang kembali ke planet Bumi. Kamu ingin tau kenapa..?)

“Tidak harus juga bagiku untuk mengetahuinya atau tidak, lagi pula—”

(—Itu semua karena kamu, Kitatsuma Kamoto! Semua orang akan membencimu, termasuk direkturmu sendiri.)

.

Pada akhirnya, realita membuatnya kembali tersadar.

—....ini bohong, bukan?

Meski fakta itu sudah diketahui. Ucapan yang dilontarkan seakan dibuat untuk membohongi dirinya sendiri

“Kitatsuma-san, kami menunggu perintah dari Anda!”

“Benar pak! Perintah Anda, sangatlah berarti bagi kami!”

Kato berseru penuh harap, secara langsung mematahkan lamunan Kitatsuma yang membuatnya kembali tersadar, lalu salah satu pegawai lainnya pun berseru setuju.

Seakan belajar dari kesalahannya, Kitatsuma memilih untuk melupakan perkataan dari pembicara misterius itu dan memfokuskan dirinya untuk kembali bekerja. Walaupun Kitatsuma Kamoto mengetahui bahwa perkataan itu tidak akan benar-benar hilang dari ingatannya.

“Komunikasi, bagaimana statusnya?”

(Berada di luar jangkauan, kami akan berusaha menghubungkannya secepatnya.)

Lewat gelombang radio komunikasi, Kitatsuma bertanya kepada salah satu pegawai bagian satelit komunikasi.

“Apa mungkin, satelit Jarak dan Waktu yang menjadi penyebab komunikasi berada di luar jangkauan?”

(Tidak, sepertinya satelit Jarak dan Waktu bukanlah penyebabnya.)

Pegawai lain yang merupakan bagian dari kendali stasiun ruang angkasa menjawab pertanyaan itu melalui komunikasi yang berhasil terhubung, lalu ia melanjutkan:

(—Satelit Jarak dan Waktu masih berfungsi secara normal.)

...

“Satelit pemantau memberikan laporan data, diameter tornado meningkat dua meter per lima detik. Kecepatan angin 120 kilometer per jam, kemungkinan masih akan terjadi peningkatan. Di tambah, pergerakan tornado mengarah persis ke roket!”

(Apa ada tanda-tanda tornado itu akan berhenti dalam waktu dekat?)

“Tidak ada, justru yang akan terjadi sebaliknya. Entah kenapa, tornado itu malah semakin membesar dari waktu ke waktu.”

Komunikasi yang terjalin dengan sangat baik diantara Kitatsuma dan para kru. Tidak membuat permasalahan yang mereka hadapi akan segera selesai. Hanya bisa menunggu apa yang mereka sebut dengan “takdir” berpihak kepada mereka kembali.

...

“Bagaimana dampaknya terhadap roket?”

(Tergantung, setidaknya roket masih bisa bertahan lima menit dalam tornado dengan kecepatan 210 km/jam. Namun, menurut perhitungan data, sepertinya durasi angin tornado ini akan terus berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi, mustahil untuk roket dapat bertahan.)

Kitatsuma hanya bisa terdiam, diam-diam dirinya berusaha memikirkan solusi akan masalah yang dihadapinya.

...

“Sinyal komunikasi berhasil dipulihkan, menghubungkan JRS-Ultra.”

Salah satu kru bagian komunikasi melaporkan statusnya.

Dengan tegas dirinya berkata, dan di luar perintah yang akan diberikan, mereka berusaha menghubungi roket.

Mereka berlima melihat aktivitas angin yang dimaksud tengah terpampang jelas di layar monitor yang menggantung milik Okumura.

“Rasanya, pergerakan aktivitas angin ini terlihat tidak asing bagiku, apa kalian memikirkan seperti yang aku maksud?”

Ojima bertanya kepada semua rekannya sesama awak astronaut.

Tampilan di dalam monitor yang tergambarkan tidak asing bagi mereka. Gambaran yang terlihat seperti lingkaran kecil yang terfokuskan, bahkan mungkin, bagi orang awam sekali pun mereka langsung tahu, apa yang dimaksud olehnya.

“Maksudmu, seperti angin tornado?”

Miura menanggapi pertanyaan Ojima, sambil jari tangan kanannya yang dibentuk seakan sedang berpikir yang diletakkannya di depan kaca helm—lebih tepatnya di depan dagu.

“Benar, itulah yang kumaksud.”

“Apa hanya perasaanku saja, dengan jarak segitu, aku tidak dapat melihatnya sewaktu di luar.”

Ishikawa ikut ke dalam pembicaraan, dirinya baru saja menyatakan sesuatu.

Namun anehnya tidak ada balasan setelahnya. Semuanya hanya bisa terdiam merenungi bagaimana nasib mereka ke depannya.

“Komandan? Apa perintahmu?”

“Untuk saat ini, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Markas akan sepenuhnya beroperasi setelah 24 jam, dan ada kemungkinan juga, kalau pengiriman bahan bakar roket dibatalkan karena tornado ini.”

Untuk alasan keamanan dan keselamatan para awak astronaut, roket tidak diperbolehkan untuk terbang kembali. Mengingat bahan bakar roket tidaklah cukup untuk benar-benar sampai ke stasiun ruang angkasa dan melekatkannya kembali di sana. Maka dari itu, pilihan mereka untuk saat ini adalah tetap tinggal di dalam roket.

Meski begitu, hukum alam di luar sana menyadarkan mereka bahwasannya kondisi mereka saat ini tidak lain sedang berdiri tepat di antara dua kemungkinan terburuk.

“Semuanya, aku dapat melihat tornado itu!”

Entah sejak kapan dirinya sudah berada di sana, Ojima Akihito berseru sambil berdiri melihat ke arah luar jendela roket. Tindakannya membuat semua kru tersadar, mereka pun segera melihatnya melalui jendela roket berukuran sedang.

“Itu tornado yang cukup membuatku khawatir!”

Peristiwa yang tidak biasanya telah mereka saksikan secara langsung.

Angin tornado itu membuat sekitarnya menjadi gelap, pasir maupun debu di planet itu, tidak lain yang membuat hal itu mungkin terjadi.

“Miura-kun, hubungkan komunikasi kepada Kendali Misi!”

“Baik!”

“Okumura-kun, analisa dampak dari tornado kepada roket!”

“Dimengerti!”

“Sisanya, Ojima-kun dan Ishikawa-kun. Kalian tetap bersiaga di tempat kalian masing-masing! Sebisa mungkin, kita akan bertahan di dalam roket, selama tornado berlangsung!”

“Tetapi komandan, bagaimana dengan markas?”

“Kita pikirkan itu saja nanti. Saat ini, pikirkanlah bagaimana kita nanti bisa kembali ke stasiun ruang angkasa dan pulang kembali ke Bumi.”

“Komandan, ada panggilan masuk, sepertinya ini dari markas utama Mars milik Amerika.”

“Hubungkan komunikasi!”

“Baik!”

Di Kendali Misi.

“Kendali Misi kepada JRS-Ultra, apa kalian menerimanya? Diulangi, Kendali Misi kepada JRS-Ultra, apa kalian menerimanya?”

Komunikasi masih diusahakan agar dapat terhubung.

“Pergerakan angin tornado semakin dekat dengan roket!”

“Kendali Misi mendeteksi kalau adanya sinyal komunikasi lain yang turut menghubungi roket.”

Sementara Kendali Satelit Pemantau melaporkan statusnya. Bersamaan dengan itu, Kendali Misi menangkap adanya sinyal pihak ketiga diantara mereka.

(Bisa diidentifikasi saluran komunikasi itu?)

Kitatsuma bertanya, kepada salah satu kru bagian komunikasi.

...

(Tidak salah lagi, ini dari markas Mars milik Amerika.)

—Amerika? Benar juga, aku sampai melupakan kalau mereka sudah terlebih dahulu membangun markasnya di sana. Kalau misal, komunikasi mereka menyangkut operasi penyelamatan awak astronot oleh Amerika. Kemungkinan awak astronot selamat tinggi. Tetapi, dengan jarak sepuluh kilometer antara mereka, ditambah angin tornado yang sedang terjadi. Waktu mereka tidaklah cukup!

Negara Jepang bisa dikatakan menjadi negara kedua setelah Amerika dalam hal “mendaratkan manusia” di planet Mars.

Ini tidak termasuk membangun sebuah markas di planet itu.

Saat ini, hanya negara Amerika Serikat saja-lah yang berhasil membangun sebuah markas di luar planet Bumi.

Meski ada jeda waktu dari keberangkatan kedua negara itu untuk membangun sebuah markas di sana dan perlahan menumbuhkan populasi manusia di planet itu. Akan tetapi, mengetahui fakta tersebut saja sudah membuat Jepang bangga akan pencapaian yang berhasil mereka lakukan.

Dikatakan demikian, itu tidak membuat Jepang begitu saja melupakan apa yang saat ini sedang terjadi kepada negaranya.

[Mengkalkulasi durasi, pergerakan angin tornado ke arah roket, sepuluh menit.]

*Zezztt… zezztt… zezztt...*

[Satelit berada di luar jangkauan.]

[Satelit berada di luar jangkauan.]

Tiba-tiba suara sistem berbunyi, bersamaan dengan sebagian layar monitor—itu hampir keseluruhan totalnya tidak berfungsi. Atau bisa dibilang, seperti habis terkena ledakan gelombang elektromagnetik, lalu berujung error dengan berlatarkan tulisan “connection lost” dan sebagian besar mati total.

Ini kasusnya lebih parah dari yang sebelumnya.

Bahkan, komunikasi mereka tidak dapat menjangkaunya, data status yang dimiliki roket pun hilang, berlatarkan warna hitam pekat, satelit pemantau pun kembali mengalaminya.

“Lagi?”

“Tidak, sepertinya ini lebih parah, bahkan komunikasi tidak mendapatkan informasi roket.”

“Bagaimana ini?”

“Segera berikan laporannya!”

“Mustahil!”

Lagi dan lagi, mereka terpaksa dihadapkan dengan hukum alam yang tidak wajar di luar sana.

Lalu,

Sudah lebih dari setengah jam hanya untuk berusaha berkomunikasi dengan roket. Namun, mereka masih tidak dapat melakukannya. Sepertinya mereka memang harus menghadapi realita yang terjadi.

Hiruk-pikuk orang-orang yang ada di tempat itu seketika pecah makin menjadi-jadi.

Lagi, beberapa jam telah berlalu—mereka yang masih tetap berusaha untuk menghubungkan komunikasi roket kembali. Lantas mereka pun masih belum bisa menemukan titik temu yang pasti dengan komunikasi.

Bersambung...

Next. Chapter 003 : Keseharianku Yang Biasanya.

By, Wafi Shizukesa.

Like dan jadikan favorit novel Author di rak buku kamu ya... salam hangat. 🤗✌️

\==========================

Episodes
1 Prolog
2 [Prolog] + Chapter 001 : Misi Ruang Angkasa
3 Chapter 001. 2
4 Chapter 001. 3
5 Chapter 002 : Misi Ruang Angkasa. Bagian 2
6 Chapter 002. 2
7 Chapter 003 : Keseharianku Yang Biasanya
8 Chapter 003. 2
9 Chapter 004 _ Gadis Yang Ceroboh
10 Chapter 004. 2
11 Chapter 004 : Gadis Yang Ceroboh?
12 Chapter 004. 2
13 Chapter 005 : Pertama Kali Aku Melihatnya
14 Chapter 005. 2
15 Chapter 006 : Mencari Tahu Asal Mula Pedang di Dalam Meteorit
16 Chapter 006. 2
17 Chapter 006. 3
18 Chapter 007 : Aku Menunjukan Pedang Itu Kepada Ayah
19 Chapter 007. 2
20 Chapter 008 : Kehadirannya Yang Berlandaskan Sebuah Konflik, Katanya?
21 Chapter 009 : Ambisi Manusia dan Pertentangan
22 Chapter 009. 2
23 Chapter 010 : Destinasi, Planet Bumi
24 Chapter 011 : Siswa Populer
25 Chapter 011. 2
26 Chapter 012 : "Jadi kamu masih menganggap aku adalah makhluk yang berbahaya, ya?"
27 Chapter 013 : "Aku rasa alien bisa melakukan segalanya."
28 Chapter 014 : Rencana Berlatih Pedang dan Sebuah Kekuatan
29 Chapter 014. 2
30 Chapter 015 : Masa Lalu Murakami Tesuba
31 Chapter 016 : Masa Lalu Murakami Tesuba. Bagian 2
32 Chapter 016. 2
33 Chapter 017 : Mengunjungi Tempat Kerja Ayah
34 Chapter 017. 2
35 Chapter 018 : Kantin Perusahaan
36 Chapter 018. 2
37 Chapter 019 : Anggota Keluarganya Bertambah, Sementara?
38 Chapter 019. 2
39 Epilog
40 !Pengumuman!
41 [END] Volume 001 : Meteorit Jatuh dan Humanoid Nanoteknologi | Kata Penutup
42 [Prolog] + Chapter 001 : "Percayalah dengan rekanmu!"
43 Chapter 001.2
44 Chapter 002 : Kejadian di Saat Hujan
45 Chapter 002.2
46 Chapter 002.3
47 Chapter 003 : Mengerjakan Tugas Sekolah Bersama Kagura
48 Chapter 003.2
49 Chapter 004 : Libur Musim Panas dan Tokyo
50 Chapter 004.2
51 Chapter 004.3
52 Chapter 005 : Berhadapan Dengan Tindak Kejahatan
53 Chapter 005.2
54 Chapter 006 : Kelompok Penculikan dan Perdagangan Anak Kecil
55 Chapter 006.2
56 Chapter 007 : Berkedok Sebuah Penculikan
57 Chapter 008 : Sang Malaikat Kecil
58 Chapter 008.2
59 Chapter 009 : Kamera Pengawas Tersembunyi
60 Chapter 009.2
61 Chapter 010 : Keluarga
62 Chapter 011 : Memenuhi Undangan Isao
63 Chapter 011.2
64 Chapter 012 : Pembuktian
65 Chapter 012.2
66 Chapter 013 : Pembuktian. Bagian 2
67 Chapter 014 : Wawancara
68 Chapter 014.2
69 Chapter 015 : Berbagai Pertanyaan Dilontarkan
70 Chapter 015.2
71 Chapter 016 : Latihan Tersembunyi Yang Diketahui
72 Chapter 016.2
73 Chapter 016.3
74 Chapter 017 : Perlawanan Yang Tidak Seimbang
75 Chapter 017.2
76 Chapter 018 : Humanoid Nanoteknologi Yang Tidak Dikenal
77 Chapter 019 : “Prioritaskan tawaran yang aku perintahkan!”
78 Chapter 019.2
79 Epilog
80 Epilog.02
81 [Vol. 003. Ch. 00] Prolog
82 [Vol. 003 Ch. 001] Keadilan Sesungguhnya Dalam Kehiudpan
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog
2
[Prolog] + Chapter 001 : Misi Ruang Angkasa
3
Chapter 001. 2
4
Chapter 001. 3
5
Chapter 002 : Misi Ruang Angkasa. Bagian 2
6
Chapter 002. 2
7
Chapter 003 : Keseharianku Yang Biasanya
8
Chapter 003. 2
9
Chapter 004 _ Gadis Yang Ceroboh
10
Chapter 004. 2
11
Chapter 004 : Gadis Yang Ceroboh?
12
Chapter 004. 2
13
Chapter 005 : Pertama Kali Aku Melihatnya
14
Chapter 005. 2
15
Chapter 006 : Mencari Tahu Asal Mula Pedang di Dalam Meteorit
16
Chapter 006. 2
17
Chapter 006. 3
18
Chapter 007 : Aku Menunjukan Pedang Itu Kepada Ayah
19
Chapter 007. 2
20
Chapter 008 : Kehadirannya Yang Berlandaskan Sebuah Konflik, Katanya?
21
Chapter 009 : Ambisi Manusia dan Pertentangan
22
Chapter 009. 2
23
Chapter 010 : Destinasi, Planet Bumi
24
Chapter 011 : Siswa Populer
25
Chapter 011. 2
26
Chapter 012 : "Jadi kamu masih menganggap aku adalah makhluk yang berbahaya, ya?"
27
Chapter 013 : "Aku rasa alien bisa melakukan segalanya."
28
Chapter 014 : Rencana Berlatih Pedang dan Sebuah Kekuatan
29
Chapter 014. 2
30
Chapter 015 : Masa Lalu Murakami Tesuba
31
Chapter 016 : Masa Lalu Murakami Tesuba. Bagian 2
32
Chapter 016. 2
33
Chapter 017 : Mengunjungi Tempat Kerja Ayah
34
Chapter 017. 2
35
Chapter 018 : Kantin Perusahaan
36
Chapter 018. 2
37
Chapter 019 : Anggota Keluarganya Bertambah, Sementara?
38
Chapter 019. 2
39
Epilog
40
!Pengumuman!
41
[END] Volume 001 : Meteorit Jatuh dan Humanoid Nanoteknologi | Kata Penutup
42
[Prolog] + Chapter 001 : "Percayalah dengan rekanmu!"
43
Chapter 001.2
44
Chapter 002 : Kejadian di Saat Hujan
45
Chapter 002.2
46
Chapter 002.3
47
Chapter 003 : Mengerjakan Tugas Sekolah Bersama Kagura
48
Chapter 003.2
49
Chapter 004 : Libur Musim Panas dan Tokyo
50
Chapter 004.2
51
Chapter 004.3
52
Chapter 005 : Berhadapan Dengan Tindak Kejahatan
53
Chapter 005.2
54
Chapter 006 : Kelompok Penculikan dan Perdagangan Anak Kecil
55
Chapter 006.2
56
Chapter 007 : Berkedok Sebuah Penculikan
57
Chapter 008 : Sang Malaikat Kecil
58
Chapter 008.2
59
Chapter 009 : Kamera Pengawas Tersembunyi
60
Chapter 009.2
61
Chapter 010 : Keluarga
62
Chapter 011 : Memenuhi Undangan Isao
63
Chapter 011.2
64
Chapter 012 : Pembuktian
65
Chapter 012.2
66
Chapter 013 : Pembuktian. Bagian 2
67
Chapter 014 : Wawancara
68
Chapter 014.2
69
Chapter 015 : Berbagai Pertanyaan Dilontarkan
70
Chapter 015.2
71
Chapter 016 : Latihan Tersembunyi Yang Diketahui
72
Chapter 016.2
73
Chapter 016.3
74
Chapter 017 : Perlawanan Yang Tidak Seimbang
75
Chapter 017.2
76
Chapter 018 : Humanoid Nanoteknologi Yang Tidak Dikenal
77
Chapter 019 : “Prioritaskan tawaran yang aku perintahkan!”
78
Chapter 019.2
79
Epilog
80
Epilog.02
81
[Vol. 003. Ch. 00] Prolog
82
[Vol. 003 Ch. 001] Keadilan Sesungguhnya Dalam Kehiudpan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!