...
“Oi, Ojima! Semangat! Kami mengandalkanmu, loh!”
“Ha, apa yang kamu bicarakan? Tugasku disini hanyalah sebagai co-pilotmu. Jangan bilang kepadaku kalau kamu sudah lupa apa posisiku di sini?”
“…”
Selagi hitungan mundur oleh Miura dan suara sistem berbunyi *nit\, nit\, nit..* menghiasi keheningan. Ojima dan Okumura—tidak\, bahkan semua awak roket dan semua orang yang ikut terlibat dalam misi yang bahkan bisa dikatakan bersejarah bagi negara Jepang ini.
Mereka sudah siap untuk melakukan pendaratan pertamanya di planet Mars.
“...sepuluh, sembilan...”
“Ketinggian 4.200 meter, jarak 723 meter ke titik target pendaratan.”
“...enam, lima...”
“Pindah manual, penyesuaian tempat duduk untuk awak satu, dua, dan lima, posisi roket vertikal.”
Satu persatu, tuas kecil diaktifkan menyisakan dua tuas yang tidak diaktifkan secara manual.
Penyesuaian arah posisi duduk awak roket, yang mana itulah fungsi daripada tuas tersebut.
Komandan, Miura, Ishikawa, kini posisi di mana mereka duduk dan menghadap telah berubah. Perubahan itu membuat mereka terpaksa diperlihatkan dasbor roket yang mencangkup beberapa tombol sistem dan sebuah layar monitor. Dengan jarak ruang kosong yang cukup memisahkan antara keduanya.
“...dua, satu... manuver dilakukan!”
*Klik.*
*Buussshhh...*
Ojima mengaktifkan tombol di sebelah samping atas kanannya.
Itu merupakan pemicu OMS agar dapat diaktifkan.
Perlahan, roket itu berubah posisinya menjadi vertikal.
Walaupun demikian, tetapi, sekali saja tidak cukup untuk dilakukan. Yah, tidak ada batasan berapa kali kau menembakkannya, saat posisi roket cukup stabil, lebih baik kau menghentikannya.
[Posisi roket 0,5 derajat.]
“Baiklah, semuanya! Persiapan roket untuk mendarat.”
Komandan berseru, roket itu dengan perlahan jatuh di atas ketinggian yang cukup tinggi.
“Ketinggian 2.460 meter.”
Ishikawa melaporkan statusnya, roket itu masih terjun bebas di udara.
“Ketinggian 2.000 meter.”
“Okumura-kun, sekarang!”
Komandan berseru memerintah.
*Nit.*
*Buussshhh...*
Tanpa sepatah pun kata-kata.
Okumura tinggal gilirannya, kedua tangannya menggenggam semacam stik kontrol dengan sigap ibu jarinya menekan tombol tepat di atas stik kontrol yang digenggamnya, sebagai pemantik pendorong roket agar aktif.
“Ketinggian 1.600 meter.”
...
Di Kendali Misi.
(Ketinggian 1.200 meter.)
*Zezztt.*
[Satelit berada di luar jangkauan!]
Tiba-tiba suara sistem berbunyi, bersamaan dengan itu, tulisan “connection lost” dengan jelas terpampang di beberapa kumpulan layar monitor utama dan layar monitor komputer, terutama di bagian satelit pemantauan.
“Kenapa? Ada apa ini?”
“Satelit tidak mengirimkan data roket kepada Kendali Misi!”
“Bagaimana bisa?”
(Ketinggian 800 meter.)
(Parasut roket diaktifkan.)
Laporan Ishikawa dan Miura menghiasi kepanikan yang terjadi di Kendali Misi.
...
Sementara kepanikan sedang berlangsung, Kitatsuma yang sedang terduduk, dengan dihadapkan komputer berlatarkan tulisan ‘connection lost’, dirinya mencoba untuk tetap tenang menanggapinya.
—Koneksi terputus? Sebenarnya apa yang telah terjadi?
Kitatsuma berkata dalam pikirannya, lalu seketika dirinya teringat akan satu hal.
“Status! Bagaimana Origami 01 dan 02!?”
(Origami 01, aman!)
(Origami 02, aman!)
Laporan yang menunjukkan kabar baik, Kitatsuma pun segera bangun dari tempat duduknya.
“Semuanya, mohon jangan panik! Kendali Misi hanya kehilangan sinyal satelit pemantau, Kendali Satelit Pemantau akan berusaha menghubungkannya kembali secepatnya. Kemudian kabar baik, Origami 01 dan 02 kini telah berhasil mendarat dengan sempurna.”
Kitatsuma berdiri, dengan lantang ia mencoba menjelaskan, dan berusaha mencairkan suasana setelah apa yang telah terjadi dengan sebuah kabar baik.
Mereka masih menunggu skenario alam dapat memihak kembali kepada mereka.
...
Kembali kepada momen pendaratan mereka di Mars.
*Buussshhh...*
Di luar roket, pendorong masih di aktifkan.
“Ketinggian 90 meter.”
“Mars, kami datang, loh!”
Perlahan tetapi pasti, ketinggiannya terbilang cukup rendah untuk sebuah roket luar angkasa.
Bagian 3
(Ketinggian tiga puluh meter.)
Lagi, Ishikawa melaporkan statusnya.
Semua pegawai yang terlibat di sana, berharap cemas menantikan pendaratan roket mereka di Mars. Tidak terkecuali Kitatsuma Kamoto. Dirinya terdiam berdiri, bersamaan dengan sebagian kru lainnya, sambil pandangannya melihat ke arah depan, sebuah layar besar yang sebagian monitor di sana telah mengalami blank error dan dalam kasus ini hanyalah data satelit pemantau yang terkena.
Pegawai-pegawai di sana telah memahaminya, kalau mereka tidak harus selalu bergantung kepada satelit pemantau. Dan beruntungnya, walaupun mereka tidak pernah mengharapkan hal itu terjadi. Namun semuanya seakan telah tertulis dalam sebuah buku “kemungkinan yang terjadi”, lalu mereka pun mulai belajar dari sana.
“Direktur, bagaimana? Apa kami perlu melaporkan masalah ini kepada awak roket?”
“Jangan! Mereka tidak ada hubungannya dengan ini! Saat ini, mereka hanya perlu fokus dengan pekerjaannya.”
Mereka hanya bisa menunggu, sinyal satelit pemantau bisa kembali membaik.
(Ketinggian sepuluh meter.)
[Menghitung mundur pendaratan roket dalam, tiga, dua…]
(Ketinggian dua meter.)
[…satu, nol.]
“““……”””
[Pendaratan roket di planet Mars, berhasil dilakukan. Pendaratan roket di planet Mars, berhasil dilakukan.]
“““……”””
Walaupun pemberitahuan sistem telah dikumandangkan dengan jelas, mereka sepertinya masih belum puas dengan jawabannya.
Sepatah kata pun, tidak berani dikeluarkan untuk merayakan keberhasilannya.
Melihat ketegangan yang terjadi, Kitatsuma mencoba untuk mencairkan suasana.
“Bagaimana status roket?”
“Roket aman, tidak ada kerusakan yang terjadi, direktur!”
“Komunikasi—”
*Zezztt.*
(Kepada kendali misi, JRS-Ultra telah berhasil melakukan pendaratannya. Diulangi, JRS-Ultra telah berhasil melakukan pendaratannya di planet Mars.)
“““Woahhh.... berhasil!!”””
“Syukurlah, setelah semua yang kita lakukan, akhirnya kerja keras kita tidak sia-sia.”
Miura melaporkan statusnya, seketika memecahkan keheningan.
Sorak-sorai bahagia terlihat terekspresikan jelas oleh seluruh pegawai dan pihak yang terlibat.
Setelah lebih dua bulan, menjalankan project perjalanan ruang angkasa menuju planet Mars, yang tentu saja salah satunya melibatkan banyaknya lima orang astronaut. Mereka pantas mendapatkan kebahagiaan itu.
“Sinyal satelit berhasil dipulihkan, memang benar, roket berhasil mendarat dengan aman!”
Setelah mendengar laporan, salah satu pegawai di bagian satelit pemantau, Kitatsuma kembali duduk mengecek layar komputernya.
Perkataannya benar, sesuai dengan rekaman langsung yang diambil, seakan baru melampiaskan kebahagiaannya, Kitatsuma mencoba menahan air mata bahagianya. Namun, dirinya tidak mahir melakukannya, dia pun menundukkan wajahnya dan membiarkan luapan tangis emosionalnya menetes.
Kitatsuma Kamoto.
Seorang wakil direktur yang ditinggalkan oleh direkturnya, yang telah pergi meninggalkan planet Bumi untuk menjalankan misi itu.
Yang ia tahu, alasan mengapa direktur ‘Misi Mars’ mengikutsertakan dirinya, ialah karena paksaan dari direktur Japan Space and Intergalactic Agency, JSIA. Setidaknya, itulah yang ia ketahui. Walaupun, direktur ‘Misi Mars’ sendiri telah mengklarifikasi, kalau tidak ada paksaan baginya dalam menjalankan project itu.
Bersambung...
Next. Chapter 002 : Misi Ruang Angkasa. Bagian 2.
By, Wafi Shizukesa.
Like dan jadikan favorit novel Author di rak buku kamu ya... salam hangat. 🤗✌️
\==========================
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments